Pertumbuhan Ekonomi Semu atau Akhiri Resesi

Ranny M
Pranata Humas di Kementerian Perindustrian
Konten dari Pengguna
7 Agustus 2021 18:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ranny M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia Akhiri Resesi
Infografis Pertumbuhan Ekonomi (Sumber : BPS)
Kamis (5/8) Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia. Angka 7,07% disebut sebagai angka pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2021 secara year on year.
ADVERTISEMENT
Dengan capaian ini, ekonomi Indonesia akhirnya mampu keluar dari masa resesi. Diketahui bahwa Indonesia mengalami kontraksi 4 kali berturut-turut sejak kuartal II 2020.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2021 ini tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Hal ini juga mencatatkan rekor pertumbuhan triwulanan tertinggi sejak Krisis Subprime Mortgage, bahkan lebih tinggi dari negara peers.
Airlangga juga membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dicapai selama tiga bulan ke belakang ini dengan sejumlah negara tetangga yang lebih rendah. Angka ini lebih tinggi dari negara tetangga seperti India 1,6%, Vietnam 6,6%, Korea Selatan 5,69%, dan Jepang minus 1,6%.
Sektor Pendorong Pertumbuhan
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama adalah pertumbuhan ekonomi di mitra dagang Indonesia yang tumbuh positif, seperti Korea Selatan, China, Uni Eropa, Amerika dan beberapa negara lain.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, kinerja ekspor dan impor juga bagus, tumbuh sekitar 50% dan 45%. Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh sektor konsumsi yang tumbuh sekitar 5%, investasi tumbuh sekitar 8%, dan pertanian tumbuh sekitar 0,3-0,5%.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai garda terdepan dalam sektor industri juga menyampaikan datanya. Dikutip dari rilis resmi Kemenperin memaparkan bahwa kontribusi sektor industri manufaktur memegang peran yang cukup signifikan, yakni 17,34% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada kuartal II tahun 2021. Pada periode ini, sektor manufaktur sendiri mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,91%.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (Sumber : kemenperin.go.id)
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita juga menambahkan bahwa kinerja ekspor sektor manufaktur pada periode Januari-Juni 2021 tercatat sebesar USD81,06 Miliar. Jumlah ini mendominasi 78,80% total ekspor nasional yang mencapai USD102,87 Miliar. Terjadi surplus pada neraca ekspor-impor periode tersebut sebesar USD8,22 Miliar.
ADVERTISEMENT
Catatan baik juga ditorehkan dengan peningkatan investasi di sektor ini. Pada Januari hingga Juni 2021, investasi sektor manufaktur tercatat sebesar Rp167,1 triliun atau naik 28,94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam pernyataannya pun menambahkan bahwa selain base effect tahun lalu, ada faktor-faktor lain yang menunjang pemulihan kuartal II 2021. Faktor tersebut antara lain momentum Ramadhan dan Idul Fitri serta kebijakan pemerintah untuk mendukung daya beli masyarakat lewat program bantuan sosial, insentif ongkir belanja online, diskon listrik dan relatif terkendalinya inflasi yang mendorong konsumsi masyarakat.
Apa Kata Para Pakar
Kepala Center of Industry, Trade, and Investment (INDEF) Andry Satrio Nugroho menilai pertumbuhan ekonomi 7,07% tersebut merupakan pertumbuhan yang semu. Sebab, capaian yang jadi basis pembanding memang sedang mengalami kontraksi cukup dalam yaitu minus 5,32%.
ADVERTISEMENT
Dalam rilis persnya, INDEF juga menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia masih belum kembali ke kondisi normal. Jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan sebelum pandemi (2018-2019). Kuartal II hanya tumbuh 3,87%.
Di tempat terpisah, Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 7,07% good but not good enough. Ia menyebut bahwa pemulihan ekonomi Indonesia masih lambat dibandingkan Negara lain. Kecepatan Indonesia hanya sekitar 14%.
Faisal menambahkan bahwa Negara yang paling cepat recovery adalah Singapura, Uni Eropa, Filipina, Amerika Serikat dan China. Indonesia hanya lebih cepat dari Vietnam. Tetapi Vietnam tidak bisa dibandingkan tidak pernah mengalami resesi selama pandemi.
Sementara itu, Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, kenaikan pertumbuhan ekonomi kali ini di luar prediksi. Namun, pencapaian pertumbuhan ekonomi ini tidak berpengaruh terhadap penciptaan lapangan kerja dan penurunan angka kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data BPS, angka pengangguran hampir menembus angka 9,77 juta. Dengan bertambahnya angka pengangguran, memicu naiknya jumlah penduduk miskin yang mencapai 10,19%.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
Dimulainya PPKM sejak bulan Juli akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal III mendatang. Ditambah pula dengan angka kasus harian covid-19 yang lebih tinggi dari kuartal II, kenaikan jumlah kasus kematian, serta keterbatasan kegiatan yang mempengaruhi pendapatan dan belanja masyarakat.
Menperin Agus Gumiwang menyampaikan bahwa pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 3-4% pada kuartal III dan 4-5% di kuartal IV 2021. Ia menambahkan bahwa target tersebut bisa tercapai apabila vaksinasi untuk sektor industri, termasuk pekerja industri, bisa berjalan dengan baik.
Senada dengan pemerintah, INDEF juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III sekitar 3-4%. Ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi akan kembali melambat.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kontroversi angka 7,07% antara keluar dari resesi atau hanya angka semu, paling tidak narasi ini dapat memunculkan optimisme. Seperti disampaikan oleh Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta, Sarman, bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 ini minimal memberikan efek psikologis kepada pelaku usaha.
Sarman menyebut bahwa dengan demikian kita sudah mampu keluar dari resesi ekonomi dan memiliki rasa optimisme bahwa ekonomi akan cepat pulih dan akan bangkit kembali menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas
Untuk itu mari kita dukung upaya pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tetap jalani protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi.