Konten dari Pengguna

Nasionalisme Di Asia Tenggara Muncul Dari Adanya Kolonialisme Bangsa Barat

Maya D Maulidya
Panggilan nama Maya, Salah satu mahasiswa Universitas Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
14 Juni 2023 19:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maya D Maulidya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Arti Kolonialisme
Nasionalisme menurut Anderson (2001) berasal dari kata “nation” dapat berarti kelompok orang-orang yang terikat dalam rasa kebersamaan dan mempercayai konsep saling berbagi takdir atau warisan masa lalu untuk masa depan. Arti Nasionalisme juga bisa dikatakan sebagai satu paham yang membentuk dan mempertahankan serta memperjuangkan kedaulatan nation (negara) bersama dengan adanya satu konsep yang diwujudkan yaitu identitas bersama untuk sekelompok manusia. Terbentuknya nasionalisme pada suatu nation (negara) dapat memiliki faktor penyebab yang berbeda-beda, hal ini membuat adanya bentuk nasionalisme pada tiap negara dibelahan dunia memiliki wujud dan cirinya masing-masing. Salah satu faktor terbentuknya nasionalisme dapat berupa adanya praktik kolonialisme di suatu wilayah hingga akhirnya berdampak pada terciptanya sebuah kedaulatan negara.
ADVERTISEMENT
Salah satu bukti nyata dari adanya kedaulatan negara yang muncul dari praktik kolonialisme adalah penjahahan bangsa barat di kawasan Asia Tenggara. Dalam hal ini praktik kolonialisme dapat dikatakan menjadi dampak positif karena menumbuhkan rasa nasionalisme di kawasan Asia Tenggara. Bangsa-bangsa di Asia Tenggara sebagian besar terbentuk dari adanya praktik kolonialisme bangsa barat dan dalam proses pembentukan identitas kebangsaannya melalui proses yang panjang di mulai dari pertengahan abad ke-20. Proses tersebut dimulai dari terjadinya kolonialisme bangsa barat yang bisa dikatakan sebagai faktor intern yang memunculkan rasa nasionalisme.
Munculnya Kolonialisme di Kawasan Asia Tenggara
Pada hakikatnya terdapat dua faktor penyebab munculnya nasionalisme yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor Intern dapat berupa perlawanan rakyat dalam bentuk pemberontakan atau peperangan yang muncul dari adanya ketidakpuasan terhadap penjajah. Faktor Ekstern dapat berupa adanya kepercayaan atas kemampuan diri sendiri sehingga munculnya nasionalisme dapat berasal dari sebuah paham renaissance.
ADVERTISEMENT
Dapat dikatakan bahwa proses nation building negara-negara dikawasan Asia Tenggara saat ini tidak tercipta dalam waktu yang singkat. Hal tersebut didasarkan pada sejaranya bahwa sebelumnya berawal dari adanya kerajaan-kerajaan besar yang berkuasa dikawasan Asia Tenggara kemudian mulai berganti dengan masa kedatangan bangsa barat atau bangsa Eropa seperti Inggris, Perancis, Portugis dan Spanyol yang melakukan praktik imperialisme dan kolonialisme. Adanya imperialisme bangsa barrat di kawasan Asia Tenggara membentuk adanya batas-batas wilayah koloni atau kependudukan. Adanya praktik tersebut memunculkan nilai-nilai dan rasa nasionalisme dinegara-negara jajahan Kawasan Asia Tenggara. (Emil Radhiansyah.
Proses Terbentuknya Rasa Nasionalisme di Negara-negara di Asia Tenggara
Terbentuknya identitas nation di negara-negara di kawasan Asia Tenggara khususnya di Indonesia diawali dengan proses penyatuan atau rekonsiliasi etnik tiap daerah sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai suatu bangsa. Adapun negara-negara Asia Tenggara yang sadar akan rasa nasionalisme bangsanya setelah adanya kolonialisme dari bangsa barat adalah sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
1) Philipina
Proses nasionalisme Philipina dalam menentang penjajahan tergolong panjang atau lama diantara negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Penyebab dari adanya hal tersebut adalah faktor pendidikan yang didapatkan oleh Philipina tergolong dalam pendidikan modern tertua di luar Eropa. Liga Philipina yang berdiri tahun 1880 dipimpin oleh Jose Rizal adalah gerakan nasional pertama yang ada di Philipina. Adanya gerakan tersebut adalah bentuk perjuangan Rizal melawan pemerintah Spanyol. Bentuk perjuangan berupa adanya novel-novel yang dia tulis yang berisi propaganda terhadap penolakan pemerintahan Spanyol. Pada tahun 1890-an sifat-sifat radikal pada gerakan nasional Philipina mulai terlihat dan berlanjut menjadi sebuah pergolakan-pergolakan radikal. Terhitung ada sekitar 100 pergolakan melawan pemerintah kolonial selama penjajahan Spanyol (1571-1898). Pada tahun 1898 Filipina memproklamasikan kemerdekaan negaranya tepatnya tanggal 12 Juni 189, akan tetapi hal tersebut digagalkan oleh adanya Amerika Serikat tidak mengakui kemerdekaan Philipina dengan tujuan agar dapat mengambil alih kekuasaan Philipina.
ADVERTISEMENT
Jalur perjuangan diplomasi direncanakan oleh Philipina saat berada dibawah penjajahan Amerika Serikat dengan mendirikan sebuah Partai sebagai wadah perjuangan. Partido Nacionalista (Partai Nasionalis) dengan pimpinan Sergio Osmena, Manuel Quezon dan Manuel Roxas adalah partai yang didirikan oleh Philipina sebagai bentuk perjuangan diplomasi. Usaha philipina melawan penjajahan Inggris sempat mengalami krisis perjuangan akan tetapi kemudian Philipina tetap mengusahakan perjuangannya melalui seni, pertunjukan untuk mempengaruhi masyarakat dan upaya diplomasi langsung kepada pemerintah Amerika agar memberikan kemerdekaan kepada Filipina. Hingga pada akhirnya tanggal 4 Juli 1946 Amerika Serikat memberikan kemerdekaan Philipina setelah adanya peristiwa Perang Dunia II .
Dapat disimpulkan munculnya rasa nasionalisme di Philipina memang bermula dari adanya kolonialisme bangsa barat dikawasan tersebut. Kedasadaran orang-orang Philipina akan nasib bangsanya mulai diwujudkan dalam bentuk terciptanya sebuah Liga Philipina tahun 1880 sebagai gerakan nasional pertama Philipina. Gerakan tersebut dipimpin oleh Jose Rizal sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah Spanyol di kawasan Philipina. Selain bangsa Spanyol yang sebelumnya memiliki kekuasaan di Philipina, adanya negara Amerika Serikat dimasa tersebut juga menghambat adanya kemerdekaan Philipina. Barulah pada tanggal 4 Juli 1946 Philipina dapat diakui kemerdekaannya oleh Amerika Serikat setelah perjuangan diplomasi yang dilakukan oleh Philipa.
ADVERTISEMENT
2) Myanmar
Pembentukan YMBA (Young Man Buddhis Association) atau Persatuan Pemuda Burma tahun 1906 adalah awal dimulainya Gerakan nasional Myanmar. Setelah Perang Dunia I perkembangan nasionalisme Myanmar mulai terlihat terutama saat Inggris memisahkan Myanmar dari konstitusi India (Inggris). Berubahnya YMBA menjadi GCBA (Dewan Umum Persatuan Burma) pada tahun 1921 menandai bahwa gerakan nasional Burma menunjukkan tujuan politik yang jelas. Inggris memperkenalkan sistem Dyarchy seperti yang diterapkan di provinsi di India di Myanmar pada Tahun 1923. Tercetus ide pemisahan Myanmar dari India tersebut berasal dari kaum nasionalis, akan tetapi kemudian kaum nasionalis mencurigai bahwa Inggris akan mengambil alih Myanmar setelah India lepas dari Inggris dimana pada awalnya ide tersebut diajukan oleh Komisi Simon pada tahun 1830an.
ADVERTISEMENT
Organisasi Dobama Asiayone (Kami Masyarakat Burma) lahir pada tahun 1935, gerakan ini diilhami paham sosialis dan ajaran komunis, serta terpengaruh dari modernisasi Jepang dan sering juga gerakan ini dinamakan sebagai Partai Thakin. Membangkitkan semangat nasionalisme rakyat dengan mengorganisir petani, buruh dan gerakan pemuda adalah taktik perjuangan partai Thakin. Dari adanya Partai Thakin inilah pada akhirnya yang membuat Myanmar meraih kemerdekaan pada tanggal 4 Januari 1948 .
Dapat disimpulkan adanya kemerdekaan Myanmar berawal dari gerakan nasional pertama Myanmar yaitu YMBA (Young Man Buddhis Association) atau Persatuan Pemuda Burma tahun 1906. Setelah itu terbentuknya Organisasi Dobama Asiayone (Kami Masyarakat Burma) yang lahir pada tahun 1935 semakin membangkitnya semangat rakyat Myanmar dalam memperjuangakan kemerdekaan bangsanya. Pada akhirnya di tanggal 4 Januari 1948 Myanmar meraih kemerdekaannya.
ADVERTISEMENT
3) Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam
Adanya perlindungan Inggris terhadap wilayah Malaya membuat nasionalisme di wilayah Malaya tergolong lambat perkembangannya. Namun pada akhirnya Kemerdekaan Malaya terjadi tanggal 31 Agustus 1957 Di bawah pimpinan Tengku Abdul Rahman. Bekas rumpun jajahan Inggris di wilayah Malaya yang lainnya adalah Singapura dan Brunei Darussalam yang tidak ikut merdeka setelah merdekanya Malaya tanggal 31 Agustus 1957 sebagai PTM (Persekutuan Tanah Melayu).
Pada 16 September 1963 Malaya sendiri berganti nama menjadi Malaysia setealah berkembangannya PTM. Kemerdekaan Singapura sendiri terjadi pada tanggal 9 Agustus 1965 yang ditandai dengan adanya keputusan Singapura memisahkan diri dari Malaysia dan berada dibawah pimpinan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, dan Singapura berdiri sendiri sebagai negara republik. Sedangkan Brunei darussalam memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 1 Januari 1984 setelah adanya berbagai perundingan dengan Inggris karena yang bermula dari raja Brunei yang ditolak oleh Malaysia untuk menjadi Raja Malaysia dan akhirnya tidak mau bergabung dengan Malaysia .
ADVERTISEMENT
4) Thailand
Kedatangan bangsa barat di Thailand juga menimbulkan adanya ancaman akan kemerdekaan negeri sehingga muncul Gerakan nasionalisme yang dilancarkan oleh raja dan para bangsawan. Diplomasi dan modernisasi adalah wujud dari Nasionalisme di Thailand yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan dengan jalan memajukan bangsa bukan untuk mengusir penjajah dari negara mereka. Perancis menjadi salah satu bangsa barat yang paling berbahaya bagi kemerdekaan Thailand selain Inggris, akan tetapi kedua bangsa barat tersebut sungguh-sungguh menghormati bahkan menjaga kedaulatan Thailand.Taktik Thailand yang lain dalam menghindari ancaman bangsa Barat adalah dengan cara memihak Sekutu dalam Perang Dunia I .
5) Indonesia
Nasionalisme di Indonesia sendiri berdasarkan pengertian dari Sartono Kartodirdjo (1998) menyatakan pertumbuhan negara-nasion dalam abad ke-19 bersamaan dengan perkembangan demokrasi, parlementarianisme dan konstitusionalisme, kesemuanya memantapkan pembangunan civil society. Adanya nasionalisme di Indonesia tidak berasal dari perpecahan negara yang multi etnis sebagaimana kebanyakan negara baru yang berasal dari kancah perjuangan menentang kolonialisme lainnya.
ADVERTISEMENT
Proses perjuangan dan kesadaran inilah yang dapat dikatakan sebagai wujud dari nasionalisme Indonesia. Budi Utomo pada tahun 1908 adalah awal adanya Gerakan nasional di Indonesia dan menandai lahirnya nasionalisme Indonesia. Sarekat Islam yang moderat tetapi akhirnya menjadi radikal setelah kemasukkan Marxisme dan menjadi oposisi pemerintah (1916) juga menjadi adanya gerakan menuju kemerdekaan. Tidak hanya itu terdapat pula Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Soekarno tahun 1927. Kemerdekaan Indonesia pada akhirnya dapat diraih setelah adanya masa perang dunia II yang membuat kekosongan kekuasaan di Indonesia saat dijajah oleh jepang dan akhirnya kemerdekaan indonesia dapat diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 .
Sumber Referensi :
Emil Radhiansyah. (2020). Asia Tenggara: Kawasan yang Tengah Berkembang. Konfrontasi: Jurnal Kultural, Ekonomi Dan Perubahan Sosial, 2(1), 32–45. https://doi.org/10.33258/konfrontasi2.v2i1.87
ADVERTISEMENT
Susanto, H. (2016). Kolonialisme dan identitas kebangsaan negara-negara asia tenggara. Hal. 144–155. SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesepuluh, Nomor 2, Desember 2016. http://dx.doi.org/10.17977/sb.v10i2.7667