Konten Media Partner

Keluarga Pasien yang Meninggal karena Tak Dioperasi RSUP Kandou Minta Keadilan

10 Juni 2025 8:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Konten Media Partner
Keluarga Pasien yang Meninggal karena Tak Dioperasi RSUP Kandou Minta Keadilan
Seorang pasien di RSUP Prof R D Kandou Manado, meninggal dunia usai hampir 2 bulan tak kunjung dioperasi karena rumah sakit beralasan alat operasi sedang rusak. #publisherstory #manadobacirita
Manado Bacirita
Rumah duka dari Gabriel Sineleyan, seorang pasien yang tak kunjung dioperasi oleh pihak RSUP Prof R D Kandou selama hampir 2 bulan, di mana rumah sakit beralasan alat operasi sedang rusak.
zoom-in-whitePerbesar
Rumah duka dari Gabriel Sineleyan, seorang pasien yang tak kunjung dioperasi oleh pihak RSUP Prof R D Kandou selama hampir 2 bulan, di mana rumah sakit beralasan alat operasi sedang rusak.
ADVERTISEMENT
MANADO - Gabriel Sineleyan, pasien yang meninggal karena tak mendapatkan tindakan operasi di RSUP Prof R D Kandou Manado selama hampir dua bulan dengan alasan alat medis untuk operasi rusak, telah dimakamkan pada Senin (9/6) kemarin.
ADVERTISEMENT
Suasana duka sangat terlihat jelas di kediamannya di Kelurahan Teling Lingkungan II, Kecamatan Wenang, Lorong Anoa, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Pihak keluarga sendiri meminta keadilan, di mana pihak RSUP Prof R D Kandou Manado diminta untuk diperiksa terkait kasus ini. Mereka menyebutkan jika perlakuan yang diterima oleh Gabriel merupakan kelalaian yang disebabkan oleh pihak rumah sakit, sehingga perlu ada pemeriksaan oleh pihak berwajib.
"Kami meminta agar pihak rumah sakit itu diperiksa dan diadili seadil-adilnya. Ini bukan soal anak kami meninggal, tapi agar supaya tidak ada lagi kasus-kasus serupa yang menimpa pasien di RSUP Prof R D Kandou. Makanya aparat harusnya memeriksa seadil-adilnya mereka," kata para keluarga saat ditemui di rumah duka.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga sendiri mengungkapkan banyaknya kejanggalan yang terjadi saat Gabriel jadi pasien di RSUP Prof R D Kandou. Mulai dari tidak ada penjelasan tentang seberapa parah penyakit tumor otak yang diderita, hingga alat medis berupa bor otak yang terus dibilang rusak selama hampir dua bulan lamanya.
Rocky Lumintang, perwakilan keluarga mengatakan pihak rumah sakit bahkan mengeluarkan pernyataan jika RSUP Prof R D Kandou yang merupakan milik pemerintah, maka pengurusan perbaikan dan pengadaan alat sangat ribet tidak seperti swasta yang mudah didapatkan.
"Anehnya, ketika satu hari setelah viral di media sosial, tiba-tiba pihak rumah sakit menyatakan jika alat yang rusak itu sudah ada dan bisa digunakan. Lalu ke mana mereka selama hampir dua bulan," ujar Rocky.
ADVERTISEMENT
Rocky juga menyayangkan karena pihak rumah sakit seolah menyepelekan penderitaan dan nyawa pasien. Menurutnya, saat awal masuk rujukan untuk dilakukan operasi, kondisi dari Gabriel masih stabil, tapi dibuat drop selama dua bulan dengan ketidakpastian.
"Kami sesalkan, kenapa nanti kondisi Gabriel sudah sangat parah baru mereka bergerak. Akhirnya ketika alat itu dinyatakan sudah ada, kondisi Gabriel sudah tak memungkinkan lagi untuk operasi sebelum akhirnya meninggal keesokan harinya," kata Rocky.
Untuk itu, keluarga menurut Rocky telah bersepakat untuk meminta agar pihak rumah sakit diperiksa oleh aparat, serta Kementerian Kesehatan juga diminta untuk turun langsung memberikan sanksi kepada mereka yang terlibat.
"Keluarga minta keadilan seadil-adilnya. Keluarga tak ingin nanti ada pasien lain yang jadi korban karena mereka (rumah sakit)," ujarnya kembali.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pihak RSUP Prof R D Kandou, hingga berita ini ditulis belum merespons permintaan konfirmasi terkait meninggalnya Gabriel Sineleyan.
Sebelumnya, Manajer Humas RSUP Prof Kandou, Ruslianto Urendeng, membenarkan keterangan mengenai kerusakan alat medis yang terjadi. Dijelaskan, jika pihak rumah sakit telah menyampaikan kondisi tersebut kepada pihak keluarga pasien.
“Tim humas sudah melakukan komunikasi dan edukasi kepada pihak keluarga pasien soal kendala yang terjadi,” kata Ruslianto, Kamis (5/6).
Ia menjelaskan, pihak rumah sakit juga telah berupaya maksimal untuk kembali memperbaiki kerusakan alat, sehingga tindakan medis yang diperlukan pasien dapat segera dilakukan.
Menurutnya, berdasarkan upaya yang dilakukan rumah sakit, jika pada saat ini atau tepatnya pada Kamis siang hari alat tersebut sudah bisa digunakan, dan pihak rumah sakit juga telah mengkonfirmasi kepada pihak keluarga.
ADVERTISEMENT
“Hari ini (Kamis 5 Juni 2025) pukul 14.30 Wita, alat medis sudah diperbaiki dan telah tiba di RSUP Prof Kandou,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ruslianto menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan layanan medis kepada pasien dapat segera dilakukan.
“Kami sudah beri tahu pihak keluarga, dan juga telah menunjukkan bukti penerimaan barang sebagai bagian dari transparansi kami,” katanya kembali.