news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perubahan Identitas Finlandia di Tengah Konflik Rusia dan Ukraina

Manuel Christio
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia
Konten dari Pengguna
22 Januari 2023 12:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Manuel Christio tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Finlandia  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Finlandia Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Konflik Rusia dan Ukraina yang terjadi pada awal tahun 2022 adalah puncak dari konflik yang terjadi antara kedua negara sejak bubarnya Uni Soviet pada tahun 1990. Kedua negara ini berkonflik sejak awal kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet di mana suasana politik di Ukraina selalu dibumbui oleh kelompok Pro Rusia dan kelompok Pro Barat.
ADVERTISEMENT
Situasi ini membuat hubungan kedua negara selalu mengalami pola yang naik turun. Saat pemerintahan Ukraina dikuasai oleh Pro Rusia, maka Ukraina lebih banyak bergantung kepada Rusia dan sebaliknya, saat pemerintahan dikuasai oleh Pro Barat hubungan Rusia dan Ukraina seringkali merenggang.
Finlandia resmi mendaftar bergabung dengan NATO pada 18 Mei 2022. Finlandia sendiri adalah negara yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Finlandia menjalankan politik luar negeri mereka dengan bersifat netral dan Non-Blok selama 100 tahun, terhitung sejak mereka memutuskan untuk memisahkan diri dari kekaisaran Rusia.

Konflik Rusia dan Ukraina

Pasukan Rusia bekerja menjinakkan wilayah pabrik baja Azovstal selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina, Minggu (22/5/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
Konflik Rusia dan Ukraina juga menjadi faktor penentu dari keputusan yang diambil oleh Finlandia untuk bergabung dengan NATO, di mana mereka sebelumnya selalu menyatakan bahwa bergabung dengan NATO adalah bagian dari rencana yang mereka ingin lakukan dalam kebijakan luar negeri mereka.
ADVERTISEMENT
Konflik Rusia dan Ukraina ini ditengarai menjadi alasan yang paling utama mengapa mereka melakukan sesuatu yang cukup mengejutkan yaitu bergabung dengan NATO dan melepas status mereka sebagai negara yang netral.
Dalam melihat fenomena perubahan identitas ini, kita akan melihatnya dari sisi Konstruktivisme identitas milik Alexander Went. Ia mengatakan bahwa bagi para kaum konstruktivis identitas diartikan sebagai pakaian para aktor internasional yang bertujuan untuk memotivasi mereka dalam bertindak akan suatu hal.
Di sini kita akan melihat bagaimana perubahan yang dilakukan oleh Finlandia yang sebelumnya mereka bersikap netral dan pada akhirnya mereka mengubah identitas saat mereka memutuskan untuk bergabung dengan NATO.

Perubahan Identitas Finlandia

Keputusan yang dibuat oleh Finlandia sangat mengejutkan bagi dunia internasional karena mereka melepaskan identitas netral yang mereka miliki selama ini. Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme identitas yang menyatakan bahwa identitas itu dapat membentuk kepentingan dari para aktor mulai dari individu hingga negara.
ADVERTISEMENT
Kemudian kepentingan yang dimiliki tersebut secara tidak langsung akan membuat sebuah identitas, baik identitas itu sama seperti sebelumnya atau berubah menjadi identitas yang baru.
Melalui teori identitas ini, kita mengetahui bahwa sebelum keputusan Finlandia untuk bergabung dengan NATO mereka memiliki identitas sebagai negara yang netral di mana mereka tidak memihak kepada blok mana pun dan juga seringkali menjadi penengah atau pihak ketiga terhadap suatu konflik.
Seperti halnya Finlandia yang berbatasan langsung dengan Rusia, mereka seringkali menjadi penengah antara Rusia dan Eropa jika terjadi suatu masalah maka Finlandia akan menjadi penengah diantara keduanya. Sekarang hal itu akan semakin sulit bagi Finlandia dan Swedia untuk menjadi penengah kembali karena sekarang mereka bisa disebutkan sebagai Blok Barat.
ADVERTISEMENT
Perubahan identitas yang dilakukan oleh Finlandia dan Swedia ini dihasilkan karena suatu gejolak yang cukup besar di Eropa. Konflik Rusia dan Ukraina mengubah persepsi kedua negara itu dalam melihat keamanan di kawasan Eropa, di mana mereka melihat bahwa Rusia memiliki kekuatan yang sangat besar untuk menyerang negara lain. Ini membuat pandangan mereka berubah secara drastis sehingga mereka mengubah identitas mereka dalam hubungan internasional.
Identitas negara dalam hubungan internasional dapat berubah jika didorong oleh situasi yang mengharuskan mereka untuk berubah. Namun, untuk mengubah identitas suatu negara dibutuhkan kejadian yang berskala besar dan dapat membuat suatu negara terancam masuk ke dalam suatu krisis.
Hal yang terjadi dengan Finlandia dan Swedia adalah persepsi mereka tentang Eropa menjadi berubah cukup drastis karena konflik Rusia dan Ukraina di mana mereka melihat bahwa yang dilakukan Rusia kepada Ukraina dapat terjadi kepada negara mereka. Oleh sebab itu mereka harus mencari jalan keluar untuk mencegah hal itu terjadi dan jalan yang mereka pilih adalah untuk bergabung dengan NATO yang pada akhirnya mengubah identitas mereka dari negara netral menjadi berkubu kepada satu pihak.
ADVERTISEMENT
*Opini ini di tulis oleh: Angelica Kossanov, Jordy Adonia, Kornelius Hot Asi, Vannesa Cherylzka