Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bertahan Bersama Melewati Pandemi
12 Mei 2022 16:31 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Maria Kusumanegari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi adalah krisis yang tidak terprediksi, namun pengalaman tersebut menjadi pembelajaran mengenai pentingnya langkah bersama untuk bertahan dan menuju pemulihan. Ketangguhan masyarakat untuk bertahan dari dampak pandemi, adalah ketangguhan Indonesia pula.
Keyword: bertahan, melewati pandemi, kebijakan ekonomi, pemulihan
Saat pandemi bermula, saya beberapa kali menanyakan kabar sahabat kecil saya yang berprofesi sebagai pilot. Sejak pandemi terjadi, industri penerbangan adalah yang paling pertama merasakan dampaknya, termasuk di Indonesia. Pada saat itu, tidak ada yang mengetahui berapa lama pandemi akan terjadi dan pengaruhnya dalam jangka panjang. Berbagai langkah pencegahan yang dilakukan telah membuat mayoritas orang tidak bebas berpergian. Ke luar rumah saja tidak disarankan, apalagi naik pesawat terbang. Selain itu, secara psikologis, COVID-19 membuat banyak orang berpikir ulang untuk melakukan perjalanan jauh.
ADVERTISEMENT
Tentunya bagi pilot, ini adalah situasi yang tidak terbayangkan sebelumnya. Penurunan jumlah penumpang pesawat secara tajam selama pandemi telah membuat industri penerbangan melesu. Sahabat saya itu pernah bercerita langkah-langkah yang diambil perusahaan penerbangan tempatnya bekerja. Semula bersifat temporer, namun karena pandemi belum menunjukkan titik akhirnya, maka langkah tadi terus dilanjutkan. Beberapa penyesuaian dilakukan oleh perusahaan, termasuk dalam hal jadwal terbang dan mekanisme penggajian.
Pandemi sebagai Titik Balik
Pandemi COVID-19 telah berpengaruh secara luar biasa pada perekenomian global. Pada tahun 2020, perekonomian dunia turun cukup tajam. Pertumbuhan ekonomi global mengalami kontraksi minus 3,2%, sedangkan pertumbuhan perdagangan dunia yang biasanya mencapai dua digit, mengalami kontraksi hingga minus 8,3%.
Bermula sebagai krisis kesehatan, dalam perkembangannya pandemi COVID-19 kemudian berdampak serius pada sektor ekonomi dan sosial. Langkah penanganan COVID-19 yang dilakukan hampir oleh semua negara seperti penutupan sementara lalu lintas perbatasan antar negara dan pengurangan aktivitas masyarakat, telah mempengaruhi situasi ekonomi secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di Indonesia akibat pandemi menjelang akhir tahun 2020 telah mencapai titik tertinggi sejak 2011. Setidaknya 2,67 juta orang kehilangan pekerjaan akibat pandemi, sedangkan 1,7 juta orang diberhentikan sementara, dan 24 juta orang lainnya bekerja dengan waktu yang lebih pendek atau penghasilan yang lebih sedikit. Pandemi juga telah menunjukkan pola peningkatan pekerja pada sektor informal serta penurunan pada sektor formal.
Pandemi secara khusus telah pula menekan industri penerbangan, termasuk di Indonesia. Kapasitas penerbangan yang berkurang sampai dengan 80% akibat pembatasan perjalanan merupakan pukulan telak bagi perusahaan yang bergerak di sektor ini. Pembukuan kerugian, pengurangan jam kerja, perumahan karyawan, tawaran pengunduran diri dan pensiun dini secara sukarela akhirnya menjadi langkah yang terpaksa ditempuh perusahaan penerbangan. Meskipun secara umum perkembangan situasi pandemi sekarang telah membaik, namun kelesuan industri dalam dua tahun terakhir tentu memerlukan waktu untuk pemulihannya.
ADVERTISEMENT
Bagi tenaga kerja dari industri yang terdampak langsung oleh pandemi, maka tidak ada pilihan lagi selain mencoba mata pencaharian baru. Memperoleh penghasilan, bagaimanapun, adalah hal yang perlu dilakukan. Dalam situasi di mana lapangan pekerjaan sulit karena situasi perekonomian yang sedang melemah, maka alih profesi menjadi wirausaha menjadi satu-satunya kesempatan.
Pada tahun 2021, laman BBC Indonesia memuat tulisan singkat mengenai beberapa pramugari yang tidak diperpanjang kontraknya saat pandemi, sehingga kemudian mencoba peruntungan pada bisnis kuliner. Meskipun pendapatan yang diperoleh dari bisnis itu masih di bawah penghasilan mereka dulu saat menjadi pramugari, namun setidaknya melalui bisnis itu mereka masih bisa bertahan.
Belajar dari Sahabat
Dua tahun setelah pandemi bermula, di suatu akhir pekan, saya menemui sahabat saya tadi di sebuah bengkel mobil di daerah Tangerang. Bengkel yang cukup ramai itu sekarang menjadi salah satu pengisi keseharian sahabat saya. Bersama dengan beberapa rekannya, sahabat saya tadi memberanikan diri memulai usaha baru yaitu membuka bengkel. Meskipun tidak berskala besar, namun keperluan otomotif yang disediakan cukup lengkap. Lokasinya juga strategis, di pinggir jalan besar yang mudah dijangkau.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya mengenai alasannya memulai usaha, sahabat saya menyampaikan bahwa hal tersebut dilakukannya untuk mengisi waktu dan melatih insting bisnis. Lebih lanjut, disampaikannya bahwa perkembangan situasi di masa mendatang masih belum dapat dipastikan, sehingga perlu pula mengasah kemampuan baru di luar pekerjaan sehari-hari. Meskipun semula, profesi sebagai pilot adalah profesi yang terhitung nyaman dari segi pendapatan, namun pandemi membangkitkan kesadaran sahabat saya untuk mempersiapkan diri.
Pada awal tahun 2020, dunia dihadapkan dengan pandemi, namun dari sejarah, dapat ditarik pelajaran pula bahwa krisis, apa pun bentuknya cenderung terjadi dalam suatu masa. Maka penting untuk melakukan antisipasi sebelum suatu krisis terjadi, termasuk dalam tingkatan perorangan. Dari pandemi, sahabat saya menyampaikan perlu berasumsi bahwa apa pun dapat terjadi sehingga persiapan diri maupun keluarga menjadi penting. Dengan demikian, pada saat terjadi situasi yang tidak terduga, dampak yang dirasakan dapat terendam oleh kesiapan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari diskusi dengan sahabat saya pada sore hari itu, pembelajaran berikut dapat ditarik untuk menghadapi situasi yang tidak terduga dan memiliki dampak finansial, seperti pandemi.
1. Kesiapan Mental
Aspek yang paling mendasar adalah memiliki mental yang siap menghadapi krisis. Hal ini paling berat bagi mereka yang sudah nyaman dari segi pekerjaan dan pendapatan dan kemudian terpaksa kehilangan kenyamanan tersebut, sehingga stres, frustrasi dan depresi umum dialami.
2. Gaya Hidup
Membiasakan diri memiliki gaya hidup yang wajar dan tidak berlebihan menjadi penting, karena ini berpengaruh pada pilihan barang yang dibeli dan dikonsumsi. Pola konsumsi tersebut pada akhirnya berpengaruh pada cara mengelola keuangan. Mengikuti pepatah lama, penghasilan akan selalu cukup untuk membiayai hidup, namun tidak untuk gaya hidup.
ADVERTISEMENT
3. Pengelolaan Keuangan
Kemampuan mengelola keuangan adalah kunci untuk memanfaatkan penghasilan dengan optimal. Alokasi pendapatan perlu dilakukan secara tepat antara persentase untuk pengeluaran rutin, cicilan, simpanan, dan dana darurat. Dengan demikian, apabila situasi tidak terduga terjadi, masih ada dana darurat yang dapat digunakan.
4. Memulai Sebelum Pensiun
Apabila tertarik untuk menjajaki peluang bisnis di luar pekerjaan sehari-hari, sebaiknya dilakukan sebelum memasuki masa pensiun, dan pada jenis usaha dengan modal kecil Mengelola bisnis memerlukan pengalaman, maka akan baik apabila hal ini dilakukan jauh sebelum rencana pensiun, sehingga apabila terjadi kerugian, masih ada kesempatan untuk mengembalikan modal. Sebagai wirausaha baru, akan lebih baik pula untuk memilih usaha yang modalnya minim, atau apabila membutuhkan modal besar, dapat dilakukan secara bersama dengan teman yang dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
Bersama Mengatasi Dampak Pandemi
Pandemi adalah krisis yang benar-benar berdampak ke tingkat perorangan, sehingga langkah aktif yang dilakukan oleh semua pihak berkontribusi positif pada percepatan upaya pemulihan bangsa. Dalam situasi ketika pertumbuhan ekonomi melambat dan lapangan pekerjaan berkurang, maka peran dan dukungan aktif masyarakat menjadi penting.
Pemerintah, di sisi lain, dari sejak masa pandemi terus berupaya untuk memastikan keseimbangan kebijakan baik pada sektor kesehatan maupun ekonomi. Di sektor ekonomi, fokus Pemerintah adalah memastikan tetap bergeraknya roda perekonomian, daya beli masyarakat dan tingkat produktivitas.
Di samping berbagai strategi kebijakan makro dan fiskal yang telah diambil, Pemerintah juga menetapkan kebijakan ekonomi yang langsung menyasar kepada masyarakat, antara lain:
ADVERTISEMENT
Dalam dua tahun, kombinasi berbagai langkah yang diambil Pemerintah tersebut telah menunjukkan hasilnya. Pada awal 2022 lalu, International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sukses dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi tanpa mengorbankan stabilitas keuangan dan fiskal jangka menengahnya. Pemulihan ekonomi Indonesia tergolong cepat, yang menunjukkan efektivitas kebijakan pemerintah dalam menangani dampak pandemi. Aktivitas perekonomian di Indonesia sepanjang tahun 2021 juga telah meningkat dan mengangkat kinerja APBN 2021.
Dalam salah satu pidatonya, Menteri Keuangan RI menyampaikan bahwa cepatnya pemulihan tersebut adalah kontribusi positif dari seluruh sektor masyarakat, dunia usaha Indonesia, ketangguhan sektor keuangan, serta instrumen dan kebijakan pemerintah yang responsif. Tingkat pengangguran di Indonesia juga telah berhasil ditekan dan mencapai 6,5% setelah sempat melonjak di atas 7.1% pada tahun 2020. Perkembangan positif ini telah menciptakan optimisme bagi Indonesia sampai menuju pemulihan sepenuhnya dari pandemi.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, keberhasilan dalam pemulihan menunjukkan kehebatan Indonesia. Hal ini perlu diapresiasi mengingat bagi negara besar, lebih banyak variabel yang mempengaruhi penanganan pandemi. Kemampuan Indonesia mengatasi situasi ekonomi akibat dampak pandemi tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Pemerintah melalui langkah kebijakan yang diambil telah berupaya sebaik mungkin agar pemulihan segera terjadi sehingga impitan beban kelesuan ekonomi tidak terlalu lama dirasakan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat juga terus berperan penting untuk terus menggerakkan roda ekonomi dan membangun ketangguhan Indonesia, sebagaimana diakui pula oleh Menteri Keuangan RI.
Keberhasilan langkah penanganan pandemi adalah hasil kerja semua elemen bangsa, dan termasuk masyarakat Indonesia. Ketangguhan masyarakat bertahan dari dampak pandemi, adalah ketangguhan Indonesia pula. Mengutip pidato Presiden RI, Joko Widodo, pada awal masa pandemi,
ADVERTISEMENT