Kejutan 'Abah' Hasyim Muzadi di Pernikahan Dian

16 Maret 2017 12:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hasyim Muzadi menjadi saksi pernikahan. (Foto: Facebook/Dian Widiyanarko)
Duka begitu mendalam dirasakan oleh Dian Widiyanarko. Kepergian KH Hasyim Muzadi nyatanya telah menggores hatinya, lalu membuatnya terkenang akan kerendahan hati sang Kiai.
ADVERTISEMENT
Untuk mengenang sosoknya, Dian menuliskan kisah kedekatannya dengan Hasyim Muzadi melalui akun Facebook pribadinya.
Kedekatan Dian dengan Hasyim bermula saat ia menjadi wartawan dan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti jumpa pers tokoh NU tersebut. Seperti biasa, Hasyim mengajak ngobrol para wartawan setelah jumpa pers, agar suasana pun menjadi lebih cair dan akrab.
Kesempatan pertama untuk berdiskusi itu nyatanya menjadi awal kedekatan Dian dengan Hasyim. Sampai-sampai, sang kiai pun dipanggil Abah, saking dekat dan tak berjaraknya hubungan keduanya.
Kerendahan hati Abah selalu membekas di hati Dian. Salah satu yang membekas adalah saat Abah hadir dan menjadi saksi pernikahannya.
Malam itu, Jumat 8 April 2010, salah satu kerabat Dian menelepon untuk mengabarkan bahwa Abah akan hadir ke pernikahannya. Dian senang bukan main, Abah Hasyim akan menjadi saksi dan memberikan khotbah nikah di pernikahannya.
ADVERTISEMENT
Bagi Dian, adalah sebuah kejutan sekaligus kehormatan, momen pernikahan sakral yang akan ia jalani disaksikan oleh seorang tokoh besar.
Hari besar itu akhirnya tiba juga.
Seluruh rangkaian pernikahan pun dilangsungkan. Dalam kisahnya, Dian mengungkapkan sebuah kejadian lucu; penghulu yang semula berujar bahwa ia tak bisa menetap lama-lama karena banyak pernikahan yang harus didatangi. Namun situasi berubah setelah Hasyim tiba.
Penghulu tersebut lantas tak bergeming dan tidak berpindah dari tempat duduknya sebelum mendengar habis khotbah nikah dari Hasyim.
Dalam khotbah nikahnya, Hasyim menuturkan bagaimana laki-laki dan perempuan, suami dan istri itu memang tidak sama dan tidak harus disamakan. Namun sama-sama penting. Ibarat kunci, ada anak kunci ada lubang kunci, tidak sama tapi bisa membuka dan mengunci pintu.
ADVERTISEMENT
Hasyim juga menyampaikan pesan Al-Quran untuk tidak menjadikan alasan ekonomi sebagai halangan untuk takut atau tidak menikah. Allah akan memberi rezeki itu, ungkapnya. Rezeki akan datang sesuai dengan kebutuhan umat-Nya dan datang dari tempat yang tak terduga-duga.
Dengan gaya NU yang khas, lanjut dia, Hasyim pun menyematkan kelakar dalam khotbahnya. (Baca juga: Kenangan Kelakar Hasyim Muzadi yang Penuh Kedamaian)
“Hidup harus apa adanya, jangan kebanyakan gaya. Seperti anak muda yang bagus handphonenya tapi ternyata tidak ada pulsanya,” tutur Dian meniru perkataan Hasyim.
Lembut tutur kata dan bijak pikir Hasyim selalu menghangatkan hati setiap mereka yang kenal dengannya, dan Dian adalah salah satu yang boleh merasakan hangat jiwa Hasyim Muzadi.
ADVERTISEMENT
Kini, Kiai Hasyim telah kembali ke sang Khalik. Duka begitu kental terasa. Namun, walau raga telah tiada, jiwa Hasyim Muzadi akan terus ada dalam jejak pikiran dan pelayanannya yang pernah ia torehkan untuk Indonesia.
KH Hasyim Muzadi (Foto: Dok. Nahdlatul Ulama)