LPEM FEB UI: Pandemi COVID-19 Mendorong Masyarakat Menghemat Konsumsi Energi

LPEM FEB UI
LPEM FEB UI adalah lembaga penelitian di bawah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dan komunitas peneliti akademik terbesar di Universitas Indonesia.
Konten dari Pengguna
28 Juli 2021 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari LPEM FEB UI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta, 27 Juli 2021. Pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Indonesia telah mengubah hidup masyarakat Indonesia dari berbagai sisi, terutama ekonomi. Pengurangan jam kerja dan kehilangan pekerjaan pada masa pandemi COVID-19 memberikan guncangan penurunan pendapatan yang mengakibatkan masyarakat harus mengurangi konsumsi mereka, termasuk konsumsi terhadap energi. Menurut International Energy Agency (2020), permintaan energi global pada tahun 2020 diperkirakan menurun sebesar 6% dibandingkan tahun 2019 yang ditandai sebagai guncangan terbesar dalam 70 tahun terakhir. Hal ini berimplikasi pada perbaikan kondisi lingkungan secara global selama pandemi.
ADVERTISEMENT
Peneliti LPEM FEB UI, Wildan Al Kautsar Anky dan Raka Rizky Fadillah mempresentasikan hasil studi berjudul “Dampak Guncangan Pendapatan Selama Pandemi COVID-19 terhadap Perilaku Konsumsi Energi di Indonesia” dalam acara “The 16th IRSA International Conference” di FEB UGM pada tanggal 12-13 Juli 2021. Tahun ini, The 16th IRSA mengusung tema “Institusi, Sumber Daya Manusia, dan Pembangunan”. Studi ini bertujuan untuk melihat bagaimana guncangan pendapatan selama pandemi dapat mengubah konsumsi energi masyarakat. Studi ini menggunakan data survei yang dilaksanakan pada Agustus hingga September 2020 terhadap 4.000 Individu di Indonesia.
Studi Dampak Guncangan Pendapatan Selama Pandemi COVID-19 terhadap Perilaku Konsumsi Energi di Indonesia” dalam acara “The 16th IRSA International Conference” di FEB UGM pada tanggal 12-13 Juli 2021. | Sumber: LPEM FEB UI
Studi tersebut menunjukkan bahwa dampak penurunan pendapatan individu selama pandemi COVID-19 menyebabkan perilaku penggunaan energi yang pro-lingkungan, termasuk penggunaan listrik secara efisien, dan penggunaan peralatan energi yang lebih efisien. Karena energi memainkan peran penting dalam struktur konsumsi, masyarakat cenderung beralih ke energi yang lebih efisien dengan biaya yang lebih rendah. Secara statistik, menurut Energy Sage (2020), rumah tangga dapat menghemat hingga 25% tagihan listrik dengan langkah efisiensi energi.
ADVERTISEMENT
Temuan lain dari studi ini adalah untuk membuktikan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah adalah salah satu indikasi alasan menurunnya konsumsi energi di Indonesia. Proporsi penduduk yang tinggal di daerah PSBB memiliki proporsi penggunaan listrik yang efisien (89,39 persen responden), penggunaan peralatan hemat energi (71,82 persen responden) dan penggunaan bahan bakar untuk memasak lebih hemat (57,72 persen responden). Dengan menggunakan analisis inferensial, studi ini menjelaskan bahwa penduduk yang mengalami guncangan pendapatan yang tinggal di daerah PSBB akan cenderung memiliki perilaku hemat energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang juga memiliki guncangan pendapatan tapi tinggal di daerah non-PSBB. Orang-orang menghemat energi seiring dengan tekanan ekonomi yang lebih besar di wilayah yang mengalami PSBB.
ADVERTISEMENT
Di akhir presentasi, Wildan Al Kautsar Anky dan Raka Rizky Fadillah memberikan beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam memahami perubahan perilaku masyarakat saat terjadi guncangan penurunan pendapatan, terutama pada masa pandemi. “Pertama, peralihan bahan bakar dan peralatan memasak masyarakat yang hemat energi merupakan sinyal bahwa pemerintah perlu memberikan akses dan harga yang murah bagi masyarakat guna mendorong penghematan energi yang dapat menjaga kelestarian lingkungan.” ujar Wildan. Kebijakan yang pro lingkungan diharapkan dapat didorong dengan memanfaatkan momentum yang ada sehingga eksternalitas negatif yang dirasakan oleh lingkungan selama ini dapat diminimalisir. “Kedua, pengurangan konsumsi energi yang terjadi akibat guncangan pendapatan dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam memberikan bantuan sosial yang dapat membantu ketersediaan energi di masyarakat selama masa pandemi”, tutup Raka.
ADVERTISEMENT