Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah gedung tua, Roni melakukan sebuah transaksi narkoba kepada pelanggannya. Sudah bertahun-tahun ia melakoni pekerjaan sebagai pengedar narkoba. Kali ini, pelanggannya semakin kecanduan, itu artinya kesempatan untuk Roni menaikkan harga narkoba miliknya. Yang ia jual narkoba jenis sabu-sabu, sudah banyak di lingkungannya yang menjadi korban Roni.
ADVERTISEMENT
Tapi nasib baik tidak selalu berpihak kepada Roni. Ia tidak tahu kalau polisi sudah berhari-hari mengintainya. Kamar kos yang ia tempati sebenarnya sudah dikepung oleh intel; ada intel yang berpura-pura jadi penghuni kos baru, ada yang jadi tukang bakso, ada yang jadi tukang gorengan, bahkan ada yang jadi tukang parkir di gedung dekat Roni biasa menjual narkoba.
"Jangan bergerak!" sepuluh polisi mengelilingi Roni, mereka menodongkan senjata api ke arah Roni dan pelanggannya.
Hari itu juga, ia ditangkap polisi. Bahkan, di kosnya polisi menemukan sepuluh kilogram sabu-sabu. Berbulan-bulan, Roni mengikuti persidangan. Ia kemudian dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan.
***
Kain hitam yang menutupi kepala Roni dibuka dengan paksa oleh petugas. Rambut ikalnya acak-acakan, ia menggelengkan kepala, memicingkan mata, pandangannya masih sedikit buyar. Matanya melirik ke sekeliling, terlihat gelap karena malam hari. Air laut bergoyang tenang di hadapannya. Ia mendongakkan kepala dan membaca tulisan di sebuah gapura: Dermaga Wijayapura. Sebuah dermaga untuk menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Roni menelan ludahnya sendiri, ia sekarang duduk di atas sebuah kapal. Ia tahu kalau dirinya akan dibawa ke Pulau Nusakambangan sebelum dieksekusi mati lima bulan lagi.
ADVERTISEMENT
Kedua tangannya diborgol ketat. Dua orang polisi berbadan kekar menjaganya di sisi kiri dan kanan. Roni menyandarkan punggungnya ke kursi. Kapal mulai berjalan perlahan meninggalkan Dermaga Wijayapura.
"Berapa jam kita sampai, Pak?" tanya Roni.
"Nggak nyampe tiga puluh menit," jawab petugas dengan ketus.
Roni melempar pandangan ke laut yang gelap, hanya cahaya lampu kerlap kerlip terlihat dari perumahan warga di Dermaga Wijawapura. Tidak sengaja, mata Roni melihat sebuah perahu kecil tanpa lampu bergerak mendekati kapal yang ia tumpangi. Roni meruncingkan pandangannya dan terkejut bukan main saat melihat sosok tanpa kepala sedang berdiri di atas perahu itu.
"Pak, ada setan, lihat, Pak!" sergah Roni.
Tapi saat petugas mengecek, perahu itu hilang entah ke mana. Bulu kuduk Roni berdiri semua.
ADVERTISEMENT
Setibanya di Dermaga Sodong, Roni dijemput sebuah mobil truk berwarna hijau yang bertuliskan 'mobil tahanan' ia digiring masuk ke dalam mobil itu. Di perjalanan, ia melempar pandang ke luar jendela mobil, dan terkejut kembali saat melihat sosok lelaki tanpa kepala berdiri di pinggir jalan. Ia kemudian memejamkan mata dan tidak mau melihat ke luar lagi. Benar kata orang-orang, pulau ini memang banyak setannya.
Nantikan cerita Tersesat di Nusakambangan selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini: