Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Membangun Kota yang Sehat Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
25 Februari 2024 0:24 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era urbanisasi yang pesat saat ini, kota-kota di seluruh dunia menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam memastikan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Hal tersebut juga menjadi perhatian kota-kota di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, dengan kerjasama lintas sektor dan lintas batas, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan lingkungan perkotaan yang mendukung kesehatan bagi semua penduduknya.
Tulisan sederhana ini akan mengeksplorasi peran penting pemangku kepentingan dalam membangun kota yang sehat, didukung oleh data dan analisis dari berbagai lembaga.
Data dari Multi Health Institute (MHI) menunjukkan bahwa setiap orang yang tinggal di daerah perkotaan memiliki potensi untuk mendapatkan kehidupan berkualitas lebih tinggi dalam lima tahun ke depan. Hal ini merupakan tambahan sekitar 20 miliar hingga 25 miliar tahun hidup berkualitas di tingkat global.
Pertumbuhan populasi kota yang terus meningkat, dengan lebih dari separuh populasi global saat ini tinggal di perkotaan, menunjukkan bahwa kota-kota menjadi pusat strategis untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pemangku kepentingan di berbagai sektor, termasuk perusahaan swasta, pemerintah, lembaga filantropis, pengusaha, dan masyarakat sipil, memiliki pengaruh besar dalam menentukan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan masyarakat di kota-kota besar. Kolaborasi antara pemangku kepentingan ini menjadi kunci dalam mengembangkan solusi-solusi yang holistik dan terkoordinasi untuk masalah-masalah kesehatan yang kompleks.
Data dari berbagai kota besar, seperti Paris, London, Nairobi, dan Singapura, menunjukkan dominasi sejumlah kecil pemain dalam sektor tertentu, seperti supermarket. Kekuatan pengaruh dari pemangku kepentingan ini memperlihatkan bahwa kemitraan dengan mereka dapat menjadi strategi efektif dalam mempromosikan perubahan positif untuk kesehatan masyarakat.
Misalnya, di Paris, lebih dari 20% pegawai bekerja di sektor publik, dengan sepuluh rumah sakit yang memenuhi 65% kapasitas rumah sakit. Di London, 86% supermarket dijalankan oleh empat jaringan besar. Sementara itu, di Nairobi dan Singapura, 90% supermarket dioperasikan oleh lima jaringan supermarket. Di samping itu, hanya lima perusahaan terbesar di 12 kota yang dirujuk dalam Gambar di bawah ini yang memiliki total pendapatan tahunan sebesar $600 miliar.
Meskipun kota-kota menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tantangan yang dihadapi juga tidak sedikit. Kesenjangan dalam hasil kesehatan antara berbagai wilayah perkotaan menunjukkan adanya ketidaksetaraan dalam akses dan kualitas layanan kesehatan, serta faktor-faktor lingkungan dan sosial lainnya yang memengaruhi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Namun, ada peluang besar untuk mengatasi tantangan ini melalui inovasi, kolaborasi lintas sektor, dan pemberdayaan komunitas. Intervensi khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kota juga dapat menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang mendukung kesehatan bagi semua penduduknya.
Data menunjukkan bahwa urbanisasi yang pesat sering kali menyebabkan kemiskinan perkotaan, dimana pertumbuhan populasi melebihi infrastruktur dan dukungan. Pada tahun 2020, satu dari empat penduduk perkotaan tinggal di permukiman informal atau permukiman kumuh, yang berarti lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia hidup dengan hambatan seperti terbatasnya akses terhadap makanan sehat dan layanan dasar.
Inisiatif Kota Sehat di Indonesia
Inisiatif Kota Sehat di Indonesia merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perkotaan. Dengan melibatkan kerjasama antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor terkait, proyek percontohan Kota Sehat telah diterapkan sejak tahun 1998.
ADVERTISEMENT
Proyek tersebut awalnya melibatkan enam kota dan bupati (bupati) dari enam provinsi di Indonesia, dengan tujuan menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, aman, dan sehat. Melalui konvensi nasional, pendekatan Kota Sehat diadopsi sebagai strategi untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional "Indonesia Sehat 2010".
Pemerintah pusat memberikan dukungan dengan menerbitkan peraturan bersama yang menetapkan konsep Kota/Kabupaten Sehat di Indonesia dan membantu mendefinisikannya. Dengan sembilan pilar utama, termasuk keterlibatan aktif masyarakat dan pemimpin lokal, inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan di seluruh kota dan kabupaten.
Meskipun mengalami penurunan partisipasi pada tahun 2021 karena fokus pada penanggulangan COVID-19, upaya untuk menjadikan Kota Sehat sebagai bagian integral dari pembangunan kota dan kesehatan masyarakat terus berlanjut.
ADVERTISEMENT
Menyongsong Masa Depan Kota yang Sehat
Dalam era yang semakin urbanisasi ini, penting bagi kita untuk menghadapi masa depan dengan visi yang jelas tentang kota yang sehat. Kolaborasi lintas sektor dan lintas batas, serta keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan, merupakan kunci untuk menciptakan kota-kota yang memberikan kesejahteraan bagi semua penduduknya.
Tantangan kesehatan yang kompleks di kota-kota besar membutuhkan solusi yang inovatif dan terkoordinasi. Dengan memanfaatkan data dan analisis yang tersedia, kita dapat mengidentifikasi area-area prioritas untuk intervensi yang lebih efektif.
Langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, memperbaiki kualitas lingkungan, dan mempromosikan gaya hidup sehat di kalangan masyarakat perkotaan akan menjadi investasi yang berharga untuk masa depan kota yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan itu, penting untuk tidak hanya berfokus pada peningkatan kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental dan kesejahteraan sosial. Menyediakan lingkungan yang inklusif dan mendukung, serta memperkuat ikatan sosial di antara penduduk kota, akan membantu menciptakan komunitas yang kuat dan berdaya tahan terhadap tantangan yang dihadapi.
Dengan tekad yang kuat dan komitmen bersama dari semua pihak, kita dapat merancang masa depan yang lebih baik bagi kota-kota kita. Mari bersama-sama membangun kota yang sehat, berkelanjutan, dan ramah lingkungan untuk generasi yang akan datang.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)