Konten dari Pengguna

Nasib Punya Mertua Super Irit

Mertua Oh Mertua
Curhatan, keluh kesah, dan kisah cinta tentang mertua. Banyak drama di antara kita.
30 Mei 2020 11:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengatur keuangan. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mengatur keuangan. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Numpang di rumah mertua berarti harus siap mengikuti aturan dan gaya hidup yang diterapkan mertua. Itulah yang dikeluhkan Dian, ibu anak satu yang pusing karena punya mertua yang super irit. Simak curhatannya.
ADVERTISEMENT
Sejak aku hamil 7 bulan hingga kini anakku berusia 1 tahun, kami menumpang di rumah orang tua suamiku. Ayah mertuaku yang menyarankan, karena nggak tega melihatku apa-apa sendiri di kontrakan.
Suamiku sering kerja sampai larut malam. Bahkan weekend pun kadang masih bekerja. Setuju dengan saran ayahnya, suami akhirnya memboyong aku keluar dari kontrakan dan kembali ke rumah masa kecilnya.
Ada satu masalah yang bikin aku nggak nyaman di sana, yaitu ibu mertuaku terlalu irit. Beberapa aturan menurutku bikin ribet hanya karena ibu mertua terbiasa berhemat. Aturan itu nggak cuma diberlakukan ke aku, tapi ke semua penghuni rumah.
Contoh misalnya, aku pernah ditegur ibu mertua hanya karena kurang rapat menutup keran air. Keran masih menetes meski sangat kecil alirannya.
ADVERTISEMENT
“Kalau kerannya nggak rapat, itu meteran PDAM-nya jalan terus. Bayarnya nanti mahal!” tutur ibu mertua.
Selain itu, aku juga pernah ditegur gara-gara lupa mematikan lampu saat keluar kamar. Boros listrik, katanya. Maklum dong kalau aku sampai lupa, kan aku masuk keluar kamar bawa bayi!
Dok: Giphy
Ada juga aturan yang aneh. Ibu mertua melarang kami pakai mesin cuci kalau cuciannya cuma sedikit. Mending dikucek tangan biar hemat air dan listrik, katanya. Heran banget, kan? Punya teknologi yang memudahkan tapi nggak dipakai!
Aku nggak paham kenapa ibu mertua berusaha irit segitunya. Toh tagihan air dan listrik sejak dulu suamiku yang bayar. Suami juga masih memberi uang bulanan untuk belanja dan keperluan lain kepada ibu mertua. Tapi kok gini amat?
ADVERTISEMENT
Pernah aku menduga mungkin ibu mertua sebenarnya kecapekan mengurus rumah. Akibatnya, dia meluapkan emosi dengan menegur kami untuk terus berhemat.
Buat mengatasinya, aku usul agar kami mempekerjakan asisten rumah tangga. Selain buat bersih-bersih rumah, ART juga bisa bantu aku menjaga si kecil. Kurasa kami memang sedang butuh. Suamiku pun setuju.
Tapi sayangnya, ibu mertua yang menolak mentah-mentah.
“Kamu baru punya anak satu aja kok butuh ART? Kan boros!” tuturnya.
Aduuuh serba salah banget aku tuh. Sedikit sedikit dibilang boros. Kenapa sih ibu mertua nggak bisa santai sedikit dan menikmati hidup?
Apa lagi yang bisa aku lakukan agar hidupku lebih mudah di rumah mertua? (sam)
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Dian? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: [email protected]
ADVERTISEMENT