Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Generasi Z: Melek Intelektual, Merem Tata Krama
14 Maret 2023 17:54 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Mega Putri Mahadewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang lahir pada tahun 1995 hingga 2010 disebut sebagai Generasi Z atau biasa disingkat Gen Z. Generasi ini lahir setelah mulai pesatnya perkembangan teknologi khususnya internet, maka dari itu Gen Z menjadikan smartphone sebagai teman sejatinya serta dunia maya sebagai taman bermainnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diakui pada penelitian oleh McKinsey, biro konsultasi manajemen global asal Amerika, bahwa Gen Z sangat melek akan teknologi, maju akan inovasi, serta tinggi akan kreativitas. Gen Z lahir di tengah-tengah maraknya hal-hal yang berbau online, mulai dari aplikasi mengobrol, aplikasi foto, aplikasi pesan makanan, bahkan hingga aplikasi kencan. Dari kecanggihan teknologi tersebut membuat Gen Z memiliki beragam sumber sosialisasi.
Keberagaman sumber sosialisasi Gen Z membuat beragamnya pula nilai dan norma yang mereka terima dari hasil sosialisasi tersebut, mulai nilai dan norma secara lokal hingga global. Mudahnya akses komunikasi secara meluas memperlancar proses sosialisasi masyarakat Gen Z, dan beragam komunikasi tersebut membentuk pola sosialisasi yang beragam pula. Sehingga pembiasaan perilaku serta pencerminan nilai dan norma yang didapat pun tidak serta merta sesuai pada lingkungan yang ditempati. Hal inilah yang mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku Gen Z berbeda dengan generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Perbedaan cara berpikir dan berperilaku yang dimiliki Gen Z menjadi sorotan bagi generasi-generasi sebelumnya. Gen Z banyak dianggap generasi yang lemah akibat lahirnya mereka di tengah-tengah kecanggihan teknologi, segala hal yang instan menjadi dasar utama dari mental yang dimiliki Gen Z. Meski memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi, katanya Gen Z terlalu malas dan ingin hasil yang serba instan dalam merealisasikan ide-ide yang mereka miliki.
Pun Gen Z dikenal sebagai generasi yang ekspresif. Namun kata “ekspresif” yang dimaksud orang-orang di sini adalah generasi yang mudah sekali mengeluh, tidak peduli akan proses, mudah sekali merasa down, dan insecure yang berlebihan. Ditambah lagi, muncul banyak sekali sebutan-sebutan bahwa Gen Z terlalu bebas dalam berbicara dan berperilaku atau biasa disebut “asbun”--asal bunyi, sehingga etika yang dimiliki Gen Z dinilai nol besar oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Gen Z menganggap dirinya superior di antara generasi yang lain, mereka merasa sebagai generasi yang paling maju, paling paham dan paling open minded akan segala permasalahan yang ada di masyarakat. Ditambah lagi akibat adanya pandemi Covid-19 muncul sebutan lain untuk Gen Z, yaitu Generasi Corona. Generasi yang egois, sosialisasi hanya dunia maya, dan kurangnya penerapan ilmu etika dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal-hal tersebut bisa dilihat dari keadaan sosial media saat ini, banyak sekali isi menfess base Twitter, komentar, serta cuitan-cuitan yang dibuat oleh Gen Z menunjukkan apa yang memang disampaikan dari pikiran-pikiran masyarakat terhadap Gen Z. Hingga sejauh ini Gen Z memang memiliki citra yang cukup buruk dalam pandangan masyarakat khususnya masyarakat generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi meski begitu, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa Gen Z pun memiliki sisi positif yang memang memberikan progres yang banyak dalam kehidupan masyarakat. Di antaranya bahwa masyarakat mulai aware akan teknologi; ide, inovasi, serta kreativitas beragam yang dimiliki Gen Z menjadikan masyarakat kita memiliki banyak hal baru yang bisa dicoba. Selain itu, Gen Z juga memiliki ambisi yang tinggi dan memiliki banyak informasi sehingga mendorong adanya information and knowledge society dalam kehidupan masyarakat.
Hadirnya Gen Z di masyarakat menjadi salah satu keuntungan karena generasi ini juga bisa dibilang sebagai generasi yang memberikan banyak dobrakan dan perubahan yang positif di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh faktor dari pandangan-pandangan intelek yang dimiliki Gen Z. Di sisi lain, interkoneksi yang didorong oleh kemajuan teknologi menjadi faktor yang juga membantu Gen Z bisa memperbaiki intelektual generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, masyarakat tidak bisa menggeneralisir bahwa seluruh Gen Z memang generasi yang banyak sekali hal negatifnya, khususnya dalam hal manner. Hal yang paling harus masyarakat hindari adalah perihal generalisasi karena dari menggeneralisasi tersebut membuat hal yang baik tidak akan terlihat. Maka dari itu, sebaiknya masyarakat kita saling menciptakan keharmonisan antar generasi, tidak perlu merasa bahwa generasi A lebih baik dan generasi B lebih buruk.
Seseorang pernah berkata, “Setiap generasi akan selalu merasa lebih pintar dari generasi sebelumnya dan merasa lebih bijak dari generasi setelahnya,” dari perkataan tersebut kita bisa mengambil sikap untuk saling berbenah diri satu sama lain sehingga bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari pribadi sebelumnya masing-masing. Kita juga harus menyadari bahwa segala hal yang terjadi pada generasi yang ada adalah hal yang berkesinambungan karena semua generasi ikut andil dalam membentuk sisi baik dan buruk generasi sekarang maupun ke depannya.
ADVERTISEMENT
Setiap generasi memiliki zamannya sendiri dan setiap generasi juga memiliki berbagai masalah serta penyelesaian yang berbeda. Tidak ada generasi yang salah maupun generasi yang benar, semuanya tergantung dari perkembangan waktu yang terjadi. Pun dengan perkembangan yang terjadi pada suatu generasi tidak perlu dibanding-bandingkan tetapi harus diarahkan karena segala perkembangan atau perubahan memang akan selalu terjadi. Namun arah perubahan tersebut tergantung pada sikap kita sebagai masyarakat menghadapinya, baik itu oleh masyarakat sebelumnya, setelahnya, maupun masyarakat generasi itu sendiri.