Gerobak "Sakti" Marhara

9 Januari 2017 11:27 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Marhara. (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
Manusia pembersih sampah. Julukan itu pas betul dengan Giri Marhara, pemuda 20 tahun yang “hobi” menyapu bersih dan menyikat habis sampah apapun yang ia temukan.
ADVERTISEMENT
Bumi tanpa sampah adalah mimpi Marhara. Ia memulainya dari diri sendiri, dari lingkungan terdekat. Selama tiga tahun terakhir, Marhara telah mengangkut 1,7 ton sampah --sendirian, dan masih punya target membasmi sedikitnya 100 ton sampah selama tiga tahun ke depan.
“Lakukan apa yang bisa kamu lakukan,” kata Marhara saat berbincang dengan kumparan, Jumat (6/1).
Ketangguhan Marhara misal terlihat pada 30 Juni 2016. Saat itu sekitar 194,25 kilogram sampah di area hutan dekat Center for International Forestry Research (CIFOR) Bogor, ia bersihkan. Hutan itu kebetulan tak jauh dari lokasi sekolah Marhara.
Tapi, setelah sampah-sampah dibersihkan, ditumpuk jadi satu, lalu mau dibuang ke mana, dan dengan cara apa?
Hal ini juga dipikirkan Marhara baik-baik. Ia bukan hanya peduli pada “membersihkan,” tapi juga pada proses setelahnya, pada pengolahan sampah.
ADVERTISEMENT
Maka Marhara membekali diri dengan sepeda dan gerobak pinjaman untuk membawa hampir 200 kg sampah itu ke tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat.
Gerobak oranye itu dipinjam Marhara dari Pak Wowo, petugas dinas kebersihan di dekat tempat tinggalnya. Pak Wowo memang sangat akrab dengan Marhara. Maklum, tak banyak anak muda yang punya perhatian besar pada kebersihan.
Meski sederhana, gerobak oranye Pak Wowo “sakti mandraguna.” Sampah ratusan kg muat saja ke dalamnya, macam kantong ajaib Doraemon yang bisa menampung apa saja.
Gerobak “sakti” itu menemani aksi Marhara ke manapun, sebab alat itu dipinjamkan Pak Wowo dengan leluasa, kapanpun Mahara membutuhkan.
Berkat gerobak itu, sampah seberat ratusan kg bisa diangkut dalam satu kali rute --walau kemudian encok menyerang Marhara setelah mengangkut sampah-sampah itu.
ADVERTISEMENT
Marhara dan gerobak "sakti"nya. (Foto: doc. pribadi: Giri Marhara)
Jangan salah, membawa 200 kg sampah menggunakan sepeda dan gerobak bukan hal mudah. Marhara perlu belajar khusus soal keseimbangan untuk membawa belasan kantong sampah yang menampung 200 kg sampah itu.
Tak jarang, Marhara mengendarai sepeda tanpa memegang setang karena tangannya membawa kantong sampah yang sedikitnya berisi 15 kg sampah.
Aksi Marhara memang jauh dari gampang. Dia misalnya harus mondar-mandir dari lokasi operasi bersih-bersih ke TPS yang berjarak 4 kilometer. Jarak itu harus dia tempuh berkali-kali untuk menuntaskan misi lokasi operasi bebas sampah.
Marhara, bagaimanapun, hanya remaja biasa. Dia tak punya modal untuk membeli motor guna menunjang aksi bersih-bersihnya. Syukurlah, selain gerobak pinjaman, sepeda pinjaman pun didapat Marhara.
Sepeda itu pinjaman dari salah seorang saudara Marhara. Sama seperti gerobak oranye Pak Wowo, sepeda merah ini juga tampilannya tak terlalu memukau. Sadelnya tak terlalu tinggi, dan besi penopangnya pun tipis.
ADVERTISEMENT
Tapi lagi-lagi, niat baik kerap didengar semesta. Sepeda amat biasa itu terbukti punya performa luar biasa, mampu membawa Marhara dan sedikitnya 40 kg sampah ke TPS --meski setelahnya, Marhara bisa gempor.
Sepeda sakti Marhara. (Foto: doc. pribadi: Giri Marhara)
Sepeda itu jadi alat transportasi utama Marhara. Kadang, ada pula kawan yang berbaik hati mau meminjamkan motor, sehingga Marhara bisa menghemat tenaga daripada saat dia harus mengayuh sepeda.
Sebagai rasa terima kasih kepada teman yang meminjamkan motor itu, Marhara biasa mengganti uang bensin yang ia pakai.
Dalam beberapa aksinya, Marhara tak bisa menggunakan gerobak dan sepeda. Hal itu terjadi ketika gerobak sedang dipakai Pak Wowo, atau ban sepedanya kurang angin.
Jika sudah begitu, Marhara terpaksa mengandalkan kakinya sendiri. Ia berjalan kaki menyusuri rute TPS-lokasi operasi sembari menenteng sedikitnya dua kantong sampah yang masing-masing memiliki berat 15-20 kg.
ADVERTISEMENT
Marhara tak akan memetik hasil sekejap dari upayanya. Tapi setidaknya, upaya konkretnya dapat menjadi contoh bagi kaum muda.
Negeri ini, sudah tentu, membutuhkan lebih banyak Marhara ketimbang prahara.
Kisah Marhara selengkapnya: Giri Marhara, Hidup Berkubang Sampah
Ilustrasi Giri Marhara. (Foto: Bagus Permadi/kumparan)