Mbah Ngesot

Lingsir Wengi Tembang 3: Mencari Kebenaran (Part 9)

24 Februari 2020 15:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lingsir Wengi Tembang 3 Foto: Argy Pradypta Martanegara
zoom-in-whitePerbesar
Lingsir Wengi Tembang 3 Foto: Argy Pradypta Martanegara
ADVERTISEMENT
Jason memata-matai tingkah Jesika. Dia sangat curiga pada perempuan tersebut. Tidak terkecuali malam ini, ia melihat Jesika keluar dari rumahnya mengendarai mobil sedan hitam. Segera Jason menyalakan mesin mobilnya yang sedari tadi terparkir di dekat rumah Jesika, ia mengikuti dari belakang.
ADVERTISEMENT
Mobil yang Jesika kendarai berbelok ke sebuah komplek pertokoan yang sudah tutup. Ada banyak gelandangan tidur di sepanjang emperan toko, mobil Jesika melambat seperti sedang memperhatikan orang-orang di emperan toko.
Sesaat kemudian, mobil itu berhenti di sebuah toko alat listrik yang sudah tutup. Ada seorang lelaki muda yang sedang tidur di depan toko tersebut. Sepertinya dia seorang pemulung, ada sebuah gerobak yang terparkir di depan toko itu. Si lelaki tidur dengan nyenyak walau hanya beralaskan lembaran kardus.
Kemudian Jesika keluar dari mobilnya sambil membawa sebuah kantong plastik hitam berisi nasi bungkus. Ia membangunkan lelaki tersebut, Jason tidak dapat mendengar percakapan mereka. Tapi, jelas terlihat kalau Jesika memberikan bungkus nasi tersebut pada gelandangan itu.
ADVERTISEMENT
Ia makan dengan lahap dan sesekali mengobrol dengan Jesika. Dari dalam mobilnya, Jason terus memperhatikan Jesika. Ada hubungan apa sebenarnya Jesika dengan gelandangan tersebut? Benak Jason bertanya-tanya. Ia merogoh smartphone dari saku bajunya lalu mengambil gambar Jesika. Sesaat kemudian, Jesika berdiri, ia berjalan menuju sebuah gang kecil di antara gedung-gedung toko. Lelaki yang barusan dikasih makanan mengikuti Jesika dari belakang.
Pelan-pelan, Jason keluar dari dalam mobilnya lalu mengendap-endap mengikuti mereka. Seperti yang sudah-sudah, Jesika berubah menjadi sosok kuntilanak lalu menelan bulat-bulat lelaki tersebut. Jason tercengang menyaksikan kejadian mengerikan itu. Untungnya ia berhasil mengambil video saat Jesika berubah menjadi sosok kuntilanak yang sangat mengerikan.
Dan sebelum ketahuan, Jason bergegas lari. Ia masuk kedalam mobil lalu tancap gas. Keringat membasahi dahinya, sesekali ia melirik kaca spion takutnya Jesika sadar kalau sedang ia mata-matai.
ADVERTISEMENT
Ia mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat karena kebetulan jalanan sudah lengang. Tiba-tiba Jason menginjak rem mendadak, kepalanya sempat terbentur pada stir. Dia terkejut lantaran dari kaca spion dalam ia melihat Jesika sedang duduk manis di kursi mobil baris kedua.
Perlahan ia menengok ke belakang dan seketika Jesika tersenyum padanya, menampakan giginya yang hitam dan tajam. Tidak sempat Jason lari, Jesika menghabisinya dengan sekali lahap saja.
***
Sore itu, Rini mengajak Jesika untuk bertemu di sebuah restoran cepat saji. Ia duduk sambil memainkan smartphone-nya. Setelah sekitar lima belas menit menunggu, Jesika akhirnya muncul. Ia mengenakan jaket jeans kesukaannya, sangat serasi dengan kaus hitam bertuliskan 'bad girl' yang ia kenakan.
ADVERTISEMENT
Mereka kemudian makan bersama di restoran tersebut sambil membahas hal-hal ringan. Setelah selesai makan, Rini mengalihkan pembicaraannya.
"Jes gua mau ngomong sesuatu sama lu, tapi nggak di sini. Kita ke toilet aja, yuk."
"Mau ngomong apa sih Rin? Tumben banget deh."
"Ini penting, tapi kita ke ngomongnya di toilet aja."
Jesika mengiakannya. Mereka beranjak ke toilet, tanpa di duga-duga setelah Jesika dan Rini berada di toilet. Dua orang lelaki berotot menerobos masuk, mereka langsung memegangi lengan Jesika, para lelaki itu adalah pesuruh Rini. Sengaja Rini membawa mereka agar bisa dengan mudah melihat lubang di kepala Jesika.
"Rini tolongin gua, apa-apaan ini?!" Jesika ngamuk.
Salah seorang lelaki itu membekap mulut Jesika, sehingga ia tidak bisa minta tolong.
ADVERTISEMENT
"Tenang Jes. Gua nggak akan ngapa-ngapain elu."
Rini perlahan menyentuh kepala Jesika. Lubang itu masih ada. Ia merabanya dengan jari telunjuk. Ada sebuah paku menancap di sana. Sekuat tenaga Rini mencabutnya, paku itu cukup panjang sekitar satu jengkal telapak tangan orang dewasa.
Setelah paku dicabut, asap seketika mengepul dari lubang di kepala Jesika, ia kejang-kejang. Tubuhnya berangsur panas seperti air mendidih, kedua lelaki yang memeganginya tidak sanggup lagi menyentuh kulit Jesika. Mereka ketakutan dan lari keluar toilet.
Tubuh jesika mengempis, semakin lama kulitnya semakin kering, tulang belulang terlihat jelas menonjol di tubuhnya. Hingga akhirnya tubuh Jesika menyusut, tulang-tulangnya berjatuhan di lantai. Tengkorak kepalanya menggelinding ke kaki Rini. Ia berteriak ketakutan, orang-orang berdatangan ke toilet untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.
ADVERTISEMENT
Tentang Jesika, ia benar-benar sudah mati. Selama ini, dia hanyalah jelmaan kuntilanak yang mencari tumbal untuk membangkitkan kembali suaminya yang tidak lain adalah Ki Bamantara. Rini terlambat menyadari itu, semua urusan kuntilanak itu sudah selesai, tumbal sudah genap. Ki Bamantara akan bangkit lagi sebagai orang sakti yang tidak ada tandingannya.
Nantikan cerita Lingsir Wengi Tembang 3 selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten