Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Ketika Mertua dan Besan Punya Hubungan Spesial
3 Juni 2020 15:53 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
—
Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Meski bukan anak sulung, aku lah yang paling pertama menikah. Kakak laki-lakiku ikhlas “dilangkahi” karena masih mengejar jabatan impian di kantornya.
Lewat pernikahanku, orang tuaku punya pengalaman pertama memiliki besan. Sejak awal kenalan, lamaran, hingga kini pernikahanku jalan 2 tahun, ayah dan ibu selalu super ramah ke ibu mertuaku.
Orang tuaku nggak pernah sungkan untuk mengajak ibu mertua pergi bareng. Entah itu cuman makan bersama, liburan ke luar kota, atau bahkan mengantar ibu mertua pulang kampung. Bukan ibu mertua yang minta, tapi ayah ibuku yang inisiatif duluan.
Nggak hanya sering pergi bareng, orang tuaku dan mertua juga sering saling kirim makanan. Ibuku yang mengawali. Ibuku kirim ayam betutu, ibu mertua balas pakai rawon. Ibuku kirim es oyen, ibu mertua balas pakai es pisang ijo. Untung rumah mereka masih kota, jadi nggak berat di ongkir.
Tentu aku senang melihat orang tuaku rukun dengan besannya. Yang awalnya nggak ada hubungan darah, kini benar-benar terlihat seperti keluarga . Pernah suatu kali aku tanya alasan kenapa ayah ibuku begitu baik ke mertua.
ADVERTISEMENT
“Ibu mertuamu kan single mother. Kasihan kalau kemana-mana sendirian. Toh mobil kita jarang penuh, nggak ada ruginya ngajak ibu mertuamu,” jawab ayahku.
“Sama besan sendiri masa nggak boleh baik? Justru harus akrab, biar ibu mertuamu nggak macam-macam sama kamu. Hahaha,” kelakar ibuku.
Mungkin pernyataan ibuku ada benarnya. Sejak awal, ibu mertua memang selalu ramah kepadaku. Setiap aku berkunjung ke rumahnya, selalu disuguhi makanan macam-macam. Ibu mertua juga cukup terbuka, banyak cerita, dan sering tanya kabar ayah dan ibuku.
Teman-temanku sering curhat ibu mertuanya pada nyinyir. Telat hamil , dikomentari. Melahirkan caesar, dikritik. Kasih anak susu formula, dinyinyirin. Alhamdulillah, ibu mertuaku nggak begitu.
Aku jadi berpikir, apa mungkin ibu mertua selalu baik ke aku karena orang tuaku juga selalu ramah kepadanya? Kalau memang iya, aku juga nggak keberatan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ini bisa jadi solusi bagi teman-temanku yang kurang rukun dengan mertuanya. Coba deh bilang ke ayah ibu, tolong lebih perhatian ke besan. Ajak jalan bareng, liburan bareng, makan bareng.
Kalau sudah akrab begitu, mana mungkin mertua nggak luluh? (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Dilla? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]