Konten Media Partner

Sulawesi Utara Alami Deflasi di Akhir Tahun 2024, Penyebabnya Harga Cabai Rawit

3 Januari 2025 7:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cabai rawit merah.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cabai rawit merah.
ADVERTISEMENT
MANADO - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tercatat kembali mengalami deflasi pada akhir tahun 2024 atau di bulan Desember 2024. Secara month to month, pada Desember 2024 terjadi deflasi 0,07 persen.
ADVERTISEMENT
Cabai rawit menjadi komoditas dengan andil terbesar penyebab deflasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, tercatat jika cabai rawit memberikan andil menahan laju inflasi sebesar 0,30 persen pada bulan Desember 2024.
"Penurunan harga cabai rawit dan tomat di Sulawesi Utara pada Desember 2024 dipengaruhi oleh peningkatan pasokan baik yang berasal dari produksi lokal maupun dari daerah lain," kata Kepala BPS Sulut, Aidil Adha.
Selain cabai rawit, ada tomat, beras dan lemon yang masing-masing memberikan andil terjadinya deflasi sebesar 0,06 persen, 0,05 persen dan 0,03 persen.
Sementara jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau memiliki peran terbesar terjadinya deflasi di Sulut. Tercatat kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,25 persen, dan memberikan andil terjadinya deflasi sebesar 0,10 persen.
ADVERTISEMENT
Kelompok pengeluaran Transportasi juga mengalami deflasi 0,25 persen di bulan Desember 2024, sehingga ikut menyumbang andil deflasi sebesar 0,03 persen.
"Faktor perubahan harga tarif angkutan udara menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) karena kebijakan pemerintah yaitu penurunan harga tiket pesawat dalam negeri yang berlaku dari pertengahan bulan Desember 2024 hingga awal tahun 2025, ikut berpengaruh menahan laju inflasi," ujar Aidil.
Lebih lanjut, Aidil mengatakan jika dilihat secara year on year, Sulawesi Utara tercatat alami inflasi sebesar 0,44 persen. Jika dilihat secara statistik, nilai ini yang paling kecil dibandingkan dengan inflasi year on year di 11 bulan sebelumnya.
"Jika dilihat secara year on year, Kota Manado menjadi daerah dengan tingkat inflasi tertinggi yakni sebesar 0,75 persen. Lalu ada Kota Kotamobagu sebesar 0,67 persen. Sementara di Minahasa Selatan justru terjadi deflasi sebesar 0,34 persen," ujar Aidil kembali.
ADVERTISEMENT