Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perayaan St. Patrick's Day dan Diaspora Irlandia
22 Maret 2018 13:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Mia Padma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suasana parade St. Patrick's Day di Dublin, Irlandia (foto: www.hotpress.com)
ADVERTISEMENT
Beberapa hari lalu Irlandia merayakan hari raya mereka, St. Patrick’s Day yang jatuh pada tanggal 17 Maret setiap tahunnya. Hari raya ini memiliki gaung besar di tingkat global, dirayakan di banyak negara dan bahkan ikut dirayakan oleh orang-orang yang tidak berasal dari Irlandia. Suasana perayaan St. Patrick’s Day akan selalu dipenuhi nuansa warna hijau dengan orang-orang yang memakai kostum Leprechaun, berjenggot merah dan berhiaskan semanggi berdaun tiga. Semuanya adalah hal-hal yang identik dengan negara Irlandia, the emerald isle.
Sebenarnya agak sulit memahami keunikan St. Patrick’s Day. Hari raya tersebut adalah yang terbesar bagi orang-orang Irlandia, namun ia bukanlah hari kemerdekaan negara tersebut. Meskipun terdapat kaitan dengan orang suci Santo Patrick, namun ketenaran hari raya tersebut melebihi arti religiusnya. Terlebih lagi, perayaan ini tidak terasa eksklusif hanya bagi orang-orang Irlandia saja, terbukti dari banyaknya orang juga ingin ikut berpesta merayakan hari tersebut. Lucunya hal ini jarang terjadi dengan perayaan spesifik milik negara lain. Sebagai contoh, Brasilia juga terkenal dengan karnival tahunannya, namun berbeda dengan St. Patrick’s Day, parade di Brasil tidak diselenggarakan di kota-kota lain di dunia. Jadi apa yang membuat hari raya St. Patrick’s Day begitu terkenal? Hal ini ternyata perlu dikaitkan dengan diaspora Irlandia di dunia, khususnya Amerika Serikat.
Kerumunan orang yang merayakan St. Patrick's Day di depan Temple Bar, salah satu pub paling terkenal di Dublin (Foto: www.lonelyplanet.com)
ADVERTISEMENT
St. Patrick’s Day pada awalnya adalah hari peringatan kematian Santo Patrick pada abad ke-5. Salah satu mitos yang paling terkenal mengenai Santo Patrick adalah bahwa ia mengusir seluruh ular dari pulau Irlandia sehingga tidak ada satupun ular dapat ditemui disana. Namun sebenarnya Santo Patrick adalah biarawan patron bangsa Irlandia yang menjadi orang suci karena telah membaptis puluhan ribu orang yang sebelumnya memeluk aliran kepercayaan pagan. Karena kaitannya dengan agama, maka orang-orang Irlandia memiliki tradisi untuk memperingati hari kematiannya dengan cara mengikuti misa di gereja pada pagi hari dan berkumpul dengan keluarga, seperti selayaknya bangsa-bangsa lain merayakan hari raya keagamaan mereka. Namun perbedaannya, perayaan St. Patrick’s Day di masa modern sekarang lebih identik dengan parade, tarian, perayaan dan pesta.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang menarik dari St. Patrick’s Day yaitu bahwa selain di Irlandia, hari raya ini pada awalnya dirayakan di Amerika Serikat. Perlu diketahui bahwa pada awal abad ke-19 lebih dari satu juta orang Irlandia bermigrasi ke Amerika Serikat untuk meninggalkan penjajahan Inggris yang membawa bencana kelaparan di negaranya. Mereka pergi menuju Amerika Serikat untuk memulai kehidupan baru dan membawa tradisi mereka. Tercatat bahwa sekitar abad ke-18, para imigran Irlandia yang rindu akan kampung halamannya mulai merayakan St. Patrick’s Day secara besar-besaran di Boston, Massachusetts. Boston memang salah satu kota dengan jumlah diaspora Irlandia terbesar di dunia. Kebiasaan perayaan ini kemudian diikuti dengan pelaksanaan parade St. Patrick’s Day pertama di New York, Amerika Serikat pada tahun 1762.
ADVERTISEMENT
Dari sini kita bisa melihat bagaimana citra bangsa Irlandia mulai dikenal secara lebih internasional berkat peran diaspora Irlandia di negara-negara lain. Meskipun penduduk Irlandia hanya berjumlah sekitar 4,5 juta jiwa di negaranya sendiri, namun di berbagai belahan dunia jumlah mereka mencapai puluhan juta. Di Amerika Serikat saja, di tahun 2016 tercatat sekitar 33 juta orang mengaku memiliki hubungan kekerabatan atau keturunan Irlandia. Tujuh kali jumlah populasi negara yang sebenarnya! Jumlah tersebut tentunya membawa keuntungan tersendiri bagi promosi Irlandia.
Leprechaun, karakter dari dunia dongeng Irlandia, menjadi maskot dalam parade di Belfast, Irlandia Utara (foto: www.belfastcentral.co.uk)
Setiap tahunnya pariwisata Irlandia kedatangan puluhan ribu turis yang khusus datang untuk menjadi bagian dari perayaan St. Patrick’s Day di negara aslinya. Kantor-kantor berita Irlandia mencatat perayaan tahun ini di Dublin diikuti oleh sekitar 500.000 penonton termasuk turis-turis asing. Dapat dibayangkan pemasukan untuk akomodasi, drink and dine dan souvenir. Tidak hanya di negara asalnya, St. Patrick’s Day tahun ini dirayakan di banyak kota dunia, bahkan termasuk Dubai dan Kairo. Sementara itu National Retail Federation and Prosper Insights and Analytics, lembaga survey retail Amerika Serikat mengindikasikan bahwa konsumen Amerika Serikat mengeluarkan sekitar $5.9 milyar dollar untuk merayakan St. Patrick’s Day di tahun 2018 ini. Angka-angka yang fantastis untuk satu negara berpenduduk kurang dari lima juta orang.
ADVERTISEMENT
Bagi suatu bangsa, memiliki satu hal khusus yang identik dengan negara itu akan membantu mempopulerkannya ke tingkat internasional. Terlebih dengan promosi besar. Secara tidak langsung keinginan diaspora Irlandia untuk mengobati kerinduan akan tanah airnya dengan memperingati St. Patrick’s Day dua ratus tahun lalu berakibat pada meluasnya popularitas hari raya tersebut hingga saat ini dan bahkan menjadi alat promosi bangsa yang menarik dan tidak ada duanya. Tentu kita berharap di masa yang akan datang diaspora Indonesia bisa terus memperkenalkan Indonesia dan turut serta memperindah citra Indonesia di mata dunia.
***