Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Setahun Hilang dalam Lima Jam
29 Mei 2022 14:09 WIB
Tulisan dari Maryam Nurfauziah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pupus sudah harapan Egi untuk bisa menghadirkan seni wayang golek di acara pernikahannya dengan Elis. Pasalnya, uang yang sudah ia kumpulkan dari hasil kerja kerasnya selama satu tahun ini ludes dibawa maling pada saat perjalanan pulang dari Jakarta ke Kuningan menggunakan bus.
ADVERTISEMENT
Egi yang saat itu bersemangat pulang dengan menggendong ransel yang berisi pakaian dan amplop berisi uang senilai Rp60.000.000 serta menenteng satu buah kardus menuju Terminal Kampung Rambutan berharap agar perjalanan yang akan ia lakukan bisa berjalan dengan lancar.
Ia turun dari angkot dan langsung menuju sebuah bus yang tak asing karena sering ia gunakan pada saat pulang maupun pergi dari kampung ke Jakarta. Dengan penuh rasa senang ia segera membeli satu tiket dan langsung mencari tempat duduk dirasanya aman dan nyaman hingga nanti sampai di Kuningan.
Dalam perjalanan, bus yang ia tumpangi cukup ramai sampai ada seorang lelaki yang memakai topi juga masker duduk di kanan Egi. Sehingga ia memutuskan untuk menyimpan tasnya di bawah kursi dengan diapit oleh kedua kakinya. Tidak berapa lama kemudian, karena perjalanan yang sedang ia tempuh ini memakan waktu sampai 5 jam, ia pun tertidur dengan posisi di samping jendela sebelah kiri dari arah lajunya bus.
ADVERTISEMENT
Di tengah perjalanan, bus pun berhenti di sebuah rest area dalam tol Palimanan untuk mengisi bahan bakar. Sang kondektur pun mempersilakan kepada penumpang bagi yang ingin ke toilet selama menunggu pengisian bahan bakar tersebut. Egi pun turun untuk pergi ke toilet dengan meninggalkan tasnya yang berada di bus. Beberapa menit kemudian ia kembali ke bus, namun ia tidak mengecek isi tasnya yang tersimpan di bawah kursi tersebut.
Ia langsung memainkan ponselnya lalu memasang earphone ke telinganya dan mendengarkan lagu untuk menemani perjalanannya, dan tak berapa lama ia kembali tertidur.
Pada saat sudah berada di Kuningan, ternyata lelaki yang tadi duduk di samping Egi sudah turun tanpa sepengetahuannya. Kemudian, saat bus sampai di Terminal Kuningan Egi bergegas turun tak lupa dengan membawa serta ransel dan kardusnya menuju tempat parkir untuk menemui sang adik yang telah menunggunya di sana.
ADVERTISEMENT
Egi dan sang adik langsung melajukan motor hitamnya untuk menempuh perjalanan ke rumahnya yang berada di Desa Ciawi. Tak lama kemudian ia sampai di sebuah rumah dan langsung disambut oleh keluarganya yang pada saat bersamaan mereka juga tengah berkumpul untuk mempersiapkan acara pernikahan Egi nanti.
Egi pun langsung menuju ke kamar dan langsung mengecek isi tasnya, namun ia tidak menemukan amplop yang berisi uang tersebut di dalam tasnya sehingga membuat ia bingung, sedih serta bertanya-tanya dimana keberadaan uang yang telah ia kumpulkan tersebut dan kapan hilangnya dari dalam tasnya ini. Sontak ia langsung berteriak memanggil ibunya dan memberi tahu bahwa uang yang ia simpan di dalam tasnya tersebut hilang entah kemana. Seketika ibu dan kedua kakaknya pingsan dan beberapa saudara yang berada di rumahnya itu langsung menangis karena musibah yang menimpa Egi.
ADVERTISEMENT
Egi tidak tahu harus berbuat apa, perasaan ia saat itu seketika hancur karena uang yang sudah ia kumpulkan dari hasil kerja kerasnya hilang sia-sia. Namun, meskipun begitu Egi tetap melangsungkan pernikahannya dengan Elis dan harus merelakan untuk tidak menghadirkan seni wayang golek untuk kemeriahan acara pernikahan mereka.