Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Menerapkan 3 Kata Ini dalam Hidup
17 Desember 2022 14:28 WIB
Diperbarui 25 Desember 2022 10:28 WIB
Tulisan dari Marwah Mufidah Alkhanza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan lepas dari kehidupan bersama orang lain. Bersama keluarga, saudara, kerabat, teman, sahabat, dan orang lainnya. Dalam keadaan tertentu adakalanya seseorang meminta bantuan kepada orang lain, tidak sengaja membuat kesalahan, atau membantu seseorang walaupun bantuan yang diberikan hanyalah bantuan kecil. Terdapat tiga kata ajaib yang perlu diterapkan dalam hidup, yaitu kata “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih”. Terkadang seseorang melupakan tiga kata ajaib ini saat meminta bantuan orang lain. Di zaman sekarang ini tak jarang jika kita melihat beberapa anak atau remaja yang dengan santainya menyuruh orang lain dengan dalih membutuhkan bantuan orang tersebut tanpa mengucapkan kata minta tolong kepadanya dan berterima kasih.
ADVERTISEMENT
Dalam buku yang berjudul Hypnobirth: Evidence, Practice, and Support Birth Professionals yang ditulis oleh Teri Gavin-Jones dan Sandra Handford menuliskan bahwa sebuah penelitian membuktikan kata-kata positif yang disampaikan dengan energi positif dan antusiasme yang tinggi akan memberikan dampak yang baik bagi penerima (Ulwiya, 2020). Sebenarnya penerapan tiga kata ajaib ini sangat mudah bilamana kita sudah terbiasa mengucapkannya. Alangkah baiknya sejak usia dini seorang anak sudah diajarkan tiga kata tersebut, yaitu ucapan tolong, ucapan maaf, dan ucapan terima kasih.
Menerapkan Kata Ajaib Sedari Dini
Seseorang yang sudah terbiasa mengucapkan kata tolong, maaf, dan terima kasih akan mudah menerapkannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tak jarang kita temui terdapat beberapa orang yang berat untuk mengucapkan kata itu. Apa faktor penyebabnya? Faktor penyebabnya tidak lain adalah rasa gengsi. Adanya rasa gengsi dan egois dalam diri seseorang menyebabkan susahnya orang itu dalam menghargai orang lain. Lebih memilih untuk tutup mulut dan bersikap tak acuh terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Karena inilah perlunya menerapkan pembiasaan mengucapkan kata “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih” sejak dini.
ADVERTISEMENT
Orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi anak yang dapat menghormati orang lain dan diri sendiri. Seperti kata pepatah, “rasa hormat yang kamu berikan kepada orang lain merupakan cerminan rasa hormatmu terhadap diri sendiri.” Ini merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter (character education) dan dapat dilakukan salah satunya dengan mengajarkan pembiasaan kepada anak untuk mengucapkan tolong, maaf dan terima kasih. Jika orang tua sudah mampu mengajarkan pengamalan tiga kata ini dalam hal-hal kecil, maka ini akan menjadi kebiasaan kepada seorang anak sampai besar dan akan memberikan dampak positif terhadap anak tersebut.
Sebuah penelitian mengatakan bahwa usia 4-6 tahun merupakan usia yang cocok untuk mengajarkan tiga kata ajaib ini (Cahyadi dkk., 2020). Karena pada tahap usia inilah perkembangan kognitif dan inisiatif anak sedang berkembang. Tidak hanya bermanfaat untuk perkembangan diri saja, tetapi juga memotivasi dan memberi pembelajaran bagi pribadi yang lain untuk mengucapkan tiga kata ajaib. Selain itu, dalam pembelajaran diperlukan kerja sama dengan anak agar anak lebih mudah memahami dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Makna Ketiga Kata Ajaib
Kata pertama adalah “tolong” yang berarti seseorang membutuhkan atau meminta bantuan orang lain. Misalnya, kita ingin meminta bantuan teman untuk mengambilkan barang yang jauh dari hadapan kita, maka awalilah kata meminta itu dengan kata tolong. Seperti contoh, “tolong ambilkan buku ensiklopedia yang ada di dekatmu.” Terkadang kata itu terlewatkan saat seseorang membutuhkan bantuan orang lain. Apalagi jika sedang dalam keadaan tergesa-gesa atau dalam keadaan emosi yang tidak stabil. Biasanya seseorang yang menerapkan selalu kata ini ia sudah dibiasakan sejak kecil. Baik diajarkan oleh orang tua maupun oleh guru yang berada di sekolah. Menempatkan kata ini di dalam permintaan bantuan sangatlah tidak sulit. Namun seseorang cenderung merasa kata itu tidak diperlukan apabila ia merasa sudah mengenal dekat orang yang ingin dimintai bantuan olehnya. Fenomena ini cukup banyak terjadi baik di keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kata kedua adalah “maaf” yang mengartikan seseorang meminta maaf terhadap apa yang telah dilakukan atau meminta maaf atas kesalahan yang terjadi karena perbuatannya. Manusia merupakan tempatnya salah. Terkadang seseorang merasa gengsi untuk mengucapkan kata maaf ini. Biasanya ini sering terjadi di lingkungan luar rumah. Saat seseorang berada dalam keramaian dan tidak sengaja melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya. Sikap seseorang dalam keramaian rata-rata lebih individualis. Hanya sibuk pada diri sendiri dan jarang sekali memperhatikan orang-orang disekitarnya. Namun, kata “maaf” ini bukan hanya digunakan saat seseorang merasa melakukan kesalahan, tetapi juga sebagai bentuk sopan santun terhadap orang lain. Meminta maaf merupakan tindakan ksatria karena ini merupakan hal yang sulit untuk dilakukan bagi beberapa orang.
ADVERTISEMENT
Kata ketiga adalah “terima kasih” yang mengartikan bahwa seseorang memberikan rasa hormat dan santun terhadap orang lain yang telah berbuat baik kepadanya. Banyak orang yang masih mengamalkan kata ini dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita temui salah satunya remaja-remaja yang mengucapkan kata ini biasanya mereka menggunakan kata serapan bahasa asing agar terlihat lebih keren. Ini bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan. Yang dipermasalahkan adalah apabila tidak mengucapkan kata terima kasih setelah diberi bantuan oleh orang lain. Namun tak jarang hal itu terjadi dalam masyarakat. Bagi mereka yang enggan mengucapkan terima kasih kepada orang lain biasanya mereka merasa bahwa bantuan yang diberikan seseorang tidak diperlukan oleh mereka dan cenderung menganggap bahwa mereka bisa melakukan semuanya sendiri.
ADVERTISEMENT
Contoh penerapan tiga kata ajaib ini, yaitu seorang anak ingin mengambil layangannya yang tersangkut di atas pohon. Ia meminta tolong kepada seorang bapak yang lewat. Ia memanggil bapak itu diawali dengan kata “maaf” karena ia belum mengenali orang tersebut. Lalu ia meminta bantuan bapak tersebut dengan mengucapkan kata “tolong” dalam mengawali kalimatnya. “Maaf pak, boleh tolong ambilkan layangan saya yang tersangkut di atas? Karena saya tidak bisa mengambilnya.” Dengan mengucapkan kalimat ini tanpa sengaja sudah memasukkan dua kata ajaib. Setelah layangan itu diambil oleh bapak tersebut dan diberikan kepada sang anak, ia mengucapkan terima kasih atas bantuan bapak tersebut. “Terima kasih atas bantuannya pak.” Dan sudahlah ketiga kata ajaib ini dapat diterapkan dalam satu kejadian di dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Membangun Kesadaran Akan Pentingnya Mengucapkan Tolong, Maaf, dan Terima Kasih
Sebenarnya sangat mudah untuk menerapkan tiga kata ajaib ini. Namun, lagi-lagi dapat ditemukan bahwa ketiga kata ajaib ini masih sukar ditemukan dalam kehidupan masyarakat karena adanya rasa gengsi dan egois yang tinggi. Pembiasaan tiga kata ajaib ini selain sebagai bentuk rasa sopan santun dan hormat, tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan dalam mengenali emosi diri (Fitri dkk., 2021). Sangat beruntung jika seorang anak sudah terbiasa mengucapkan kata tolong, maaf, dan terima kasih dalam hal-hal kecil di hidupnya. Apalagi jika diterapkan sampai dewasa dan tua nanti.
Nah, itulah betapa pentingnya bagi kita untuk menerapkan dan mengaplikasikan tiga kata ajaib di dalam hidup. Jika kamu termasuk orang yang belum biasa menerapkan ketiga kata ini, maka jangan khawatir. Kamu bisa memulainya dengan membangun kesadaran di dalam diri kamu (self awareness) dan mencoba untuk terbiasa mengucapkan kata tolong, maaf, dan terima kasih. Ini bukanlah hal yang sulit jika kamu mau berusaha dan mau mengaplikasikannya dalam kehidupan. Ini sama sekali tidak merugikan, lho. Justru akan memberikan dampak baik bagi diri sendiri. Dengan pengamalan terhadap tiga kata ini, maka akan membangun diri menjadi pribadi yang memiliki sopan santun, etika, dan rasa hormat terhadap hal-hal di sekitar.
ADVERTISEMENT
Menurut pandangan penulis, alangkah baiknya kita membiasakan diri untuk mengucapkan tiga kata ajaib ini. Baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Jangan sampai budaya dan kebiasaan mengucapkan tiga kata ajaib ini hilang. Dan jangan sampai menjadi seseorang yang enggan untuk mengucapkan tiga kata ajaib ini. Sekecil apapun kita meminta bantuan seseorang, maka awalilah dengan tolong. Sekecil apapun kita berbuat kesalahan terhadap orang lain, maka ucapkanlah maaf. Dan sekecil apapun orang lain membantu kita, maka ucapkanlah terima kasih.
Daftar Referensi
Ulwiya, S. (2020). Tiga Kata Ajaib yang Menghadirkan Energi Positif. Diunduh pada 8 Desember 2022, dari https://www.its.ac.id/news/2020/04/13/tiga-kata-ajaib-yang-menghadirkan-energi-poistif/
Fitri, A. Z., Hakim, T., Saputri, M., & Sholihin, M. F. (2021). Pengembangan Kecerdasan Emosional Siswa : Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembelajaran Berbasis Alam. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 6(2), 169-184. https://doi.org/10.25299/al-thariqah.2021.vol6(2).8036
ADVERTISEMENT
Cahyadi, J., Erandaru, & Stevanie, F. (2020). Perancangan permainan kartu pembelajaran 3 kata ajaib untuk anak usia 4-6 tahun. Jurnal DKV Adiwarna, Universitas Kristen Petra, 1(16), 1–12. http://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/10225