Konten Media Partner

Curhat Keluarga Pasien yang Tak Kunjung Dioperasi Oleh RSUP Prof Kandou Manado

8 Juni 2025 8:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Konten Media Partner
Curhat Keluarga Pasien yang Tak Kunjung Dioperasi Oleh RSUP Prof Kandou Manado
Seorang pasien di RSUP Prof R D Kandou Manado meninggal usai 2 bulan tak kunjung mendapatkan tindakan operasi. Rumah sakit beralasan jika alat operasi sedang rusak. #publisherstory #manadobacirita
Manado Bacirita
Pasien Gabriel Sineleyan saat mendapatkan perawatan di rumah sakit. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pasien Gabriel Sineleyan saat mendapatkan perawatan di rumah sakit. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
MANADO - Kinerja RSUP Prof R D Kandou Manado menjadi sorotan usai viral seorang pasien bernama Gabriel Sineleyan yang harus menunggu hingga nyaris dua bulan untuk mendapatkan tindakan operasi, dengan alasan karena alat medis yang akan digunakan dalam kondisi rusak.
ADVERTISEMENT
Gabriel akhirnya meninggal dunia karena tak kunjung mendapatkan tindakan operasi. Lebih menyakitkan, Gabriel meninggal usai alat medis yang dikatakan rusak oleh pihak rumah sakit, tiba-tiba dinyatakan sudah bisa digunakan usai viral di media sosial.
Rocky Lumintang, keluarga dari Gabriel akhirnya curhat tentang kondisi yang terjadi hingga akhirnya mereka memilih untuk mengunggah persoalan tersebut ke media sosial.
Menurutnya, Gabriel masuk pertama kali ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Saat itu mereka ke Poli Bedah di RSUP Prof R D Kandou Manado, karena mendapatkan rujukan dari dokter spesialis untuk dilakukan operasi.
Saat itu menurut Rocky, Gabriel walaupun sudah sakit, tapi kondisinya masih stabil. Namun, oleh pihak rumah sakit jika mereka belum bisa melakukan operasi dengan berbagai alasan.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Gabriel akhirnya dirawat sambil menunggu jadwal operasi. Namun, seiring waktu, kondisi Gabriel mulai terjadi penurunan, di mana akhirnya dia harus mendapatkan perawatan intensif. Kondisi ini terjadi satu bulan lebih setelah pertama kali datang untuk dirawat.
Lagi-lagi, pihak rumah sakit tidak memberikan tindakan operasi seperti yang dianjurkan oleh dokter spesialis. Alasannya, alat yang akan digunakan saat operasi dalam keadaan rusak.
Setelah berulang kali bolak-balik menanyakan tentang kejelasan tindakan operasi, akhirnya pihak keluarga bersepakat untuk mengunggah peristiwa itu ke media sosial agar mendapatkan atensi dari masyarakat dan juga pemerintah.
Hal ini menurut Rocky yang merupakan paman Gabriel, dilakukan usai mereka kembali meminta penjelasan ke bagian Humas, tetapi yang didapatkan adalah pernyataan menggantung dan seolah-olah jika alat yang rusak itu sangat sulit diperbaiki dan sulit diadakan.
ADVERTISEMENT
"Waktu ke Humas, penjelasan mereka bahwa alat ini sangat ribet untuk didapatkan karena banyaknya prosedur yang harus dilakukan, sehingga alat ini tidak mungkin dalam waktu dekat akan ada," kata Rocky menirukan penjelasan dari Humas RSUP Prof R D Kandou.
"Mengingat RSUP Prof R D Kandou adalah milik pemerintah, jadi mereka bilang pengurusannya ribet tidak seperti swasta yang mudah didapatkan. Padahal kondisi Gabriel sudah sangat buruk," kata Rocky.
Namun, anehnya menurut Rocky, setelah persoalan ini diunggah ke media sosial dan akhirnya viral, tiba-tiba pihak rumah sakit langsung menyatakan jika alat tersebut sudah ada.
Rocky mengatakan hal itu sungguh aneh, karena kenapa tidak dari dulu ketika kondisi Gabriel masih stabil alat ini diadakan oleh pihak rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Baru setelah Gabriel sudah di ruangan ICU dan tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi baru alat ini ada," ujar Rocky kecewa.
Dan benar saja, setelah satu hari dinyatakan alat operasi sudah ada dan bisa digunakan, Gabriel kemudian meninggal dunia pada Sabtu (7/6).
Sebelumnya, Manajer Humas RSUP Prof Kandou, Ruslianto Urendeng, membenarkan keterangan mengenai kerusakan alat medis yang terjadi. Dijelaskan, jika pihak rumah sakit telah menyampaikan kondisi tersebut kepada pihak keluarga pasien.
“Tim humas sudah melakukan komunikasi dan edukasi kepada pihak keluarga pasien soal kendala yang terjadi,” kata Ruslianto, Kamis (5/6).
Ia menjelaskan, pihak rumah sakit juga telah berupaya maksimal untuk kembali memperbaiki kerusakan alat, sehingga tindakan medis yang diperlukan pasien dapat segera dilakukan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, berdasarkan upaya yang dilakukan rumah sakit, jika pada saat ini atau tepatnya pada Kamis siang hari alat tersebut sudah bisa digunakan, dan pihak rumah sakit juga telah mengkonfirmasi kepada pihak keluarga.
“Hari ini (Kamis 5 Juni 2025) pukul 14.30 Wita, alat medis sudah diperbaiki dan telah tiba di RSUP Prof Kandou,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ruslianto menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan layanan medis kepada pasien dapat segera dilakukan.
“Kami sudah beri tahu pihak keluarga, dan juga telah menunjukkan bukti penerimaan barang sebagai bagian dari transparansi kami,” katanya kembali.