Kisah Tokoh Gatotkaca Dalam Pewayangan

Marwah Husain Maulani
Mahasiswi Sastra Indonesia, Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
23 Oktober 2023 9:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marwah Husain Maulani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wayang berasal dari kata "wayangan" atau "bayangan" yang merupakan perwujudan dan sebagai bentuk pemujaan kepada roh nenek moyang atau kepada dewa dewi yang sudah ada sejak zaman prasejarah. Kemudian dari sinilah muncul kepercayaan animisme, dinamisme, dan totemisme. Awalnya, wayang kulit ini dijadikan sebagai media propaganda oleh Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, wayang hanya berbentuk bayangan yang digambar. Namun, seiring berkembangnya zaman ada banyak jenis wayang seperti Wayang Kayu, Wayang Bambu, Wayang Gong, dan Wayang Potehi.
Sumber : dokumen pribadi contoh Wayang Potehi dari Tionghoa
Tokoh Wayang Gatotkaca
Gatotkaca merupakan tokoh populer dalam cerita wayang di Jawa Tengah. Gatotkaca ini dapat digambarkan sebagai sosok yang gagah dan perkasa, berbadan besar, kepala tegak, dan memiliki mata yang bulat. Dalam cerita pewayangan, Gatotkaca memiliki jiwa dan raga yang kuat bahkan bisa mengalahkan semua musuhnya dengan mudah. Tidak heran jika sosok ksatria dari Kerajaan Pringgodani ini memiliki slogan populer yaitu “Otot Kawat Tulang Besi”.
Asal Usul Gatotkaca
Gatotkaca adalah putra dari Bima (Raden Werkudoro, nama lain dari Bima) dan Hidimbi atau Dewi Arimbi. Dewi Arimbi adalah seorang putri dari Prabu Arimbaka, raja raksasa negara Pringgodani, dengan Dewi Hadimba. Ia memiliki tujuh orang saudara kandung, yaitu Arimba (dalam kitab Mahabharata lebih dikenal sebagai Hidimba), Arya Prabakesa, Brajadenta, Brajamusti, Brajalamatan, Brajawikalpa, dan Kalabendana.
Pertunjukkan wayang di museum wayang, Jakarta (foto : dokumen pribadi)
Dalam kisah pewayangan, i diceritakan sebagai seorang yang berwujud raksasi, seorang buta (raksasa) perempuan yang menakutkan. Wujudnya yang tidak menarik untuk ukuran seorang perempuan tersebut menjadi penghalang bagi Bima untuk menjatuhkan hati padanya. Namun, karena kesetiaan Arimbi pada Bima meskipun berkali-kali ditolak cintanya, sosok Arimbi berhasil mencuri hati Dewi Kunti, ibunda Bima. Dengan ketabahan dan ketulusan hatinya mencintai Bima, Arimbi pun mendapatkan do'a dari Dewi Kunti dan berubah menjadi seorang gadis yang sangat rupawan sehingga Bima pun tanpa ragu lagi menjatuhkan hatinya pada Arimbi.
ADVERTISEMENT
Dewi Arimbi pun menikah dengan Bima alias Werkudoro, salah seorang dari lima kesatria Pandawa, putra Prabu Pandu (raja kerajaan Hastinapura) dengan permaisuri Dewi Kunti. Dari perkawinan itu ia melahirkan seorang putra yang diberi nama Gatotkaca.
Gatotkaca lahir dengan nama kecilnya yaitu Jabang Tetuko. Saat ia berusia satu tahun, ada satu peristiwa yaitu tali pusarnya yang tidak bisa dipotong walaupun sudah menggunakan pisau. Kemudian Prabu Sri Batara Kresna meminta Prabu Puntadewa agar memotong tali pusar dengan pusaka andalan Pandawa, namun tetap saja tidak ada keberhasilan. Prabu Sri Batara Kresna penasaran dan ia menyuruh Raden Arjuna memotong tali pusar itu dengan pusaka andalannya, dan hasilnya pun tetap nihil. Ada satu penyebab mengapa pusaka andalan itu tidak berhasil memotong pusar sang Jabang Tetuko, karena yang dapat menggunakan kekuatan pusaka itu hanya Eyang Batara Narada.
ADVERTISEMENT
Arjuna (paman Gatotkaca) diutus oleh Kanda Prabu Kresna dan Kanda Prabu Puntadewa untuk menemui Eyang Batara Narada. Pada waktu yang bersamaan Raden Karna (panglima Hastinapura) dari kerajaan Hastinapura mendahului langkah Arjuna dan menyamar sebagai Arjuna. Dan sialnya karena wajahnya mirip, Eyang Batara Narada salah memberikan pusaka Kuntawijayadanu. Kemudian Arjuna mengejar untuk meminta kembali pusaka Kuntawijayadanu itu namun tidak diberikan dan hanya berhasil mendapat sarungnya saja. Dengan menggunakan sarung tersebut akhirnya tali pusar berhasil dipotong. Lalu sarung itu musnah dan menyatu dengan Jabang Tetuko (Gatotkaca). Kemudian sang Jabang Tetuko (Gatotkaca) berubah dan berwujud raksasa yang memiliki taring menyeramkan, dan Kresna langsung memotong taring tersebut agar sifat buruk dari raksasa itu hilang.
ADVERTISEMENT
Kemudian Dewi Arimbi dinobatkan sebagai ratu kerajaan Pringgodani untuk menggantikan kedudukan kakaknya, Prabu Arimba, yang tewas dalam peperangan melawan Bima. Namun karena Dewi Arimbi lebih sering tinggal di Kesatrian Jodipati mengikuti suaminya, lalu kekuasaan kerajaan Pringgodani diserahkan Gatotkaca jika sudah dewasa dan ia akan diangkat menjadi raja kerajaan Pringgodani, dan bergelar Prabu Kacanegara.
Suatu hari, Sangkuni dari kerajaan Hastinapura datang dan menghasut Brajadenta tentang tahta kerajaan Pringgodani yang seharusnya ialah yang menduduki singgasana kerajaan Pringgodani tersebut. Karena hasutan itu pun, Brajadenta terpengaruh dan tidak terima, Brajadenta kemudian memberontak ingin merebut tahta kerajaan Pringgodani. Namun, Brajamusti memihak Gatotkaca dan terjadilah peperangan antara Brajadenta dan Brajamusti untuk memperebutkan tahta kerajaan Pringgodani. Tetapi akhirnya peperangan itu tidak dimenangi oleh Brajadenta ataupun Brajamusti. Keduanya mati dan rohnya masuk ke dalam tubuh Gatotkaca dan Gatotkaca memiliki dua kekuatan atau ajian yakni ajian Brajadenta dan ajian Brajamusti.
ADVERTISEMENT