Mendengar Tangis Dua Juta Anak Kelaparan di Yaman

17 Maret 2017 13:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kelaparan di Yaman (Foto: Reuters)
Tubuh anak ini begitu kurus, sampai-sampai menangis pun sulit. Berat badannya tak pernah berubah sejak ia dilahirkan; tak lebih dari angka 5 kilogram.
ADVERTISEMENT
Sejak dilahirkan lima bulan lalu, kehidupan si kecil bernama Noureldin ini ‘dilengkapi’ dengan dehidrasi dan malnutrisi akut.
Tubuhnya tergolek lemah di sebuah kasur rumah sakit. Infus dan selang menjadi satu-satunya alat yang menjaganya untuk tetap hidup. Tubuhnya kekurangan air dan gizi yang cukup. ASI yang seharusnya menjadi kebutuhannya untuk bertahan hidup pun tak pernah ia dapatkan.
Sang ayah kehabisan akal untuk memberi asupan gizi yang cukup bagi Noureldin. Kemiskinan sudah menggerogoti hidupnya lebih dahulu. Segala bentuk upaya dikerahkan, termasuk membawa anaknya ke sebuah klinik yang jaraknya puluhan kilometer dari desanya, sambil berharap setetes susu dari klinik bisa menyelamatkan hidup buah hatinya itu.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, rumah sakit pun tak bisa berbuat banyak. Pasokan bahan bakar, listrik, hingga makanan sudah sangat tipis.
Nahas. Noureldin hanyalah 1 dari 2,2 juta kisah anak Yaman lainnya yang tengah diterpa bencana kelaparan. Nasib mereka sekarang, siapa yang tahu (atau peduli)?
Anak yang menderita kelaparan di Somalia. (Foto: Dok. relawan ACT)
Dalam laporan PBB tahun 2017, Yaman merupakan salah satu negara yang diterpa bencana kelaparan paling parah di Afrika. Di tahun ini saja, 17 juta orang mengalami kelaparan, dan angka ini telah meningkat hingga 20 persen dalam kurun waktu sembilan bulan terakhir. (Baca juga: Foto Kelaparan dan Tulang Berbalut Kulit Anak-Anak di Afrika)
Terang saja, konflik negara menjadi salah satu penyebab utama yang memicu bencana kelaparan menjadi lebih buruk dan pelik. Hampir 80 persen keluarga dilaporkan mengalami kondisi ekonomi yang memburuk setelah perang Yaman pecah.
ADVERTISEMENT
Perang Yaman yang telah terjadi selama tujuh tahun terakhir nyatanya telah memorak-porandakan sektor pertanian. Padahal, sektor inilah yang selama ini menjadi darah daging kehidupan rakyat Yaman. Begitu banyak lahan pertanian yang akhirnya mati; gersang, tak bisa lagi ditanami.
Kelaparan di Yaman (Foto: Reuters)
Dengan konflik yang terus berlanjut dan ketahanan pangan negara yang melemah, tak bisa dipungkiri akan adanya dampak jangka panjang bagi tumbuh kembang dan kesehatan anak-anak Yaman.
Seakan tak cukup sekali saja dibuat menderita, anak-anak Yaman harus dihadapkan pada kondisi mengancam nyawa lainnya.
Kondisi berbahaya yang rentan menyerang anak-anak Yaman itu adalah SAM (Suffering from Acute Malnutrition), sebuah kondisi di mana tubuh anak sudah tak lagi imun terhadap serangan penyakit apapun akibat tak ada asupan gizi dan vitamin ke dalam tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Dari 2,2 juta anak yang kelaparan, 460 ribu di antaranya mengalami kondisi SAM yang berimplikasi pada kematian.
Hari ini, perut kita mungkin penuh akan nasi dan lauk yang layak. Dan dengan perut yang kenyang, masih bisa --dan peduli-- kah kita memikirkan mereka di Yaman?
Wajah kelaparan di Somalia. (Foto: Dok. relawan ACT)