Konten dari Pengguna

Kenapa Amplang Tidak Mendunia Part 3: Amplang Drift

Marshad Dzakwan Dzaky
Mahasiswa - Universitas Mulawarman - FISIP Jurusan Hubungan Internasional
13 November 2024 9:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marshad Dzakwan Dzaky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman.

Latar Belakang

ADVERTISEMENT
Setelah diarahkan oleh DPPKUKM Kalimantan Timur untuk bertemu dengan produsen Amplang agar dapat mengetahui lebih lanjut potensi dan perkembangan produk Amplang sebagai produk ekspor, beberapa mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas Mulawarman bertemu dengan salah satu produsen Amplang Samarinda pada hari Minggu, 10 November 2024. Kampung Amplang UD Taufik Jaya Makmur sudah berdiri sejak tahun 1992, dan terletak di Jalan Kapas No. 38, Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda. Kakak Tasya Azahrah merupakan selaku pemilik Kampung Amplang UD Taufik Jaya Makmur dan sekaligus narasumber wawancara tentang potensi dan perkembangan Amplang sebagai produk ekspor.
ADVERTISEMENT

Isi Wawancara

Sumber foto: Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman.
Pembuatan Amplang pada awalnya hanya menggunakan ikan pipih sebagai bahan utamanya, tetapi seiring berjalannya waktu populasi ikan pipih berkurang sehingga populasi ikan pipih menjadi terancam dan harga ikan pipih menjadi mahal. Pada akhirnya pembuatan Amplang masih bisa menggunakan ikan pipih tetapi tidak boleh mengambil dalam jumlah yang besar agar tidak dilaporkan ke Dinas Perikanan, hal yang dilakukan produsen Amplang untuk menghadapi ini adalah mulai menggunakan ikan alternatif sebagai bahan utama pembuatan Amplang, seperti ikan bandeng, ikan terubuk, ikan bulan-bulan, dan ikan tenggiri.
Amplang mendapatkan saingan kuat menghadapi jenis makanan ringan lainnya yang berasal dari luar negeri seperti keripik, salah satu hal yang bisa dilakukan oleh produsen Amplang untuk menyaingi makanan ringan lainnya adalah menggunakan kemasan tradisional dibandingkan menggunakan kemasan Standing Pouch. Hal ini dilakukan untuk menekan harga produk Amplang agar tetap bisa dibeli oleh berbagai kalangan masyarakat, serta Amplang yang di dalam kemasan akan tetap terlihat sehingga para wisatawan dan pendatang dari luar Kalimantan akan lebih tertarik membeli Amplang tersebut sebagai oleh-oleh.
ADVERTISEMENT
Walaupun kemasan tradisional memiliki banyak kelebihan dibandingkan kemasan lain, salah satu kekurangan dari kemasan tradisional adalah menghambat ekspor. Sebenarnya menurut Dinas kemasan tradisional sudah sesuai dengan ketentuan pasar internasional, tetapi hal yang menyebabkan kemasan tradisional menghambat ekspor adalah mengurangi minat pembeli luar negeri akibat kemasan yang kurang menarik. Oleh karena itu jika ingin menjual Amplang ke pasar internasional, Dinas mendorong produsen Amplang untuk memperbarui kemasan mereka menjadi lebih menarik seperti menggunakan Standing Pouch.
Salah satu hal yang bisa dilakukan produsen Amplang untuk meningkatkan jumlah pembelian adalah menyediakan Amplang dalam berbagai ukuran kemasan yang berbeda sehingga bisa menjangkau berbagai kalangan masyarakat. Kampung Amplang UD Taufik Jaya Makmur sudah menyediakan berbagai ukuran, mulai dari ukuran kecil, ukuran tanggung, ukuran sedang, ukuran toples, ukuran jumbo dan ukuran kiloan. Tiap ukuran kemasan tersebut memiliki harga yang berbeda-beda dan dibuat untuk menjangkau pasar yang lebih luas serta memenuhi kebutuhan konsumen.
ADVERTISEMENT
Identitas Amplang sebagai makanan oleh-oleh cukup membantu dalam penjualan Amplang. Penjualan Amplang pada hari raya seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru Imlek selalu mengalami kenaikan. Masih ada banyak warga yang pulang kampung yang ingin membeli oleh-oleh seperti Amplang untuk dibagikan dengan keluarga dan teman saat mereka balik setelah hari raya selesai.
Peran pemerintah dalam membantu produk UKM lokal menembus pasar internasional sangat penting, pemerintah dapat membantu produk UKM lokal menembus ekspor dengan mengadakan pameran atau galeri produk UKM yang bisa menarik perhatian pembeli dari luar negeri. Walaupun pemerintah menjadi pendorong ekspor produk UKM, pemerintah juga bisa merupakan salah satu faktor penghambat melalui sertifikasi-sertifikasi yang sulit didapatkan. Sertifikasi dari pemerintah diperlukan jika produk ingin dijual di luar negeri, tetapi beberapa sertifikasi seperti sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sangat sulit didapatkan.
ADVERTISEMENT
Tantangan terbesar yang menghambat Indonesia menggunakan potensi Amplang secara penuh adalah selera pasar luar negeri, masyarakat luar negeri lebih suka dengan makanan ringan yang diberikan bumbu-bumbu seperti bumbu Barbeque, jagung bakar, keju, dan sebagainya. Jika Amplang diberikan bumbu setelah produksi maka bumbu tersebut akan mengubah cita rasa Amplang. Beberapa produsen Amplang sudah melakukan berbagai inovasi untuk menghadapi tantangan ini, seperti menambahkan rumput laut atau tinta cumi-cumi saat proses pembuatan Amplang, dengan cara ini cita rasa khas Amplang berupa ikan akan tetap ada.

Kesimpulan

Sumber foto: Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman.
Amplang merupakan produk khas Indonesia yang memiliki potensi sangat besar sebagai produk ekspor yang berkelanjutan, akan tetapi Amplang masih menghadapi banyak tantangan yang menghambat Amplang menjadi produk ekspor yang dilakukan secara stabil. Oleh karena itu perlu ada inovasi pada produk Amplang tetapi dengan tetap menjaga cita rasa khas Amplang.
ADVERTISEMENT