news-card-video
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Tahapan Perkembangan Bermain pada Anak yang Perlu Ibu Tahu

11 Januari 2023 10:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak memiliki tahapan perkembangan bermain yang berbeda-beda. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Anak memiliki tahapan perkembangan bermain yang berbeda-beda. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Mama sudah tahu belum kalau perkembangan bermain anak terbagi dalam beberapa tahap? Tahapan perkembangan bermain anak ini terdiri dari 6 tahapan. Setiap tahapan memiliki ciri dan karakteristik tertentu loh, Ma.
ADVERTISEMENT
Tahapan perkembangan bermain anak adalah teori yang dikemukakan oleh Mildred Parten Newhall. Dalam teori ini, Parten mendeskripsikan bagaimana anak belajar bermain sesuai tahapan perkembangannya.
Sebagai orang tua, Mama tentunya perlu memahami tahapan perkembangan bermain si kecil, mengingat bermain merupakan aktivitas penting dalam tumbuh-kembang anak.
Dengan memahami tahapan perkembangan bermain anak, Mama juga akan tahu sejauh mana kemampuan anak dalam melakukan suatu permainan dan memantau kemampuan kognitif anak Mama.
Bagi Mama yang ingin mengetahui tahapan perkembangan bermain anak, yuk simak penjelasan di bawah ini.

Tahapan Perkembangan Bermain

Salah satu tahapan perkembangan bermain pada anak adalah solitary play. Foto: Pexels.com
Dirangkum dari laman Very Well Family, berikut berbagai tahapan perkembangan bermain anak.

1. Unoccupied Play

Unoccupied Play adalah tahapan ketika anak bermain dengan membuat gerakan acak yang tidak bertujuan. Tahapan ini biasanya dimulai dari sejak lahir hingga anak berusia 3 bulan.
ADVERTISEMENT
Meskipun tampak tidak seperti bermain, anak pada tahapan ini sering mengamati lingkungan sekitarnya kemudian membuat gerakan-gerakan tertentu dan tidak teratur.
Pada tahapan ini, Mama tidak perlu melakukan sesuatu untuk merangsang anak bermain. Anak Mama akan melakukannya secara naluriah.
Walaupun demikian, penting ya Ma untuk membiarkan anak Mama mengeksplorasi dan mencoba berbagai gerakan, seperti menggoyangkan tangan dan kaki mereka di udara.

2. Solitary Play

Solitary Play adalah tahapan di mana anak Mama mulai menunjukkan kemandiriannya. Ia akan mulai mencari kesenangan dan permainan sederhana dan tidak terstruktur untuk membuat dirinya senang.
Solitary Play biasanya terjadi pada anak di bawah umur 5 tahun. Pada tahap ini, anak Mama akan mulai berinteraksi dengan mainan yang bisa dimainkan seorang diri, seperti boneka, mobil-mobilan, balok, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Karakteristik utama dari tahapan ini adalah anak memiliki fokus dan perhatian yang lama pada suatu permainan dan tidak tertarik pada anak lain ketika bermain.

3. Onlooker Play

Pada tahapan ini, anak akan melihat dan mengamati teman sebayanya dalam bermain, tetapi belum ikut serta dalam permainan tersebut. Anak juga mungkin sering memperhatikan apa yang dilakukan orang dewasa pada tahapan ini.
Selama menonton suatu permainan, anak akan mengamati, mengolah, kemudian memahami apa yang ia lihat. Hal ini membantu anak Mama belajar untuk meningkatkan kemampuannya.
Maka dari itu, Mama tidak boleh mengabaikan tahapan perkembangan ini. Sebab, tahapan ini adalah tahapan persiapan diri untuk melakukan permainan yang ia lihat nantinya.

4. Parallel Play

Parallel play adalah tahapan ketika anak berada di ruangan yang sama dengan temannya, tetapi tidak bermain bersama. Foto: Pexels.com
Jika Mama melihat anaknya berada dalam ruangan dan mainan yang sama dengan teman sebayanya, tetapi tidak bermain bersama, anak Mama mungkin sedang dalam tahapan parallel play. Ini bukan berarti bahwa mereka tidak menyukai satu salam lain, tetapi mereka memiliki dunia kecil mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Pada tahapan ini, anak-anak tidak mencoba untuk memengaruhi satu sama lain. Mereka melakukan eksplorasi dan pengamatan sendiri. Komunikasi yang terjalin dengan anak lainnya pun sangat minim.

5. Associative Play

Berbeda pada tahapan sebelumnya, pada tahapan associative play, anak Mama akan mulai mengakui keberadaan anak lain serta bekerja sama. Tahapan ini biasanya terjadi pada anak berusia 5 tahun ke atas.
Ciri utama dari tahapan ini adalah anak mulai mengakui adanya sosok teman dalam bermain. Namun, mereka belum sama-sama melakukan suatu permainan yang sama.
Contohnya, ketika mereka bersama bermain lego, mereka akan berkomunikasi satu sama lain, tetapi untuk membangunnya, mereka mengerjakan sendiri.
Pada tahapan ini, anak Mama mungkin akan bertanya, seperti "Apa yang harus kita buat hari ini?", "Ada pensil warna biru tidak ya? saya mau pinjam", "Bagaimana kalau kita membangun balok yang sangat besar?"
ADVERTISEMENT

6. Cooperative Play

Tahapan perkembangan bermain anak selanjutnya adalah cooperative play. Tahapan ini ditandai dengan anak mulai bekerja sama dalam permainan yang melibatkan kerja sama dengan orang lain serta berbagi tujuan yang sama selama bermain.
Tahapan ini biasanya terjadi pada anak yang berusia di atas 5 tahun. Pada tahapan ini, anak Mama akan belajar untuk mengembangkan keterampilan sosialnya, seperti mulai mengalah, sabar menunggu giliran, berkompromi, berdiskusi, menerima pendapat orang lain, dan lain-lain.
Itulah tahapan perkembangan bermain anak. Anak bisa saja kembali ke tahapan sebelumnya tergantung kondisi dan suasana hati yang ia rasakan.
Mama bisa memantau sikap dan kemampuan anak dengan memahami perkembangan bermain anak, tetapi hal ini tidak bisa dijadikan landasan apakah anak Mama memiliki karakter yang khas atau berbeda dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
(SAI)