Konten dari Pengguna

Strategi Komunikasi Ala Aristoteles: Ethos, Pathos, dan Logos

Achmad Reza Fachrizal Abdul Nasyier
Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Komunikasi Di Universitas Pamulang (UNPAM)
31 Maret 2025 17:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Reza Fachrizal Abdul Nasyier tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Komunikasi adalah seni yang telah dipelajari dan dipraktikkan selama ribuan tahun. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam bidang retorika dan komunikasi adalah Aristoteles. Dalam karyanya, Aristoteles menguraikan prinsip-prinsip dasar yang dapat membantu seseorang dalam menyampaikan pesan dengan efektif. Tiga elemen utama yang diajukan oleh Aristoteles adalah ethos, pathos, dan logos. Tulisan ini akan membahas ketiga elemen tersebut secara mendalam dan bagaimana penerapannya dalam komunikasi yang efektif.
Aristoteles (384 SM - 322 SM) adalah filsuf Yunani dan murid dari Plato. Sumber foto: pngtree.com
zoom-in-whitePerbesar
Aristoteles (384 SM - 322 SM) adalah filsuf Yunani dan murid dari Plato. Sumber foto: pngtree.com

Ethos: Kredibilitas Pembicara

ADVERTISEMENT
Ethos merujuk pada karakter dan kredibilitas pembicara. Aristoteles berpendapat bahwa untuk meyakinkan audiens, pembicara harus memiliki reputasi yang baik dan menunjukkan integritas. Membangun ethos yang kuat sangat penting dalam komunikasi, karena audiens cenderung mempercayai pembicara yang mereka anggap kredibel. Ada beberapa cara untuk membangun ethos:
Pertama, keahlian adalah salah satu aspek penting dari ethos. Pembicara harus menunjukkan pengetahuan dan keahlian dalam topik yang dibahas. Misalnya, seorang dokter yang berbicara tentang kesehatan akan lebih dipercaya jika ia memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang relevan. Kedua, kejujuran juga merupakan komponen kunci dalam membangun kredibilitas. Pembicara yang menyampaikan informasi dengan jujur dan transparan akan lebih dihargai oleh audiens. Ketiga, empati terhadap audiens dapat meningkatkan ethos. Dengan memahami dan menghargai perspektif audiens, pembicara dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan.
ADVERTISEMENT
Ketika pembicara memiliki kredibilitas yang tinggi, audiens akan lebih cenderung mempercayai dan menerima pesan yang disampaikan. Ethos yang kuat tidak hanya membantu dalam meyakinkan audiens, tetapi juga menciptakan suasana komunikasi yang lebih positif dan terbuka.

Pathos: Menggugah Emosi Audiens

Pathos adalah strategi yang berfokus pada emosi audiens. Aristoteles percaya bahwa emosi dapat mempengaruhi keputusan dan pandangan seseorang. Dalam banyak kasus, keputusan yang diambil oleh audiens tidak hanya didasarkan pada logika, tetapi juga pada perasaan. Oleh karena itu, penting bagi pembicara untuk dapat menggugah emosi audiens.
Salah satu cara untuk menggunakan pathos secara efektif adalah dengan menggunakan cerita pribadi. Cerita yang menyentuh hati dapat membantu audiens merasa terhubung dengan pembicara dan pesan yang disampaikan. Misalnya, seorang aktivis lingkungan yang menceritakan pengalaman pribadinya dalam menyaksikan dampak perubahan iklim dapat membuat audiens lebih peka terhadap isu tersebut. Selain itu, bahasa yang menggugah juga sangat penting. Pembicara harus memilih kata-kata yang dapat membangkitkan perasaan tertentu, seperti kebahagiaan, kesedihan, atau kemarahan. Dengan menggunakan bahasa yang tepat, pembicara dapat menciptakan suasana emosional yang mendukung pesan yang ingin disampaikan.
ADVERTISEMENT
Visualisasi juga merupakan alat yang kuat dalam menggugah emosi. Menggunakan gambar atau video yang relevan dapat memperkuat pesan emosional dan membuatnya lebih berkesan. Dengan menggugah emosi, pembicara dapat menciptakan ikatan yang lebih dalam dengan audiens, sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih berkesan dan berdampak.

Logos: Pesan Argumen yang Logis

Logos adalah penggunaan logika dan alasan dalam komunikasi. Aristoteles menekankan pentingnya menyampaikan argumen yang rasional dan terstruktur. Dalam dunia yang dipenuhi dengan informasi, audiens sering kali mencari argumen yang logis dan dapat dipahami. Oleh karena itu, penting bagi pembicara untuk menerapkan logos dalam komunikasi mereka.
Salah satu cara untuk menerapkan logos adalah dengan menggunakan data dan fakta yang mendukung argumen. Statistik yang relevan dan bukti yang kuat dapat memberikan dasar yang solid untuk pesan yang disampaikan. Misalnya, dalam sebuah presentasi tentang kesehatan, menyajikan data tentang prevalensi penyakit tertentu dapat membantu audiens memahami urgensi masalah tersebut. Selain itu, analisis yang jelas juga penting. Pembicara harus menyusun argumen dengan cara yang logis dan mudah dipahami. Menggunakan struktur yang jelas, seperti pengantar, isi, dan kesimpulan, dapat membantu audiens mengikuti alur pemikiran pembicara.
ADVERTISEMENT
Memberikan contoh konkret yang relevan juga dapat memperkuat argumen. Contoh nyata dari pengalaman atau studi kasus dapat membantu audiens melihat aplikasi praktis dari argumen yang disampaikan. Dengan menggunakan logos, pembicara dapat meyakinkan audiens melalui alasan yang kuat dan bukti yang jelas, sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih meyakinkan dan dapat diterima.

Kesimpulan

Strategi komunikasi ala Aristoteles, yang terdiri dari ethos, pathos, dan logos, tetap relevan dalam dunia modern. Dengan menggabungkan ketiga elemen ini, seseorang dapat menjadi komunikator yang lebih efektif. Menguasai seni komunikasi ini tidak hanya bermanfaat dalam konteks profesional, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Anda dapat menyampaikan pesan dengan lebih meyakinkan dan berpengaruh. Dalam dunia yang semakin kompleks, kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik adalah keterampilan yang sangat berharga. Dengan memahami dan menerapkan strategi komunikasi ala Aristoteles, Anda dapat meningkatkan kemampuan komunikasi Anda dan mencapai tujuan yang diinginkan.
ADVERTISEMENT