Konten dari Pengguna

Menyingkap Eksistensi Dunia Penjoki Game

Marvella
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret
31 Desember 2024 12:55 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marvella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Catatan: Identitas dan privasi narasumber dalam tulisan ini dirahasiakan. Nama yang tertera adalah samaran.
ADVERTISEMENT
“Karena gengsi,” Alan mengutarakan jawaban yang muncul di benaknya seraya tersenyum menyeringai. “Karena gengsi lalu karena kebanyakan duit,” tambahnya. Pekerjaan yang ia geluti dua tahun silam semata-mata untuk memberi makan gengsi yang dimiliki para pemain game moba. Dulu, ia bersama rekan kerja lainnya bertugas menggenjot rank para klien hingga punya andil dalam penjajahan papan peringkat global. Sebut mereka sebagai “penjoki game” dan inilah potret kehidupan mereka di balik layar.
Pecut Pertama Alan
Pas itu aku SMA kelas 2, aku lihat ada teman yang jadi penjoki game Mobile Legends duitnya lumayan banyak. Saat itu lagi zaman covid juga kan. Jadi aku rajin push rank di game Mobile Legends, tapi sama teman yang lain. Habis nge-push dan merasa cukup ok, aku cari info-info joki dan jadi worker joki deh. Yaa pokoknya mau jadi penjoki karena duit, biar nambah jajan dan bisa menabung, sama biar makin jago aja.
ADVERTISEMENT
Alan bercerita tentang motivasinya memutuskan menjadi seorang penjoki. Uang adalah dorongan utama, dilanjutkan “biar tambah jago” yang menjadi pemacu semangatnya. Alan kemudian menuturkan bahwa ada seorang temannya yang membuat joki store lalu menariknya untuk bergabung. Di sana, ada sekitar 20 worker yang berisi orang-orang pilihan temannya tersebut. Selain menjadi worker di store temannya, Alan mengaku juga menjadi worker joki di beberapa tempat lainnya.
Prosedur pertama dalam pekerjaan Alan adalah menunggu job dibagikan ke obrolan grup kemudian para worker akan berdahulu-dahuluan untuk mengambil job tersebut sesuai dengan role yang dikuasai. Alan misalnya, menguasai role Midlaner, dalam game ia bertanggung jawab untuk mengontrol jalur tengah di peta. Jadi, saat job joki dengan permintaan menggunakan hero-hero di midlane dibagikan, maka Alan akan cepat-cepatan berebut job dengan penjoki Midlaner lainnya yang ada di grup tersebut. Setelah mendapatkan job, ia akan bermain dengan party jokinya sendiri. “Jadi kerjaan atau store jokiku sama party jokiku itu beda,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Alan banyak menjalankan pekerjaanya di pertengahan hingga akhir season atau di bulan kedua hingga ketiga sebelum satu musim berakhir. Ia memilih waktu tersebut untuk menghindari melawan penjoki lainnya yang cenderung akan menghambat kenaikan rank akun kliennya, walaupun harga joki per poin di tengah hingga musim lebih murah dibandingkan di awal musim. Pada tahun 2021, klien harus membayar 20-25 ribu per poin di rank Mythical Glory. Namun karena Alan adalah worker dan bukan first hand, maka ia hanya memperoleh sekitar 12 ribu untuk setiap poin yang dikumpulkannya. “Bos jokinya yang untung, tapi kan dia yang punya koneksi, jadi nggak salah juga,” pungkas Alan.
Sebagai worker, Alan juga tidak bisa mempromosikan diri sendiri kepada para pelanggan. Ini merupakan kebijakan dari hampir seluruh store joki game. Alasannya tentu untuk mencegah store kehilangan para worker-nya. Sebab esensinya bisnis store joki sebagai jembatan bagi penjoki dan klien yang lebih aman dan terjamin. Namun, sempat ada pelanggan yang menghubungi langsung Alan di DM (direct message) Instagram untuk memesan joki. Alan mengakui, “Pas dapat dari tangan pertama itu ternyata enak banget.”
ADVERTISEMENT
Melodi Kehidupan Sang Penjoki
Alan sangat antusias menceritakan suka dukanya menjadi seorang penjoki game Mobile Legends. Sebagai seorang Midlaner ulung, ia kerap kali diberikan job untuk mengerjakan request-an hero mage nyeleneh. Dianggap “nyeleneh” karena hero-hero tersebut jarang digunakan di high tier rank atau peringkat level atas karena tidak cocok dengan META (Most Effective Tactic Available) saat itu. “Aku suka di PC (private chat) sama owner store buat kerjain hero mage susah kayak Cyclops gitu”, ungkap Alan.
Menurut Alan, kekompakan dan kecocokan gameplay menjadi kunci kemenangannya selama menjadi penjoki game. Hal paling penting bagi Alan adalah cara bermainnya harus seirama dengan Jungler dan Roamer di timnya. “Roamer yang aku suka itu harus bisa nge-call sama Jungler-nya jangan malas cari objektif kayak turtle gitu.” Selain itu, Alan memerlukan seorang Drafter yang cerdas di dalam party jokinya karena ia mengaku kurang lihai dalam membaca komposisi tim dan menentukan hero yang tepat untuk dipilih.
ADVERTISEMENT
Kemenangan beruntun sudah menjadi makanan sehari-hari Alan dan timnya di Land of Dawn. Namun, tak jarang kemenangan yang diraihnya juga diselingi kekalahan. Naasnya, worker joki harus membayar uang apabila poin akun kliennya menjadi minus. Untungnya Alan tidak pernah menombok uang kepada owner, “Aku nggak pernah nombok sih, paling pernahnya dapat sedikit. Misalnya main 4 jam tapi menang kalah gitu jadinya dapat sedikit aja.” Semua player pasti pernah mengalami fase dimana performa bermainnya sedang tidak baik, menurut Alan lebih baik stop atau main akun sendiri saja.
Penjoki benar-benar bisa dikategorikan sebagai pekerjaan normal pada umumnya karena sebagian besar penjoki mematok jadwal bermain. Alan akan mulai mengerjakan orderan kliennya pada jam 7 pagi hingga 12 siang. Setelah itu ia akan beristirahat hingga jam 6 sore. Kemudian dari jam 6 sore sampai 12 malam ia akan lanjut mengerjakan orderan lagi. Namun, ia kerap mengganti waktu joki malamnya ke subuh dari jam 12 tengah malam sampai jam 6 pagi. Alasannya karena bermain di waktu tersebut cenderung mendapatkan lawan yang mudah dan terhindar dari sebagian besar party joki lainnya.
ADVERTISEMENT
Ketekunan dan skill mumpuni Alan mengantarkannya pada pencapaian gemilang di dunia E-Sport. Setelah beberapa bulan menekuni pekerjaan joki, ia memberanikan diri untuk mengikuti trial atau masa percobaan perekrutan player baru di beberapa tim E-Sports. Hasilnya, ia menjadi Midlaner tetap di salah satu tim pada liga Mobile Legends Bang-Bang Development League (MDL). Alan sempat berlaga selama satu musim di tim tersebut sebelum kemudian dilirik oleh salah satu tim besar E-Sports. Namun, karena orang tua Alan tidak menyetujui tawaran tim tersebut untuk memberangkatkan Alan ke Singapura, maka Alan berhenti menjadi seorang pro player bahkan juga berhenti menggeluti pekerjaan di bidang E-Sports.
Bercak Joki di Detik Ini
Kini, Alan melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas unggulan di Jawa Tengah. Setelah mengantongi asam garam dunia kerja di ranah E-Sports, Alan mengungkapkan rasa syukurnya atas memori dan pelajaran hidup yang telah ia peroleh. Alan menyadari kesehatannya memburuk akibat menjadi seorang penjoki. Mulai dari jam tidur tidak teratur hingga kram tangan yang kerap kali muncul. Namun, Alan merasa semuanya indah akibat interaksinya dengan rekan party joki yang selalu menemaninya. Hingga kini, Alan tetap berhubungan baik dengan teman-temannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Terjun ke dunia kerja di usia muda juga mengajari Alan tentang nilai uang. Caranya memandang uang telah berubah. Lebih menghargai kerja kerasnya, lebih cermat dalam mengelola uangnya. Alan menjadi bertanggung jawab atas kebutuhan dan keinginannya sendiri saat ini. Bahkan ia selalu menabung dan menggunakan uang pribadinya untuk membeli barang yang ia impikan. Bagi Alan, setahun menjadi penjoki adalah proses hidup yang sangat “worth it” untuk keberlangsungan hidupnya di masa kini dan masa depan.
Alan juga sempat berpesan kepada penjoki-penjoki game saat ini, “Semangat dan sehat-sehat terus ya. Aku tau menjadi penjoki itu kadang bukan sebuah keinginan, tapi keharusan. Sebuah tanggung jawab untuk menghidupi orang-orang yang kalian sayang. Aku respect sama kalian,” tutupnya.
ADVERTISEMENT