Vitamin Penambah Nafsu Makan Anak, Bolehkah Dikonsumsi Si Kecil?

Konten dari Pengguna
9 September 2021 13:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suplemen vitamin. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suplemen vitamin. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, anak bungsu Mama mulai menunjukkan gerak-gerik sulit makan sampai-sampai Mama terpikirkan untuk memberi vitamin penambah nafsu makan anak.
ADVERTISEMENT
Namun, baru saja melihat beberapa rekomendasi produk vitamin yang satu itu dan meminta pendapat suami, dia bertanya kepada Mama, “Emangnya boleh buat anak-anak?”
Setelahnya, Mama langsung beralih mencari tahu terlebih dahulu tentang boleh atau enggaknya si kecil mengonsumsi vitamin penambah nafsu makan anak.
Bagi Mama-Mama yang punya masalah serupa dan juga sama bingungnya, berikut ini informasi yang perlu untuk kita pahami, ya.

Bolehkah Si Kecil Mengonsumsi Vitamin Penambah Nafsu Makan Anak?

Ilustrasi ibu mendampingi anak makan. Foto: Freepik
Ternyata Ma, dari dua sumber yang Mama temukan, yaitu Mayo Clinic dan Healthline, keduanya menegaskan bahwa anak enggak membutuhkan suplemen vitamin apa pun ketika ia sehat dan bertumbuh secara normal.
Ketika anak mengalami kesulitan makan, itu bukan selalu berarti bahwa mereka kekurangan nutrisi sehingga butuh ditunjang dengan suplemen. Faktanya, banyak makanan umum, termasuk sereal, susu, hingga jus jeruk yang diperkaya nutrisi penting, seperti vitamin B, vitamin D, kalsium, dan zat besi.
ADVERTISEMENT
Jadi, walaupun sulit makan, anak kita mungkin saja telah mendapatkan lebih banyak vitamin dan mineral dari yang bisa kita bayangkan, Ma. Selain itu, Mayo Clinic juga menerangkan bahwa konsumsi suplemen vitamin bisa memiliki risiko, terlebih bila dalam dosis berlebih, itu justru akan menjadi racun.
Ilustrasi suplemen vitamin. Foto: Freepik
Untuk itu, pemberian vitamin penambah nafsu makan sebaiknya dikonsumsi setelah berkonsultasi kepada dokter untuk memastikan kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh anak kita yang sulit makan sudah terpenuhi atau belum.
Suplemen vitamin itu baru dibutuhkan bila pertumbuhan fisik dan perkembangan anak lambat, memiliki penyakit kronis, alergi makanan, hingga memiliki diet ketat karena kondisi tertentu.
Intinya, jangan ceroboh seperti Mama yang langsung mencari produk vitamin penambah nafsu makan anak tanpa melibatkan dokter ya, Ma. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga memberikan panduan untuk menentukan kapan waktu yang tepat berkonsultasi kepada dokter saat anak enggak nafsu makan.
Ilustrasi anak makan makanan tidak bergizi. Foto: Freepik
Ada beberapa pertanyaan yang diajukan, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Bila salah satu pertanyaan itu mendapatkan jawaban “iya”, IDAI menyarankan para orang tua untuk segera berkonsultasi kepada dokter.

Cara Menambah Nafsu Makan Anak

Ilustrasi anak makan dengan lahap. Foto: Freepik
Tapi, jika anak enggak menunjukkan gejala bermasalah seperti dalam pertanyaan di atas, IDAI memberikan beberapa cara mengatasi masalah anak yang enggak nafsu makan.
1. Berkomunikasi
Pendekatan untuk mengatasi masalah nafsu makan ini harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik anak ya, Ma. Bila si kecil sudah bisa diajak berkomunikasi, tanyakan apa masalah yang ada pada makanan dan mengapa mereka enggak mau makan.
ADVERTISEMENT
2. Cari Tahu Makanan Kesukaannya
Cara kedua yang bisa Mama-Mama coba adalah mencari tahu makanan kesukaan anak dan makanan yang kurang disukai oleh mereka.
Selanjutnya, perhatikan pula variasi makanan yang diberikan ke anak, ya. Bisa jadi, permasalahan ada pada makanan yang itu-itu saja sehingga anak merasa bosan.
3. Berikan Jadwal Makan yang Teratur
Dengan jadwal yang berjarak minimal 3 jam di antara setiap kali makan, kita dapat menimbulkan siklus lapar dan kenyang sehingga anak akan makan cukup saat waktunya makan.
Menurut IDAI, jumlah pemberian makan ideal per hari adalah sekitar 6 – 8 kali berdasarkan usia anak.
Ilustrasi anak makan bersama keluarga. Foto: Freepik
4. Cermati Tipe Makanan
Hindari pemberian susu terlalu banyak, Ma. Susu terlalu banyak sudah pasti akan mengurangi nafsu makan anak karena mereka sudah akan merasa terlalu kenyang untuk makan dengan porsi yang cukup.
ADVERTISEMENT
Untuk gambarannya, anak 6 – 8 bulan disarankan diberikan MPASI 2 kali dalam sehari dan ASI 6 kali sehari. Sementara anak usia 9 – 11 bulan disarankan 4 kali MPASI dan 4 kali pemberian ASI. Bagi anak usia 12 bulan ke atas, disarankan pemberian 6 kali MPASI dan 2 kali ASI.
5. Berikan Contoh
Ajaklah anak duduk bersama di meja makan pada saat keluarga makan malam. Mereka akan mulai memerhatikan proses makan dan akan muncul ketertarikan untuk mencoba makanan yang tersedia.
Perhatikan juga apakah Mama atau pasangan mempunyai kebiasaan buruk dalam memilih-milih makanan. Kalau iya, kemungkinan anak meniru kebiasaan buruk tersebut.
Ilustrasi memasak bersama anak. Foto: Freepik
6. Hindari Bermain Waktu Makan
Hindari kegiatan makan diikutkan dengan kegiatan bermain ya, Ma. Lebih baik, buatlah proses makan menyenangkan dengan memberikan mereka variasi makanan ke dalam berbagai warna dan bentuk. Kamu juga bisa mengajak mereka memasak bersama.
ADVERTISEMENT
Sekianlah informasi yang bisa Mama bagikan kali ini. Semoga membawa manfaat buat kamu yang membaca, ya!
(TMA)