Konten Media Partner

Dialog Peringatan World Suicide Prevention Day: Pentingnya Kesehatan Mental

11 September 2023 5:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dialog yang digelar Komunitas Cegah Bunuh Diri (KCBD) Manado, dalam rangka peringatan World Suicide Prevention Day 2023
zoom-in-whitePerbesar
Dialog yang digelar Komunitas Cegah Bunuh Diri (KCBD) Manado, dalam rangka peringatan World Suicide Prevention Day 2023
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Manado, dr Steaven Dandel, menyebutkan jika kasus bunuh diri, ibarat fenomena gunung es, di mana nampak kecil di permukaan atau yang terlihat tetapi di bawah yang tak terlihat justru sangat besar.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Steaven saat menjadi pemateri dalam dialog yang digelar Komunitas Cegah Bunuh Diri (KCBD), dipandu psikolog, Hanna Monareh, dalam memperingati World Suicide Prevention Day 2023, Sabtu (9/9) akhir pekan.
Menurutnya, secara angka yang dilaporkan ke Dinkes Manado, sejak April sampai September hanya ada sebanyak tiga kasus. Namun, jika ditelusuri lebih mendalam, maka ada jauh lebih banyak dari kasus yang terlaporkan.
"Kasus bunuh diri itu bukan hanya yang gantung diri saja, tetapi ada banyak lainnya. Bisa saja melukai diri sendiri, menabrakkan diri ke kendaraan yang melaju, bahkan sengaja tidak mau makan. Ini yang saya sebut fenomena gunung es, karena kasus seperti itu cenderung tak dilaporkan," kata Steaven.
Diakuinya, masalah tersebut tak kasat mata karena berkaitan dengan kesehatan mental. Tapi, jika tidak diseriusi atau segera ditangani, maka itu sangat berbahaya. Untuk itu, dia mengapresiasi komunitas yang bisa menjadi support system bagi siapa pun.
ADVERTISEMENT
Cliford Kindangen, peserta diskusi kemudian berbagi pengalaman dirinya yang harus melewati situasi berat terkait dengan kesehatan mentalnya. Diceritakannya, dia mengalami perundungan (bullying) hingga kekerasan fisik, hanya karena berat badannya. Dan itu terjadi bertahun-tahun.
"Beruntungnya saya bisa bertemu dengan komunitas ini. Kami saling menguatkan dan bisa melalui semua prosesnya dan juga menguatkan orang lain, dan mengingatkan bahwa dia tidak sendiri, dan dia berharga," katanya.
Ketua AJI Manado, Fransiskus Talokon, mengatakan jika pekerja media termasuk para jurnalis yang bernaung di organisasi yang dipimpinnya itu banyak yang bermasalah dengan kesehatan mental, terutama disebabkan tekanan pekerjaan.
Belum lagi teror dan ancaman yang dialami karena karya jurnalistik yang dibuat, dan tak diterima satu dua kalangan, ikut menjadi hal yang memperparah kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sebab bukan hanya satu dua orang jurnalis yang meninggal dunia karena tugas. Sehingga memang perlu ada komunitas dan tempat berbagi cerita," katanya.
Sementara Psikolog Hanna Monareh, yang juga pendiri KCBD, mengatakan dalam rangka peringatan world suicide prevention day, pihaknya sudah menggelar berbagai kegiatan positif.
"Mulai dari pagi sudah buat berbagai kegiatan positif termasuk membuat quote positif untuk membangun mental, sampai menggelar diskusi yang dihadiri para mahasiswa dari psikologi UKIT, Unima dan para pekerja, termasuk jurnalis," katanya.
Berbagai hal positif, mengemuka dalam dialog tersebut, karena para pembicara menjawab pertanyaan dan langsung memberikan dukungan agar semangat dan tidak putus asa.
manadobacirita