Euro 2020: Timnas Italia dan Peluangnya, Serta Keyakinan Akan Muncul Juara Baru

Konten Media Partner
12 Juni 2021 2:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Euro 2020
zoom-in-whitePerbesar
Logo Euro 2020
ADVERTISEMENT
SABTU (12/6) dini hari nanti, pentas Euro 2020, kompetisi sepak bola antar negara benua biru Eropa akan dimulai. Laga antara Timnas Italia dan Turki di Stadion Olimpico Roma akan menjadi partai pembuka kompetisi yang sempat ditunda setahun akibat Pandemi COVID-19. Untuk pertama kalinya juga, kompetisi akan berlangsung di 11 negara.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang penikmat sepak bola, tentu perhelatan Euro 2020 ini sangat dinantikan, walaupun nanti konsekuensinya jam tidur kita akan terganggu, karena pertandingannya, rata-rata mulai dini hari.
Bicara tentang sepak bola terlebih khusus Euro 2020 ini, tentu semua penikmat sepakbola, telah memiliki tim masing-masing yang dijagokan, entah itu akan berhasil meraih juara, ataupun hanya menjadi pelengkap perhelatan kompetisi. Seperti saya, sejak menjadi pecinta sepakbola, timnas yang saya jagokan adalah Timnas Italia (tentunya dengan Timnas Indonesia).
Selebrasi pemain Timnas Italia Ciro Immobile usai mencetak gol ke gawang Timnas Ceko pada pertandingan persahabatan di stadion Renato Dall'Ara, Bologna, Italia. Foto: Filippo MONTEFORTE / AFP
Sebagai fans, saya juga sempat memiliki banyak koleksi jersey Timnas Italia, mulai dari yang logo timnas Azzuri masih berupa jajaran genjang yang ada bulatan di atasnya (jersey Piala Dunia 1994 dan 1998 serta Euro 1996), jersey ketat di Euro 2000, hingga jersey Juara Dunia 2006 dan terakhir Euro 2012 saat Italia kalah memalukan dari Spanyol di Final. Setelah itu, tidak lagi pernah membeli jersey, karena tak ada lagi jersey yang muat, akibat badan yang mulai out dan perut yang mulai offside alias gendut.
ADVERTISEMENT
Tentunya sebagai seorang fans yang loyal, saya masih tetap berharap pada Euro 2020 ini, Timnas Italia akan menjadi juara, setelah terakhir merengkuhnya pada tahun 1968 atau 53 tahun yang lalu.
Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini. Foto: Andreas SOLARO / AFP
Namun, entah mengapa, Timnas Italia kali ini, walaupun materi pemainnya masih lebih baik jika dibandingkan beberapa tahun terakhir, justru seperti tidak memiliki modal juara. Terus terang, saya masih lebih yakin Italia bisa berbicara banyak jika yang menukangi tim adalah Antonio Conte, Dino Zoff atau Roberto Donadoni. Pelatih saat ini Roberto Mancini seperti tidak punya magnet untuk menjadikan Italia sebagai juara, walaupun bisa dikatakan dirinya masih lebih baik jika dibandingkan pelatih Italia sebelumnya, Cesare Prandeli maupun Giampiero Ventura.
Selain faktor pelatih, lini depan Italia juga tidak memiliki sosok yang mampu menjadi jaminan mencetak gol seperti Christian Vieri di tahun 1998, Marco Delvechio di tahun 2000, atau Luca Toni di tahun 2006. Ciro Immobile, Andrea Belotti dan Giacomo Raspadori, bukanlah penyerang yang memiliki kemampuan itu.
Kapten Timnas Italia Giorgio Chiellini. Foto: Alberto Lingria/REUTERS
Tak hanya itu, lini belakang Gli Azzuri juga terkesan kurang tangguh. Padahal, Italia dikenal dengan pertahanan grendelnya sejak dulu. Memang ada duo Juventus yang terkenal yakni Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini. Namun, keduanya sudah dimakan usia dan mulai melambat, sehingga diprediksi akan mudah dilewati. Begitu juga di bawah mistar, walaupun diakui merupakan salah satu kiper terbaik di dunia saat ini, Gianluigi Donnaruma masih sering melakukan banyak kesalahan besar termasuk beberapa blunder saat bermain di AC Milan. Belum lagi, persoalan saga kontraknya yang belum juga selesai. Donnaruma yang oleh fans AC Milan dipanggil dengan sebutan Dollaruma ini, bisa menjadi bumerang di Euro 2020 ini.
ADVERTISEMENT
Italia sendiri tergabung di grup A bersama dengan Turki, Swiss dan Wales. Ketiga tim ini bisa dikatakan akan mengandalkan kecepatan dalam permainan mereka. Cukup berbahaya untuk Italia yang memiliki bek uzur. Italia sendiri diprediksi akan mengalami kesulitan untuk lolos dari grup ini.
Lalu siapa yang memiliki peluang juara pada Euro 2020 ini? Saya memilih tiga tim yakni Timnas Inggris, Timnas Belgia atau Timnas Kroasia. Ketiga tim ini adalah negara yang belum pernah meraih juara di Euro, yang artinya prediksi saya akan ada juara baru di tahun 2021 ini.
Timnas Inggris. Foto: REUTERS/Susana Vera
Kemudian mengapa Inggris, Belgia atau Kroasia? Yang paling pertama tentu adalah para pemain di timnas mereka masing-masing yang berada di masa keemasan walaupun untuk Belgia dan Kroasia sudah berada di penghujung masa tersebut. Kemiripan lainnya dari ketiga tim ini adalah, mereka adalah semifinalis Piala Dunia 2018, di mana Kroasia kemudian menembus babak Final.
ADVERTISEMENT
Khusus untuk Inggris, skuad mereka justru menurut saya, saat ini paling mumpuni. Mereka telah bermain bersama sejak Piala Dunia 2018 dengan pelatih yang sama Gareth Southage. Selain itu, mental bermain di kompetisi besar telah terasah, karena mereka mampu menembus hingga semifinal Piala Dunia 2018.
Selebrasi pemain timnas Belgia usai mencetak gol ke gawang timnas Belarusia pada pertandingan kualifikasi piala dunia zona eropa di Den Dreef, Leuven, Belgia.Foto: Yves Herman/REUTERS
Untuk Belgia sendiri, walaupun para pemain mereka sudah di ujung masa emasnya, tetapi mental juara ada pada para pemain timnas berjuluk Setan Merah ini. Romelu Lukaku, Yourri Tielmans dan Kevin de Bruyne adalah para pemain bintang yang bisa bersinar di Euro 2020 ini.
Sementara bagaimana dengan Kroasia? Luka Modric cs sendiri memang kurang diunggulkan kali ini, mengingat skuad mereka dianggap sudah lewat masa. Namun, jangan salah, kemampuan lini tengah Kroasia masih sangat baik dengan kehadiran Mateo Kovacic, Mario Pasalic, Marcelo Brozovic, Ivan Perisic dan tentu saja Modric.
ADVERTISEMENT
Saya masih meyakini, Kroasia masih gacor dan menjadi salah satu tim yang bisa melaju hingga ke babak Final, bahkan bisa merengkuh gelar Juara Euro 2020, seperti yang dilakukan Cekoslowakia, negara Eropa bagian tengah lainnya, yang berhasil menjadi juara pada tahun 1976.
Yang paling terakhir adalah mengenai Pandemi COVID-19 yang telah merubah 'cita rasa' dalam pertandingan sepakbola. Sebelum pandemi, tim-tim biasanya akan mendapatkan suntikan moral dari para pendukungnya langsung di tribun penonton. Namun, kali ini tidak ada pendukung yang memenuhi stadion, yang sering bisa mengangkat moral tim kala bertanding.
Tentu hal ini cukup berpengaruh, mengingat peran suporter yang berada di tribun saat pertandingan berlangsung, walaupun secara tidak langsung, tetapi cukup berpengaruh, terutama ketika memberikan tekanan untuk para pemain lawan saat memegang bola.
ADVERTISEMENT
Jadi, kita tunggu saja, pertandingan demi pertandingan dan melihat siapa yang memang pantas untuk menjadi juara di Benua Biru Eropa.
Catatan Isa Anshar Jusuf
Fans Timnas Italia