Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Andai Aku Punya Ibu Mertua
19 Februari 2020 14:08 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mertua oh mertua! Bagi sebagian orang, hubungan dengan mertua mungkin jadi sumber drama. Namun ada juga yang justru rindu figur ibu mertua yang absen dalam hidupnya. Yuk simak kisah Faisah, ibu dua anak yang hanya diam mendengarkan saat teman-temannya curhat tentang konflik dengan ibu mertua.
ADVERTISEMENT
—-
Aku ingat saat pertama kali dikenalkan ke bapak mertuaku. Dia terlihat lebih tua dari usianya, tampak dari guratan keriput di sekitar mata. Uban di rambutnya juga sudah banyak, tak seperti ayahku di rumah yang masih tampak segar, padahal usia mereka tak jauh berbeda.
Lalu ku amati caranya berpakaian. Kemejanya terlihat kusut karena tidak disetrika. Salah satu kancing kemejanya bahkan lepas. Entah kenapa aku jadi sedih melihat calon bapak mertuaku itu.
Ya, saat itu aku dan suamiku belum menikah. Suamiku bekerja di luar kota sehingga tak bisa sering-sering mengunjungi bapaknya. Bapak hanya tinggal berdua dengan adik laki-laki suamiku. Ibu mertuaku meninggal sekitar lima tahun sebelum kami menikah.
Kasihan bapak mertuaku. Sudah tidak ada istri yang merawatnya. Kurasa memang ada perbedaan antara laki-laki yang masih bersama istri dan yang tidak. Nada bicaranya juga terdengar sedih, seperti ada yang hampa dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
Saat teman-temanku curhat sedang kesal dengan ibu mertuanya, jujur saja aku merasa iri. Aku iri, ingin tahu rasanya diomeli ibu mertua. Saat aku bilang begitu, biasanya mereka langsung rolling-eyes dan berkata, “percaya deh punya ibu mertua itu rempong. Justru kamu harus bersyukur!”
Big no. Seharusnya mereka yang bersyukur.
Ya, aku iri dengan mereka. Apalagi ada temanku yang cerita bisa shopping atau ke salon bareng dengan ibu mertuanya. Ada yang lebih akrab dengan ibu mertua daripada ibu sendiri.
ADVERTISEMENT
Kadang aku berpikir, semua sifat baik suamiku juga hasil didikan ibunya. Suamiku tidak pernah bicara kasar, kalau marah pun hanya diam. She did a good job raising him.
Terima kasih ibu mertuaku. Andai aku bisa belajar langsung darimu. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Faisah, atau pengalaman lain yang terkait mertua? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar!
Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]