Tanggung jawab Negara-negara G20 Mengurangi Emisi

Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Malang melintang di dunia perbankan sejak tahun 1990, dan 15 tahun diantaranya bergabung dengan sebuah Bank Syariah terbesar di Indonesia yang merupakan grup perbankan papan atas, membuat Merza siap sharing knowledge dan experience-nya.
Konten dari Pengguna
2 Maret 2024 16:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peralihan fokus ke iklim yang berkelanjutan merupakan langkah yang sangat penting mengingat tantangan besar yang dihadapi oleh dunia dalam mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Mengurangi emisi CO2 dan mengelola limbah secara efektif adalah dua aspek utama yang perlu diperhatikan dalam upaya mencapai keberlanjutan lingkungan.
Upaya mencapai keberlanjutan lingkungan, sumber gambar: Merza Gamal
Faktanya, laporan dari Badan Energi Internasional (IEA= International Energy Agency) menekankan perlunya tindakan cepat dalam mengurangi emisi CO2, terutama dari sumber-sumber bahan bakar fosil, jika kita ingin mencapai target yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menunjukkan bahwa tanggung jawab untuk mengurangi emisi sebagian besar berada di tangan negara-negara G20 dan bahwa pendanaan yang adil juga diperlukan bagi negara-negara yang paling terdampak.
Selain itu, penting juga untuk mengelola limbah dengan lebih baik, mengingat proyeksi bahwa timbulan sampah global akan meningkat di masa depan. Inisiatif seperti proyek pembersihan limbah berbahaya di Amerika Serikat menunjukkan langkah-langkah konkret yang diambil untuk mengatasi masalah ini.
Dengan memperhatikan lokasi-lokasi yang historisnya kurang terlayani dan mempercepat pekerjaan di situs-situs Superfund, langkah ini juga mencerminkan upaya untuk memastikan keadilan lingkungan bagi komunitas yang mungkin lebih rentan terhadap dampak lingkungan.
Selain itu, adanya perubahan cuaca yang ekstrem, seperti suhu Februari yang tinggi, menyoroti pentingnya tindakan untuk mengatasi perubahan iklim. Peningkatan suhu yang drastis dapat memiliki dampak yang signifikan, mulai dari perubahan musim bunga yang tidak teratur hingga masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, fokus yang berkelanjutan terhadap iklim harus mencakup upaya konkret dalam mengurangi emisi, mengelola limbah dengan lebih baik, dan mengatasi dampak perubahan iklim yang sudah ada. Hal ini membutuhkan kerjasama global dan komitmen yang kuat dari semua pihak untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut demi keberlangsungan hidup planet ini.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam pernyataannya yang dikutip Reuters (Jumat, 1 Maret 2024) menyoroti pentingnya tanggung jawab negara-negara G20 dalam mengurangi emisi karbon dan mengatasi dampak perubahan iklim. Mengingat bahwa negara-negara G20 secara kolektif menyumbang sekitar 80% dari total emisi, mereka memegang peran sentral dalam upaya global untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
Guterres menekankan perlunya keadilan iklim, termasuk dalam hal pendanaan yang adil bagi negara-negara berkembang untuk bisa melindungi diri dari dampak perubahan iklim. Ini penting karena negara-negara berkembang seringkali memiliki keterbatasan sumber daya dan teknologi untuk menghadapi tantangan lingkungan ini, sementara mereka juga cenderung menjadi korban utama dari dampak tersebut.
Menuju Net Zero 2050, file Merza Gamal
Negara-negara Karibia khususnya telah lama menyerukan konsep reparasi iklim, termasuk pembayaran dana "kerugian dan kerusakan" oleh negara-negara maju kepada negara-negara yang rentan terhadap dampak bencana iklim. Selain itu, mereka juga berjuang dengan masalah utang yang tinggi, yang memperburuk kemampuan mereka untuk mengatasi krisis iklim dan tanggap darurat lainnya.
ADVERTISEMENT
Guterres juga menyoroti pentingnya tanggapan internasional terhadap konflik yang memburuk dan krisis kemanusiaan di Haiti, menegaskan bahwa saatnya bagi dunia untuk mengakui bahwa banyak negara di Amerika Latin dan Karibia telah menjadi korban dari sistem keuangan internasional yang tidak adil dan perubahan iklim yang tidak terkendali.
Pertemuan puncak tersebut memberikan kesempatan bagi pemimpin dunia untuk membahas solusi konkret dalam mengatasi tantangan ini, termasuk langkah-langkah untuk memperkuat kerjasama internasional dalam mengurangi emisi, menyediakan pendanaan yang lebih adil, dan mendukung negara-negara yang paling terdampak oleh perubahan iklim. Semua ini menunjukkan perlunya tindakan bersama yang lebih kuat untuk mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan dan mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
Perlu kita pahami, meskipun tanggung jawab utama mungkin terletak pada negara-negara G20 dan pemerintahan dunia, kita sebagai individu juga memiliki peran yang signifikan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Langkah-langkah sederhana seperti mengurangi konsumsi energi, menggunakan transportasi yang ramah lingkungan, mendaur ulang, dan mendukung produk-produk yang diproduksi secara berkelanjutan dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi jejak karbon kita secara individual.
Selain itu, mendidik diri sendiri dan orang lain tentang pentingnya perlindungan lingkungan dan cara-cara untuk berkontribusi dapat membentuk kesadaran kolektif yang lebih kuat terhadap isu-isu lingkungan.
Dengan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Semangat kolaborasi dan komitmen untuk bertindak adalah kunci dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, dan hanya dengan bersatu kita dapat mencapai tujuan bersama untuk menjaga planet ini menjadi tempat yang aman dan sehat bagi semua makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)