Kekayaan Budaya: Beragam Kesenian Lokal Desa Timpik Yang Bersejarah

Mentari Laila Arvi
Mahasiswa ILMU SEJARAH UNNES
Konten dari Pengguna
4 April 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mentari Laila Arvi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto bersama Bapak Warsito, salah satu tokokh penting dalam kesenian Desa Timpik. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama Bapak Warsito, salah satu tokokh penting dalam kesenian Desa Timpik. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Timpik merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang memiliki luas wilayah 7.244.634.500 m2 dengan jumlah penduduk sebesar 5.334 jiwa menurut data disdukcapil tahun 2020. Mayoritas pekerjaan masyarakat desa ini adalah petani dan rata-rata pendidikan mayoritas penduduk adalah SD/Sederajat. Desa Timpik memiliki potensi alam yang didukung oleh lahan perkebunan dan iklim stabil, memiliki situs bersejarah, kesenian, serta pariwisata yang menarik. Pendudukan di Desa Timpik memiliki jiwa seni yang bisa dibilang tinggi, hal ini dapat dilihat dari berbagai kesenian yang ada di Desa Timpik, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif lagi.
Berbincang-bincang bersama Bapak Warsito mengenai kekayaan budaya di Desa Timpik. Sumber: Dokumentasi pribadi.
Di salah satu dusun Desa Timpik, yaitu tepatnya Dusun Bogo, terdapat kesenian yang eksis, yaitu Wayang Orang, nama keseniannya Badoyo. Menurut Pak Warsito, salah satu tokoh yang berperan aktif dalam bidang kesenian di Desa Timpik, wayang orang adalah seni yang identik dengan seni tari klasik dan kesenian wayang orang adalah kesenian yang bisa dibilang rumit. Para sesepuh di Dusun Bogo sendiri banyak yang dulunya berperan atau berpartisipasi dalam kesenian ini, namun untuk sekarang sudah tidak aktif. Saat wayang orang tidak eksis di Dusun Bogo, masyarakat beralih ke kesenian Kuda Lumping atau Reog, tetapi hanya bertahan selama 1-2 tahun.
ADVERTISEMENT
Terdapat juga seni yang masih aktif sampai sekarang di Dusun Bogo yaitu Karawitan. Di Dusun Bogo terdapat beberapa kelompok Karawitan yang terdiri dari berbagai rentang usia, dari siswa sekolah dasar hingga lansia. Beberapa kelompok Karawitan yang eksis adalah Sekar Melati dan Wedotomo.
Sementara itu, di Dusun Sumber terdapat kesenian yang namanya Angguk. Angguk Alhidayah di berbagai daerah ada yang menyebutnya dengan seni Kuntulan. Angguk adalah seni tari yang sampai sekarang masih eksis dan identik dengan seni Islami. Iiringan Angguk adalah lagu-lagu, sholawat, dan syair-syair pujian. Di sela-sela kegiatan kesenian ini, ada atraksi-atraksinya akrobatik yang ditampilkan.
Kemudian ada juga kesenian lain yang cukup eksis sampai sekarang yang Reog itu di Dusun Gedangan, tetapi sebenarnya tidak mendarah daging di Gedangan. Banyak tokoh-tokoh atau role pemainnya dari luar. Tapi meskipun begitu, kesenian ini sudah cukup sudah eksis, dengan nama Seni Reog Sekar Jati Husodo, mengkiblat dari seni-seni daerah Boyolali atas dan kadang pemain-pemain juga ambil dari sana.
ADVERTISEMENT
Kesenian-kesenian yang ada di Desa Timpik sangatlah beragam, fakta bahwa masih banyak kelompok-kelompok kesenian masyarakat yang aktif menunjukkan bahwa masyarakat Desa Timpik memiliki jiwa seni yang kuat. Hal tersebut adalah sesuatu yang mengagumkan karena meskipun di tengah era modern, masyarakat Desa Timpik masih aktif berperan dalam melestarikan kesenian tradisional yang tak ternilai harganya.