Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ilmu Planologi, Ilmu Seluas Samudra Sedalam Mata Kaki
1 Agustus 2017 9:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Mega Suryaningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Planologi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, planologi adalah pengetahuan mengenai rancangan (pembangunan kota, dsb).
ADVERTISEMENT
Ya, singkatnya planologi atau ilmu perencanaan wilayah dan kota adalah ilmu dalam bidang perencanaan suatu kota atau wilayah dalam segala aspek. Merencanakan suatu kota ataupun wilayah, tentunya tidak hanya berbicara tentang apa yang ingin dibangun dalam kota atau wilayah tersebut, namun juga harus memikirkan bagaimana kondisi segala aspek kehidupan pada saat sekarang, bahkan masa lampau (track record) kota/wilayah tersebut maupun kehidupan kota/wilayah tersebut pada masa mendatang hingga 20 tahun ke depan.
Wah, berarti seorang planner (perencana wilayah dan kota, red) bisa meramalkan suatu kota atau wilayah itu nantinya seperti apa dong? Hehehe
Bukan, bukan meramalkan, tapi memprediksi kebutuhan kota atau wilayah tersebut berdasarkan hasil analisis tertentu. Dalam perkembangannya juga pasti rencana-rencana yang dihasilkan oleh planner akan terus disesuaikan dengan perkembangan zaman, atau singkatnya adalah dievaluasi. Dalam hal ini, evaluasi rencana yang dibuat umumnya dilakukan 5 tahun sekali, terhitung sejak dokumen rencana untuk suatu kota/wilayah tersebut disahkan (melalui Perda yang mengesahkannya).
ADVERTISEMENT
Lalu, apa saja aspek kehidupan yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu kota/wilayah? Banyak. Nggak cuma memikirkan kehidupan manusianya, tetapi juga sistem yang berjalan dalam kota/wilayah tersebut. Kependudukan jelas disinggung dalam merencanakan suatu kota/wilayah, mengingat penduduk adalah elemen penting yang mendiami kota/wilayah tersebut. Kemudian, dalam merencanakan suatu kota/wilayah juga harus memperhatikan aspek fisik kota/wilayah tersebut, seperti bagaimana topografinya, penggunaan lahannya, terlebih untuk skala perencanaan yang lebih detail juga harus mempertimbangkan ketinggian bangunan dan sebagainya.
Selain itu, ilmu planologi juga mempelajari aspek transportasi (secara sistem), ekonomi (bagaimana perekonomian suatu kota dan wilayah tersebut), sosial budaya (ya, kebudayaan yang ada di kota atau wilayah tersebut juga perlu diperhatikan), hukum (segala perencanaan dan analisis harus mengacu pada hukum yang berlaku, bisa dari Undang-undang, Perda, maupun kebijakan-kebijakan lainnya), infrastruktur (baik sarana maupun prasarana dan utilitas umum), kebencanaan, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Terlebih jika mempelajari ilmu planologi yang berfokus pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Maka merencanakan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut juga harus memperhatikan bagaimana kehidupan di perairan sekitarnya. Oseanografi akan dibahas juga oleh planner dalam hal ini. tak lupa juga memikirkan bagaimana kondisi estuarianya dan alur laut yang melintas di sekitar wilayah perencanaan. Wow!
Terus gimana sih keilmuan planologi ini bisa meberikan kontribusi untuk pembangunan di Indonesia?
Begini. Produk utama yang dihasilkan oleh planner adalah produk rencana berupa dokumen perencanaan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah salah satunya.
Di dalam dokumen rencana akan berisi apa-apa saja kebijakan yang direncanakan untuk pembangunan suatu wilayah, baik dalam skala kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Salah satunya adalah kebijakan tentang pengaturan fungsi lahan dalam dokumen rencana tata ruang.
ADVERTISEMENT
Ambilah contoh kecil kawasan Kemang. Dalam rencana tata ruang kawasan Kemang ditetapkan sebagai kawasan permukiman dengan pengembangan terbatas karena sebenarnya kawasan tersebut adalah kawasan resapan air. Namun dalam perkembangannya, kawasan tersebut hingga saat ini justru berkembang ke arah komersil hingga ketika musim hujan, kawasan tersebut terdapat banyak titik genangan. Penataan ruang telah memberikan titahnya untuk mengatur kawasan tersebut, namun (bisa jadi) karena kurangnya kontrol kebijakan penataan ruang yang telah ditetapkan menjadi terabaikan.
Ilmu planologi juga mempelajari pariwisata. Namun, dalam hal ini tentunya lebih ke arah perencanaan pariwisata, bukan manajemen pariwisata.
Apa bedanya? Kalau pada sekolah pariwisata, mungkin mereka akan belajar bagaimana memajukan pariwisata di suatu kota/wilayah, terkait dengan sistem pemasaran dan lain sebagainya. Namun, dalam ilmu planologi, pariwisata akan digunakan dalam merencanakan suatu kota/wilayah, apakah pada suatu kota atau wilayah tersebut memang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kota/wilayah yang memiliki basis pariwisata atau tidak.
ADVERTISEMENT
Bagaimana keterkaitan sistem pariwisata tersebut terhadap sistem kehidupan di kota/wilayah tersebut, kaitannya dengan sistem transportasi yang baik untuk menunjang pariwisata di kota/wilayah tersebut, apa saja kebutuhannya untuk mengakomodasi pariwisata tersebut, di mana lokasinya, dan masih banyak lagi.
Kalau begitu, banyak ya yang bisa dipelajari dalam ilmu planologi?
Ya. Ada yang bilang bahwa planologi adalah ilmu yang seluas samudera, sedalam mata kaki. Mungkin ada sebagian orang yang berpikiran bahwa ilmu planologi mempelajari sesuatu secara komprehensif, namun “dangkal” karena hanya sedalam mata kaki.
Pernyataan itu ada benarnya, tidak sepenuhnya salah. Karena memang ilmu planologi tidak hanya berfokus pada salah satu aspek saja, namun memang benar komprehensif. Untuk kiasan sedalam mata kaki, yang terkesan “dangkal”, saya memandangnya sebagai ilmu yang mencapai dasar. Jadi ilmu yang diberikan untuk para perencana memang harus mencakup semua bidang keilmuan, karena berbicara tentang kehidupan suatu kota/wilayah memang sangat luas yang harus diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Tapi begini, logikanya, kalau kita berada di bibir pantai, kaki kita menyentuh dasar. Namun kalau kita berada di kolam yang dalam, ketika kepala kita masih berada di permukaan, maka kaki kita tidak akan menyentuh dasar kolam. Artinya, seluas apapun ilmu yang dipelajari, tetaplah harus berpegang pada dasar-dasar ilmu tersebut. Karena sekali lagi, berbicara tentang kehidupan dalam suatu kota atau wilayah berarti berbicara tentang sistem kota atau wilayah tersebut berjalan.
Jadi, belajar ilmu planologi akan merasa menang banyak. Karena sekali menempuh bidang ilmu ini, akan sangat banyak ilmu yang didapat. Itulah sekilas tentang keilmuan bidang planologi atau perencanaan wilayah dan kota.
Semoga bermanfaat :)