Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menjaga Diri Memerangi Sexual Harassment
10 Juli 2017 22:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Mega Suryaningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber : google.com
Belakangan ini, makin marak kejadian sexual harassment di tengah masyarakat, seperti halnya dalam video ini . Dalam hal ini, banyak pihak yang mengambinghitamkan cara berpakaian wanita. Tapi ada juga yang menyalahkan pihak oknum, yang entah karena memang penyakit atau pikirannya yang selalu mengarah ke sana.
ADVERTISEMENT
Ada yang bilang kalau salah satu cara buat menghindari sexual harassment adalah dengan berpakaian yang baik, ngga nerawang, ngga kebuka, dan sebagainya. Ya, saya sepakat.
Tapi coba lihat, mereka yang berjilbab pun masih bisa jadi sasaran. Mulai dari catcalling yang bernuansa islami dengan mengatakan "Assalamualaikum" sampai dengan memotret diam-diam. Kalau sudah begini, gimana ya?
Nih, saya coba sedikit "menganalisis" sederhana lebih lanjut.
Cewek ngga berjilbab mungkin sudah yang paling rawan jadi korban. Predator bebas beraksi.
Victim 0 - 1 predator.
Cewek berjilbab juga ngga sedikit yang jadi sasaran predator. Malah dari salah satu statement dalam sebuah sumber yang pernah saya baca di media sosial (kebetulan yang mengatakan statement ini cowok) bilang sendiri kalo pikiran oknum-oknum tersebut malah makin ke mana-mana dan makin berimajinasi kalo sasarannya cewe berjilbab.
ADVERTISEMENT
Victim 0 - 2 predator.
Oh wait, katanya sasaran sexual harassment ini ngga cuma cewe loh. Predator juga suka ngusilin cowok. Astaga.
Victim 0 - 3 predator.
Dan parahnya, perilaku sexual harassment ini ngga cuma tentang catcalling, sentuh-sentuhan, sampe sesi pemotretan. Tapi juga di dunia maya alias nggak tatap muka aja predator masih bisa beraksi. Contohnya, saya sendiri pernah jadi victim pas nyebar kuesioner online. Ada salah satu responden (yang mengindikasikan seorang predator) dengan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan di kuesioner online saya dengan kata-kata yang menjijikkan kalau saya baca. Apa-apaan ini?! Bahkan kuesioner online untuk kepentingan penelitian pun dijadikan media sexual harassment. Ckckck. Nggak habis pikir lagi.
Victim 0 - 4 predator.
ADVERTISEMENT
Artinya apa?
Berarti masalah utamanya bukan pada cara berpakaian wanita dong? Toh yang udah pake cadar aja masih bisa jadi korban loh. Mau ditutup kek gimana lagi? Pake kain kafan baru ga dijadiin sasaran? Artinya akar permasalahannya kan bukan di pakaian, tapi lebih kepada pikiran si predator yang ga dikontrol. Kalaupun kurang bisa jaga pandangan, at least itu pikiran jangan kotor-kotor amat napa?
Oknum di sini ngga cuma predator yang punya "penyakit" kek gini sih ya. Tapi nggak sedikit juga mereka yang iseng suka catcalling yang ngga punya "penyakit" juga jadi oknum. Bahkan orang yang kita kenal di sekitar kita pun bisa jadi oknum. Oknum pikiran kotor. Nggak memungkiri kalau memang teman cowok di sekitar kita kemungkinan ada yang berpotensi jadi oknum. Nggak bisa dipungkiri.
ADVERTISEMENT
Ada yang nyeletuk, "makanya jadi cewe jangan cantik (secara fisik)". Pengen ketawa rasanya. Saya yang merasa nggak masuk kategori cantik versi cowok-cowok kok masih aja jadi korban yha? Dan emang kita bisa milih mau lahir cantik atau enggak? Skip.
Simpelnya sih saling menjaga aja kali ya. Cewek jaga diri, jaga perilaku. Cowok jaga pandangan, jaga pikiran. Sekarang udah ada beberapa media buat melapor kejadian sexual harassment sih. Kalo musingin kenapa hal ini ga ilang-ilang dari muka bumi ini rasanya bakalan stress sendiri. Semoga kita terlindung dari segala hal yang berbau sexual harassment (lagi).