First Travel dan Keuntungan Bisnis Travel Umrah di Indonesia

20 Agustus 2017 8:59 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melepas jemaah haji (Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Melepas jemaah haji (Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
ADVERTISEMENT
Tidak seperti ibadah haji, ibadah umrah memerlukan biaya yang lebih murah. Waktu keberangkatannya juga lebih fleksibel, tidak tergantung satu waktu tertentu saja. Dengan begitu waktu tunggu keberangkatan umrah lebih pendek dibandingkan haji yang bisa mencapai 35 tahun.
ADVERTISEMENT
Tak heran jika jumlah peminat ibadah umrah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini kemudian menggoda tumbuh suburnya layanan travel perjalanan umrah.
Sebenarnya berapa keuntungan menjadi agen travel umrah di Indonesia?
Bisnis travel umrah menurut salah satu pengurus Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Jakarta, Pauline Suharno, memiliki keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan agen travel biasa.
"Untuk umrah dan haji (keuntungan) bisa mencapai 10%. Lebih tinggi dibandingkan travel biasa yang berkisar di 1-3%," ujar Pauline kepada kumparan (kumparan.com) sabtu (19/8).
Keuntungan yang cukup menggiurkan bukan?
Jemaah Umrah di Arab Saudi (Foto: Flickr/FFaruq)
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah Umrah di Arab Saudi (Foto: Flickr/FFaruq)
Tingginya angka keuntungan travel umrah dibandingkan dengan travel biasa disebabkan jumlah agen travel biasa yang sudah terlalu banyak. Sehingga persaingan bukan hanya dari pelayanan saja, tetapi juga harga. Sementara untuk harga travel umrah sendiri relatif tak jauh berbeda dengan adanya standar minimal biaya perjalanan umrah.
ADVERTISEMENT
Biaya yang diperlukan, berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, rata-rata Rp 20 juta untuk waktu sembilan hari ibadah umrah.
Biaya ini diperlukan untuk tiket pesawat Jakarta-Jeddah Rp 12 juta, hotel di Madinah Rp 800 ribu, hotel di Mekah Rp 1 juta, katering Madinah dan Mekah Rp 1 juta.
Ditambah juga biaya visa Rp 750 ribu; transportasi Rp 700 ribu; ziarah/tur Rp 700 ribu; oleh-oleh, air zamzam, dan seragam Rp 500 ribu; airport tax Jakarta, Jeddah atau Madinah Rp 75 ribu; handling, tips supir, porter Rp 200 ribu; pembimbing ibadah Rp 750 ribu; manasik umrah Rp 850 ribu, dan keuntungan travel Rp 675 ribu.
Sementara dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag), Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) menyatakan standar minimal biaya perjalanan umrah senilai 1.700 dollar AS.
ADVERTISEMENT
"Amphuri dan Kementerian Agama RI komitmen untuk menetapkan standar penyelenggaraan umrah, terutama terkait biaya, di mana biaya 1.700 dollar AS menjadi standar minimum untuk perjalanan umrah," kata Ketua Amphuri Joko Asmoro.
Jika menggunakan kurs saat ini (1 dollar AS sama dengan Rp 13.300), 1.700 dollar AS kurang lebih setara dengan Rp 22 juta.
Selain karena keuntungan yang relatif stabil dan menggiurkan, tumbuh suburnya bisnis perjalanan travel umrah menurut Pauline karena pangsa pasarnya yang besar.
"Marketnya sendiri masih besar dan umumnya orang-orang memang ikut bersama tur ke sana (umrah), agen travel perjalanan yang baru buka, sekarang juga mulai banyak yang pilih bisnis itu (perjalanan umrah)," tutur Pauline.
Tingginya peminat umrah, menurut Pauline tidak lepas dari imbas waktu tunggu ibadah haji yang lama.
ADVERTISEMENT
"Umrah jadi kebutuhan karena (antre) haji terlalu lama, selain itu masih jarang yang umrah mandiri," jelas Pauline.
Umrah mandiri merupakan istilah yang digunakan untuk jamaah yang menjalankan ibadah umrah tanpa jasa agen travel atau sering juga disebut umrah backpacker.
Hal tersebut senada dengan pernyataan Joko yang mengatakan bahwa tingginya minat umrah karena waktu tunggu ibadah haji yang lama.
"Tingginya minat umrah karena daftar menunaikan ibadah haji yang begitu lama, harus menunggu bertahun-tahun, sehingga mereka menunaikan umrah terlebih dahulu," ujar Joko.
Pangsa pasar yang luas kemudian dibuktikan dengan data jumlah jemaah umrah Indonesia yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Dilansir katadata, Indonesia menduduki peringkat ketiga jemaah umrah terbesar di tahun 2016 dengan jumlah 699,6 ribu jemaah.
ADVERTISEMENT
Angka ini diperoleh berdasarkan data dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Peringkat Indonesia hanya kalah dari Mesir dengan 1,3 juta jemaah dan Pakistan dengan 991,3 ribu jemaah.
Pada 2017, jumlah jemaah umrah Indonesia mengalami peningkatan hingga 25 persen. Berdasarkan laporan yang dilansir Arab News, negara Pakistan menduduki puncak daftar jemaah, dengan total jemaah mencapai 1.446.284, atau naik 45 persen dari tahun sebelumnya.
Urutan kedua dipegang oleh Indonesia yang mengirimkan 875.958 jemaah atau naik 25 persen. Kemudian diikuti India dengan 524.604 jemaah. Lalu Bangladesh sebanyak 80.977 jemaah, dan Irak sebanyak 264.878 jemaah atau naik 58 persen.
Anniesa Hasibuan dan suami. (Foto: Instagram @anniesahasibuan)
zoom-in-whitePerbesar
Anniesa Hasibuan dan suami. (Foto: Instagram @anniesahasibuan)
Dengan pangsa pasar yang luas bahkan terus meningkat dan nilai keuntungan yang menggiurkan, tak heran jika bisnis travel umrah makin menjamur.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data situs resmi Amphuri, saat ini sudah ada 170 travel haji dan umrah yang terdaftar. Jumlah ini terbilang kecil dibandingkan data yang diperoleh dari Kemenag.
Dilansir Antara (10/1), Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Abdul Djamil menyebut sudah ada 640 travel penyelenggara haji khusus dan umrah, namun permintaan untuk mendirikan perusahaan travel baru tetap tinggi.
"Di meja saya banyak permintaan untuk izin mendirikan travel," ujar Abdul Djamil.
Sayangnya, menurut Djamil, masih ada sejumlah travel umrah yang jauh dari profesional. Ia meminta travel umrah harus mampu untuk membaca tren pasar. Keselamatan dan kenyamanan jemaah tetap jadi prioritas utama, termasuk terjaminnya keberangkatan jemaah untuk menunaikan ibadah umrah.
ADVERTISEMENT