Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
9R Sistem Pengelolaan Sampah yang Lebih Sirkular
7 Maret 2023 19:55 WIB
Tulisan dari Greeneration Foundation tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia masih menghadapi ancaman masalah sampah. Problematika ini menyebabkan berbagai dampak negatif baik pada kehidupan manusia maupun kelestarian lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, kampanye yang biasa digaungkan adalah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Seiring berkembangnya pengetahuan, 3R dirasa tidak cukup untuk mengatasi masalah. Oleh karena itu, saat ini muncul konsep 9R dalam bidang persampahan. Apa itu 9R? Simak selengkapnya di sini!
ADVERTISEMENT
Masalah Sampah di Indonesia
Bicara tentang masalah sampah di Indonesia, banyak sekali aspek pengelolaan sampah yang tidak berjalan dengan baik. Aspek tersebut adalah operasional, pembiayaan, kelembagaan, hukum, dan peran masyarakat. Untuk menjalankan setiap aspek tersebut, butuh kerjasama antara pemerintah, penegak hukum, sektor industri, dan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Bukti aspek yang tidak berjalan dengan baik bisa kita lihat dari terbatasnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah, penerapan kebijakan yang tidak tegas, dan rendahnya kesadaran masyarakat, dan timbulan sampah yang kian hari semakin bertambah. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak ada sirkularitas dalam aktivitas konsumsi, produksi, dan pengelolaan limbah.
Penerapan 9R
Gagasan terkait pengelolaan sampah saat ini memiliki 9R sebagai konsep baru yang melengkapi 3R. Konsep ini menjabarkan sinergitas upaya pencegahan hingga pengolahan sampah. Upaya tersebut adalah Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, Recycle, dan Recover.
ADVERTISEMENT
Konsep ini menitikberatkan tentang bagaimana cara meminimalisir timbulan sampah dari suatu produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Konsep 9R ini bisa dijalankan dengan 3 strategi utama yaitu:
1. Bijak dalam aktivitas produksi dan konsumsi
Artinya, saat memproduksi produk kita harus memikirkan cara terbaik untuk efisiensi material dan fungsi produk yang bisa multifungsi. Dari sisi konsumen kita bisa berperan dengan mengendalikan aktivitas konsumsi. Pastikan produk yang kita konsumsi sesuai kebutuhan.
2. Meningkatkan usia pakai produk
Memperpanjang usia pakai produk bisa dilakukan oleh produsen dan konsumen. Kedua belah pihak bisa menggunakan kembali, membagikan, dan memperbaiki produk/bahan/alat produksi. Alhasil potensi timbulan sampah akan berkurang.
3. Daur ulang
Konsep ini juga mensyaratkan proses daur ulang dalam penerapannya. Setiap aktivitas konsumsi dan produksi pasti menghasilkan limbah. Agar limbah tidak serta merta dibuang, limbah harus didaur ulang. Manfaat daur ulang adalah dapat menciptakan produk baru, menghasilkan sumber energi, dan mengurangi pencemaran serta eksploitasi alam.
ADVERTISEMENT
9R Wujudkan Ekonomi Sirkular
Dalam penerapannya, 9R sangat erat hubungannya dengan ekonomi sirkular. Konsep tersebut jadi strategi sirkularitas utama sistem ini. Ekonomi sirkular adalah sebuah model sistem ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya selama mungkin (Ellen MacArthur, 2015).
Ekonomi sirkular berpegang pada 3 prinsip utama yaitu mengurangi limbah, menjaga produk dan bahan yang digunakan, serta regenerasi sistem alam. Sistem ini bertujuan untuk meminimalisir kerusakan sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh pendekatan ekonomi linear.
Saat ini, penerapan sistem ekonomi di Indonesia masih linier. Namun, upaya transisi menuju ekonomi sirkular telah dilakukan. Peta jalan sistem ekonomi ini tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024.
ADVERTISEMENT
Dengan menerapkan 9R, sistem ekonomi sirkular dapat berjalan lebih maksimal. Konsep ini dapat memetakan lebih jelas peran dan tanggung jawab seluruh pihak dalam tiap tahapan. Alhasil, berbagai peluang kolaborasi dan kerjasama lebih jelas. Kolaborasi jadi salah satu kunci berhasilnya penerapan ekonomi sirkular. Dengan kolaborasi, solusi untuk menghambat laju kerusakan lingkungan bisa dipercepat.
Aviaska Wienda Saraswati