Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Suami Sering Sakit, Aku Dimaki-Maki Mertua
31 Oktober 2020 12:45 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat suami atau istri sedang sakit, sudah pasti pasangan jadi sedih. Tapi yang dirasakan Emy berkali-kali lipat galaunya. Pasalnya, ibu mertua menyalahkan Emy karena suaminya jadi sering sakit setelah menikah. Ikuti ceritanya.
ADVERTISEMENT
—
Waktu suamiku belum menikah sama aku, dia pernah mengalami yang namanya GERD atau penyakit asam lambung akut. Saat itu dokter bilang kalau dia harus ngurangin makan pedes, kecut, terlalu berlemak, dan menghindari stres .
Tak lama berselang, kami menikah dan membangun rumah tangga. Tujuh bulan sudah kami lalui. Sejak menikah memang suami bandel banget dan selalu minta dimasakin masakan kesukaannya, pempek palembang atau coto makassar. Gitu terus nggak bosen-bosen.
Kedua makanan ini jelas asem dan kalau coto lumayan berminyak dan berlemak. Belum lagi sama tambahan sambelnya, ugh, emang sih pedes, tapi nikmat. Tapi, sejak suamiku kena GERD sebelumnya, makanan ini jadi pemicu sakitnya dia.
Padahal berkali-kali aku udah ngingetin kalau jangan makan 2 masakan itu dulu. Tunggu sampe nanti-nanti kalau sudah jarang kambuh. Nah, dasar suamiku, dia mah ngancem nggak mau makan kalo jarang dimasakin 2 masakan itu.
ADVERTISEMENT
Suami Sukanya Makan Pedas, Aku yang Dimarahin Mertua
Kalaupun mau dimasakin menu lain, dia mintanya ayam geprek sambel level pedes mampus. Nah lho, aku juga jadi ikutan mampus kalo dia kumat kumat sakit lagi. Karena nebus obatnya itu loh nggak murah. Minimal bisa dapet nge-DP handphone keluaran terbaru. Amsyong.
Khawatirnya lagi, akhir-akhir ini suamiku bisa kambuh tiap 2 minggu sekali. Nggak masuk kerja lagi. Kerjaannya numpuk lagi. Alhasil sekali dia masuk, harus lembur-lembur karena hutang kerjaan kemarin yang terbengkalai. Stres kan jadinya. Kumat sakit lagi. Gitu terus kayak bundaran HI.
Aku juga mulai panik dong. Eh, belum kelar panikku, ibu mertua yang jenguk suamiku ngomel-ngomel. Duh, ribet lagi deh.
“Aduh Jefry, kamu tuh kok bisa kayak gini sih. Dulu kamu nggak pernah sakit sama sekali. Telat makan seharian juga nggak masalah. Sekarang dikit-dikit ke dokter”, ibu mertuaku nyerocos.
ADVERTISEMENT
Suamiku mah takut sama mamanya. Dia cuman diam doang sambil pasang tampang lemah.
“Habisnya Ma, dia sering bandel. Sambel, kuah cuko, nasi coto, itu terus yang dimasukin ke perut. Gimana perutnya nggak demo!”, sambarku.
“Ya kudunya kamu itu nggak ngasih yang begituan Emy! Sudah tau suaminya punya sakit, terus aja dicekokin sama racun”, mama mertuaku mulai nyolot.
Duh, masakanku dibilang racun. Jujur aku emosi banget. Aku kan kerja juga, terus harus masak 2 kali sehari. Masih aja salah. Padahal aku juga udah mewanti-wanti suami supaya nggak makan makanan pemicu sakitnya.
“Pokoknya kalo sampai Jefry kumat lagi GERD-nya, Mama bakal suruh Jefry tinggal di rumah Mama seterusnya!”, ancam mama mertua.
ADVERTISEMENT
“Yah nggak bisa gitu dong ma! Itu bukan salahku sepenuhnya. Mas Jefry sendiri yang nggak mau makan kalo nggak menu yang pedes-pedes”, balasku.
Aduh suasana makin memanas. Aku langsung lari ke teras saking jengkelnya. Aku berusaha nenangin diri. Jelas ini bukan salahku, tapi kenapa aku terus yang disalahin?!
Kira-kira apa reaksi kalian jika di posisi aku?
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Emy? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: [email protected].