Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
2 Ramadhan 1446 HMinggu, 02 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
MBG dari Dana Zakat, Sebagai Solusi Cerdas Kesadaran Berzakat
27 Februari 2025 8:56 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Mega Oktaviany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Zakat sebagai salah satu rukun Islam, memiliki potensi besar dalam membantu mengurangi ketimpangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, meskipun potensi zakat di Indonesia sangat besar, pemanfaatannya masih belum optimal. Salah satu inovasi yang dapat meningkatkan efektivitas zakat adalah dengan mengalokasikan dana zakat untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang tidak hanya akan menyelesaikan masalah gizi buruk, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berzakat. Program ini dapat menjadi solusi cerdas yang membawa manfaat ganda, yaitu kesejahteraan bagi penerima zakat dan peningkatan kesadaran sosial umat Islam akan kewajiban berzakat.
ADVERTISEMENT
Instrumen tersebut memiliki peran strategis dalam mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi masyarakat yang membutuhkan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan masalah sosial yang semakin kompleks, pemanfaatan dana zakat yang optimal dapat menjadi kunci untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, terutama yang berkaitan dengan ketimpangan ekonomi dan kekurangan gizi. Salah satu cara untuk mengimplementasikan zakat dengan lebih efektif adalah melalui program seperti MBG yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, yaitu makanan bergizi. Dengan mengalokasikan dana zakat untuk program ini, kita tidak hanya dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat yang kurang mampu, tetapi juga memberikan edukasi kepada umat Islam tentang pentingnya zakat dalam konteks sosial yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Program MBG diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam merealisasikan potensi zakat yang lebih besar, dengan memberi manfaat yang lebih langsung dan terukur kepada penerima zakat. Ini juga memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk melihat secara nyata dampak dari zakat yang mereka bayar. Selain itu, program ini berperan penting dalam menanggulangi masalah gizi buruk yang masih menjadi persoalan besar di Indonesia, serta memperkuat semangat gotong-royong dan solidaritas sosial dalam masyarakat.
Zakat dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial
Pada tahun 2024, potensi zakat Indonesia diperkirakan mencapai Rp327 triliun. Namun, realisasi penghimpunan zakat yang tercatat hanya sekitar Rp41 triliun, yang berarti baru sekitar 12,5% dari potensi zakat yang ada yang berhasil dihimpun. Meskipun potensi zakat sangat besar, kenyataannya jumlah yang berhasil terkumpul masih jauh dari angka ideal. Kesenjangan ini terlihat jelas ketika melihat data sebelumnya, di mana pada 2022 zakat yang terkumpul hanya sekitar Rp12 triliun, mencakup sekitar 3% dari potensi zakat yang lebih besar. Sementara pada 2023, zakat yang berhasil dihimpun tercatat sekitar Rp33 triliun, meskipun meningkat, angka ini tetap jauh dari potensi total zakat yang dapat dikumpulkan.
ADVERTISEMENT
Kesenjangan signifikan antara potensi zakat dan realisasi penghimpunan zakat ini menunjukkan adanya masalah dalam penyaluran zakat, baik dari segi kesadaran masyarakat yang masih rendah, maupun dari segi pengelolaan zakat yang belum optimal. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pengelola zakat di Indonesia, baik lembaga zakat nasional maupun daerah, untuk terus berinovasi dalam mengelola dana zakat agar dapat mencapai target yang lebih optimal.
Salah satu solusi potensial untuk meningkatkan efektivitas pemanfaatan zakat adalah dengan mengalokasikan dana zakat untuk program-program sosial yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini tidak hanya akan membantu mengatasi masalah gizi buruk, tetapi juga dapat memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya berzakat sebagai kewajiban agama yang berdampak sosial. Alokasi dana zakat untuk program MBG diharapkan dapat memberikan manfaat langsung dan terukur, serta memperkuat solidaritas sosial di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Program MBG juga dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang kurang mampu dan membantu mengatasi masalah gizi buruk, yang masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Dengan mengalokasikan sebagian dari dana zakat yang terkumpul, kita dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, sekaligus mengedukasi umat Islam tentang pentingnya zakat sebagai kewajiban agama yang memiliki dampak sosial yang besar. Sebagai contoh, jika kita memutuskan untuk mengalokasikan 5% dari dana zakat yang dihimpun pada tahun 2024, maka sekitar Rp2,05 triliun bisa dialokasikan untuk program MBG, yang dapat memberikan dampak besar dalam mengatasi masalah gizi buruk.
Alokasi dana zakat untuk program MBG tidak hanya memberikan bantuan jangka pendek tetapi juga berpotensi memperkuat ekonomi yang lebih merata di Indonesia, meningkatkan kualitas hidup, dan memperkuat rasa solidaritas dalam masyarakat. Dengan demikian, program MBG dapat menjadi contoh konkret dari pemanfaatan zakat yang lebih optimal, memberikan dampak langsung yang lebih terukur, serta memperkuat kesadaran umat Islam tentang kewajiban berzakat sebagai instrumen sosial untuk menciptakan kesejahteraan umat.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan Kesadaran Berzakat melalui Program yang Terlihat Nyata
Meskipun zakat merupakan kewajiban dalam agama, banyak yang paham bahwa zakat sangat menguntungkan bagi sesama, tetapi sulit untuk dilaksanakan. Salah satu masalah utama dalam pengelolaan zakat adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya berzakat. Kesadaran masyarakat yang rendah tentang zakat disebabkan oleh pandangan yang masih menganggap zakat sebagai kewajiban pribadi, tanpa menyadari potensi besar yang bisa diberikan bagi kesejahteraan sosial. Padahal zakat memiliki dampak yang sangat luas, baik bagi individu yang berzakat maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan mengalokasikan zakat untuk program MBG, masyarakat dapat melihat langsung bagaimana zakat digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Program ini akan memberikan dampak nyata, terutama dalam mengatasi masalah gizi buruk dan stunting, serta memberikan contoh bagaimana zakat bisa memberi manfaat lebih dari sekadar bantuan materiil, tetapi juga pemberdayaan sosial yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Zakat dalam Islam tidak hanya sekadar kewajiban individu, tetapi juga merupakan instrumen sosial yang bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial dan mengurangi ketimpangan dalam masyarakat. Konsep al-Maqasid al-Shari'ah, Al-Ghazali menjelaskan bahwa zakat berfungsi tidak hanya untuk membersihkan harta, tetapi juga untuk memperbaiki distribusi kekayaan dalam masyarakat, mengurangi kesenjangan sosial, dan memenuhi kebutuhan dasar setiap individu. Dengan demikian, zakat bertujuan memperkuat solidaritas sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Oleh karena itu, pengalokasian zakat untuk program MBG merupakan langkah penting dalam memerangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang penting, seperti makanan bergizi. Program MBG dapat dilihat sebagai bentuk jihad sosial yang berfokus pada kesejahteraan umat, membantu mereka yang menderita akibat masalah gizi buruk. Melalui program ini, masyarakat dapat melihat dampak nyata dari zakat yang disalurkan untuk menyelesaikan masalah sosial yang mendesak, seperti kekurangan gizi, yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak-anak. Ini menegaskan bahwa zakat tidak hanya sebagai kewajiban pribadi, tetapi juga sebagai alat yang efektif untuk menciptakan kesejahteraan sosial.
ADVERTISEMENT
Mengalokasikan zakat untuk program MBG, umat Islam akan lebih terdorong untuk berzakat dengan lebih ikhlas dan lebih banyak. Ketika mereka melihat bahwa zakat yang dibayarkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar orang lain, seperti makanan bergizi, mereka akan semakin termotivasi untuk berzakat. Hal ini dapat meningkatkan partisipasi umat Islam dalam berzakat, karena dampak positifnya langsung terasa. Selain itu, program ini memperkuat hubungan sosial di masyarakat, karena distribusi zakat yang transparan dan memberikan manfaat langsung akan membuat umat Islam merasa lebih terhubung satu sama lain. Mereka akan merasa bahwa zakat bukan hanya kewajiban pribadi, tetapi bagian dari kewajiban sosial yang harus dijalankan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Program MBG juga sejalan dengan prinsip pemberdayaan dan kemandirian yang ditekankan dalam teori zakat klasik yang adopsi oleh Al-Ghazali. Zakat bukan hanya bantuan jangka pendek, tetapi juga sarana untuk membantu penerima zakat agar mandiri dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dengan memberikan makanan bergizi kepada yang membutuhkan, program ini dapat meningkatkan kualitas hidup penerima zakat, membantu mereka menjadi lebih produktif dan mandiri. Oleh karena itu, program MBG tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga peluang bagi masyarakat yang kurang mampu untuk berkembang dan menjadi lebih mandiri.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, umat Islam di Indonesia tidak hanya menghadapi tantangan ekonomi, tetapi juga seringkali kekurangan pemahaman mendalam tentang kewajiban berzakat. Hal ini menyebabkan kesadaran untuk membayar zakat sering terabaikan, meskipun zakat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Padahal, jika zakat yang seharusnya mencapai lebih dari Rp 327 triliun per tahun dikelola dengan baik, zakat dapat menjadi instrumen yang lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Namun, jika zakat hanya dipandang sebagai kewajiban sukarela, potensi besar tersebut mungkin tidak akan tercapai. Lihat saja pajak, yang merupakan kewajiban bagi setiap warga negara, yang dipatuhi dengan baik oleh masyarakat, meskipun tidak ada ikatan emosional atau keagamaan. Pajak dipatuhi karena adanya kewajiban yang jelas dan konsekuensi bagi yang tidak mematuhinya. Mengapa hal yang baik seperti zakat, yang justru memiliki manfaat langsung bagi umat Islam dan masyarakat, tidak dapat diwajibkan dengan cara yang jelas? Jika pemerintah melalui kebijakan yang tepat mewajibkan umat Islam untuk membayar zakat sebesar 2,5%, potensi zakat tahunan yang mencapai triliunan rupiah ini dapat terhimpun dan disalurkan lebih maksimal, seperti halnya pajak. Dana zakat yang terhimpun dapat dimanfaatkan untuk program-program seperti MBG, yang akan mempercepat kesejahteraan sosial dan memperkuat solidaritas umat Islam. Program seperti ini bisa menjadi langkah strategis dalam meningkatkan perekonomian umat dan memperbaiki aqidah masyarakat tentang pentingnya berzakat sebagai kewajiban agama.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, program Makan Bergizi Gratis yang didanai oleh zakat tidak hanya memberikan manfaat langsung berupa pemenuhan kebutuhan dasar makanan bergizi, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berzakat. Dengan mengalokasikan zakat untuk program yang nyata ini, umat Islam dapat lebih memahami bahwa zakat bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga instrumen sosial yang memperkuat kesejahteraan sosial dan menciptakan keadilan di masyarakat. Sejalan dengan pemikiran klasik Islam tentang zakat, seperti yang diajukan oleh Al-Ghazali dalam al-Maqasid al-Shari'ah dan Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah, program MBG memberikan contoh bagaimana zakat dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi sosial dan mengurangi ketimpangan, serta memperkuat rasa kepedulian umat Islam terhadap sesama. Al-Ghazali menekankan bahwa zakat adalah alat untuk menciptakan kesejahteraan sosial yang adil, sementara Ibnu Khaldun mengajarkan bahwa pemerataan kekayaan adalah kunci stabilitas sosial. Dengan demikian, zakat dapat berfungsi sebagai alat untuk menciptakan kesejahteraan bersama, memperbaiki kondisi sosial, dan meningkatkan solidaritas dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mega Oktaviany (Direktur Pelaksana Harian UPZ Universitas Gunadarma / Sekretaris Eksekutif Bersama Institute)