Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Potret Toleransi Umat Beragama di Sitaro, Kepulauan Terluar NKRI
26 Desember 2019 17:27 WIB
ADVERTISEMENT
Menggunakan baju koko dan berpeci, sejumlah pemuda terlihat berjaga-jaga di depan gereja yang tengah melakukan ibadah misa Natal. Selain berjaga, mereka juga sesekali mengatur kendaraan yang digunakan jemaat ke gereja. Selepas ibadah, para pemuda ini menyalami para jemaat sembari mengucapkan Selamat Hari Natal.
ADVERTISEMENT
Para jemaat pun berbaris satu per satu memberikan selamat kepada para pemuda muslim, sembari mengucapkan terima kasih karena telah memberikan rasa aman selama mereka beribadah misa natal.
Pemandangan ini terjadi di Gereja GMIST Ulu, Siau, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) di Sulawesi Utara. Sebagai daerah kepulauan dengan mayoritas penduduknya nasrani, toleransi tetap terjaga dengan baik. Tak hanya di Natal, saat Idul Fitri dan Idul Adha, umat muslim pun mendapat perlakuan yang sama, yakni umat beragama lain, menjaga keamanan mereka beribadah.
“Kegiatan pengamanan Ibadah Natal dari kami pemuda muslim sudah menjadi rutinitas tiap tahun, karena ini sebagai bentuk rasa saling menghormati dan toleransi antara umat beragama di daerah. Kami juga saat beribadah, selalu mendapatkan rasa keamanan,” ungkap Rano Muchsin, perwakilan pemuda muslim.
ADVERTISEMENT
Menurut Rano, toleransi yang terjadi ini sudah berlangsung sejak lama. Dikatakannya, dari masa orang tua mereka masih muda saja, budaya saling membantu dengan umat agama lain ketika merayakan hari besar keagamaan sudah dilakukan.
"Sebenarnya kami tinggal merawat saja keberagaman ini,” tuturnya.
Kepala Kepolisian Sektor Urban Siau Barat (Sibar), Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Kompol Macky Bawengan, menyebutkan toleransi yang terjalin begitu baik di daerah tersebut, merupakan cerminan NKRI yang utuh dan harus dijaga.
Dikatakan Kompol Bawengan, pihaknya merasa terbantu dengan tingginya sikap toleransi antar umat beragama. Mengaku tetap menurunkan personel untuk menjaga ibadah Natal, Bawengan juga berterima kasih dengan kepedulian umat muslim yang ikut berjaga.
Sementara, untuk wilayah Desa Makalehi yang berada di pulau terluar NKRI, Bawengan menyebutkan pihaknya juga menurunkan personel untuk berjaga-jaga. Ada 3 gereja di pulau terluar tersebut yang mendapatkan penjagaan oleh kepolisian.
ADVERTISEMENT
“Semua kegiatan ibadah berjalan aman dan lancar. Pengamanan dilakukan oleh kepolisian dan TNI. Sistem pengamanan juga dilakukan secara mobile, agar semua wilayah bisa terpantau dengan baik,” ujar Bawengan.
franky salindeho