Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Pesan Habib Abdullah bin Smith di Bitung: Rawat Kebersamaan dan Nasionalisme
4 Desember 2023 7:18 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
BITUNG - Habib Abdullah bin Smith dari Majelis Dzikir Wa Ta'lim Al-Haudh di Kota Bitung , Sulawesi Utara (Sulut), meminta agar seluruh masyarakat Indonesia terlebih khusus di Sulut, untuk tetap menjunjung tinggi kebersamaan dan memupuk rasa nasionalisme .
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Habib Abdullah, setelah adanya Bentrok Ormas di Bitung . Dikatakannya, rasa nasionalisme dan kebersamaan, sangat penting untuk dijaga, sehingga tidak ada lagi perpecahan yang menyebabkan kehancuran negeri sendiri.
Diakui Habib Abdullah, untuk menjaga hal itu, perlu juga peran ulama, TNI, Polri dan juga tokoh agama lainnya, sehingga kebersamaan yang sudah terjalin dengan baik selama ini tidak mudah dihancurkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.
"Kita pupuk rasa nasionalisme, itu yang harus dijaga karena jangan sampai umat kita terpecah belah, negeri kita ini hancur. Tidak boleh seperti itu. Makanya harus menjadi tanggung jawab kita ulama, TNI, Polri harus bekerja sama untuk melakukan perdamaian. Dan kita yang ada di Sulut dengan semboyan torang samua basudara, itu yang harus kita junjung tinggi," kata Habib Abdullah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Habib Abdullah juga mengajak masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial (medsos). Menurutnya, jangan hanya asal menerima berita yang tidak tahu dari mana sumbernya.
"Kalau ada berita, kita tanyakan kepada yang berwajib. Karena banyak berita yang beredar yang tidak tahu dari mana sumbernya dengan hanya bermaksud memecah belah. Kita harus jaga persatuan dan kesatuan," katanya lagi.
Sementara itu, menanggapi soal bentrok ormas di Bitung, Habib Abdullah meyakini hal itu bukan permasalahan agama. Hal itu menurutnya terjadi hanya karena ada oknum yang dengan sengaja menginginkan hal itu terjadi.
"Jadi bukan masalah, siapa atau apa membela pendukung. Yang satu, membela yang satu. Bukan seperti itu. Salah menyikapi seperti itu. Karena kami di sini pada waktu (kericuhan) itu. Jadi bukan seperti itu (konflik agama)," katanya kembali.
ADVERTISEMENT
febry kodongan