Tahukah Kamu Pentingnya Kode Etik Profesi? Sebelumnya, Yuk Kenali Dirimu Sendiri

melitaw
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Konten dari Pengguna
26 Desember 2020 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari melitaw tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum membicarakan mengenai standarisasi dan kode etik profesi, tahukah kamu apakah semua profesi memiliki standarisasi dan juga kode etik? Atau hanya profesi tertentu saja yang memiliki standarisasi? Ah, mungkin lebih baik kita mulai dari profesi itu sendiri, sebenarnya pekerjaan apa saja yang disebut profesi.
ADVERTISEMENT
Jika kita mencari arti kata profesi secara umum dapat didefinisikan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh profesional yang telah memiliki standar dan pelatihan atau ilmu khusus sehingga tidak semua orang dapat melakukan pekerjaan tersebut. Jadi, singkatnya antara profesi dan pekerjaan dapat dikatakan berbeda. Tidak semua pekerjaan adalah profesi, hanya pekerjaan yang dilakukan oleh profesional saja yang disebut dengan profesi. Lalu bagaimana dengan tukang sapu jalanan? Semua orang mungkin bisa menyapu, jadi tidak memerlukan keahlian atau pelatihan khusus untuk menjadi seorang penyapu jalanan. Tapi bagaimana jika seseorang tersebut begitu pandai dan lihai saat menyapu, memiliki trik-trik khusus sehingga bisa tetap menyapu dengan bersih meskipun diterjang angin yang kencang. Dari pikiran semacam ini saja sudah membuat kita kembali berpikir akankah semua pekerjaan adalah profesi dan membutuhkan standar yang jelas.
ADVERTISEMENT
Beberapa pekerjaan yang sudah kita kenal dengan mudah dan kita identifikasi sebagai profesi adalah dokter, guru, advokat, akuntan. Mengapa kita bisa yakin dengan beberapa contoh tersebut sebagai profesi? Karena, keempat contoh itu membutuhkan pendidikan khusus sebelum bisa melakukan pekerjaannya. Artinya, mereka seorang profesional.
Selanjutnya mari kita singgung mengenai kode etik, pertama kita bahas terlebih dulu dari profesi dokter yang sudah jelas memiliki kode etik profesi dokter. Kemudian kita bandingkan dengan tukang parkir, sejauh pengetahuan penulis, tukang parkir belum memiliki kode etik dan standarisasi untuk bisa menjadi tukang parkir. Apa buktinya? Buktinya mungkin sering kita jumpai sehari-hari. Saat berkunjung ke swalayan, pasar, atau mungkin salon. Memang tidak semua tempat ada tukang parkirnya, tapi dari beberapa tempat tersebut kita pasti sering mengalami yang namanya tukang parkir tak kasat mata saat kita baru datang dan muncul tiba-tiba saat kita akan pergi. Beberapa tukang parkir bahkan tidak menggunakan rompi atau seragam yang menegaskan bahwa mereka adalah tukang parkir. Sehingga kita kesulitan mengira-ngira apakah di tempat yang kita datangi tersebut memiliki tukang parkir.
ADVERTISEMENT
Jika semua tukang parkir memiliki kode etik, seharusnya mereka memberikan jasanya untuk memberikan arahan pada orang yang sedang memarkirkan kendaraannya. Jadi, tidak hanya muncul saat orang yang parkir akan pergi dan mendapat bayarannya. Berbicara mengenai biaya parkir juga cukup menarik sepertinya, mayoritas untuk kendaraan roda dua biasanya sebesar seribu rupiah. Tapi tak jarang juga yang diberikan uang dua ribu tidak memberikan kembalian, padahal di beberapa tempat sudah ada keterangan parkir roda dua sebesar seribu rupiah. Tidak begitu masalah memang karena bukan nominal yang begitu besar, tapi kejujuran dari pekerjaan itu yang membuat sebagian orang menjadi kesal.
Profesionalisme bisa datang karena sudah lama menekuni pekerjaannya dan begitu mendalami apa yang ia kerjakan. Sedangkan kode etik, agaknya tidak perlu ada panduan atau pengawasan kalau semua orang sudah paham dan mengerti betul tanggungjawabnya dalam pekerjaan. Karena pada dasarnya kode etik adalah standar-standar attitude yang harus dimiliki seseorang baik dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. Masalahnya ada pada attitude yang tidak disadari atau dimiliki oleh semua orang. Kebanyakan masih menganggap enteng mengenai attitude dan bertingkah semaunya sendiri.
ADVERTISEMENT
Jadi intinya seberapa penting kah standarisasi dan kode etik profesi? Sangat penting, karena apa yang kita berikan pada konsumen atau klien itulah yang akan menjadi keuntungan untuk diri kita sendiri. Kepuasan dari pelanggan merupakan bentuk kesuksesan kita dalam bekerja. Apalagi jika ada feedback yang kita terima, selain memotivasi diri sendiri tentu dapat memberikan dampak positif pada orang lain yang se-profesi dengan kita.
Last but not least, yuk sama-sama kita mulai aja dulu! Kembangkan potensi diri, perbaiki attitude, perluas pengetahuan, semuanya kita mulai dengan mengenal dan menghargai diri sendiri. Selesai dengan diri sendiri, secara naluriah kita pasti akan menerapkan apa yang kita lakukan untuk diri sendiri pada orang lain. Karena dengan memahami diri sendiri dan menghargai diri sendiri kita akan tersadar bahwa orang lain pun memiliki keinginan yang sama dengan kita, yaitu yang terbaik untuk dirinya.
ADVERTISEMENT
Firstly, love yourself dude!