Pasca Terbentuk, Ini Rencana Bisnis Holding BUMN Tambang

4 Desember 2017 16:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fajar Harry Sampurno. (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fajar Harry Sampurno. (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
ADVERTISEMENT
Holding BUMN Pertambangan resmi terbentuk pada 29 November 2017. PT Inalum menjadi induk holding dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk sebagai anggota holding.
ADVERTISEMENT
Pasca terbentuk, holding BUMN tambang pertama-tama melakukan konsolidasi dulu. Bersamaan dengan itu, holding juga harus mempersiapkan diri mengakuisisi 41% saham PT Freeport Indonesia yang sekarang sedang dinegosiasikan oleh pemerintah
"Sekarang Inalum akan konsolidasi dengan 3 BUMN tambang untuk membuat rencana jangka panjang. Kedua, kita (pemerintah) masih melaksanakan proses negosiasi divestasi saham freeport. Ini fokus sampai 2 bulan ke depan," ungkap Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno saat ditemui di Kementerian BUMN, Senin (4/12).
Holding juga dibentuk untuk mendorong hilirisasi industri pertambangan di dalam negeri. Salah satunya adalah gasifikasi batu bara.
"Di PTBA ada yang belum bisa kita wujudkan sejak beberapa tahun belakangan, yaitu gasifikasi batu bara. Ibu Menteri (Rini Soemarno) ingin batu bara diproses menjadi listrik, kemudian diproses menjadi gas untuk pupuk dan petrokimia. Tujuannya hilirisasi batu bara. Sudah 6 tahun, mudah-mudahan sekarang jalan. Gasifikasi mau kita dorong cepat," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, produksi alumina untuk bahan baku aluminium pun didorong. "Bahan baku alumina akan dilakukan Antam dan Inalum. Sekarang kita ekspor bauksit mentah lalu kita impor alumina. Kita ekspor bauksit 1 dolar AS, lalu impor alumina 8 dolar AS. Artinya nilai tambah 8 kali lipat terjadi di luar negeri," Fajar menuturkan.
Pembentukan holding diharapkan dapat mendorong kerja sama erat antar BUMN tambang. Fajar menyebut pembangunan smelter feronikel milik Antam di Buli, Halmahera Timur sebagai contoh. PTBA akan membangun PLTU berkapasitas 80 MW untuk memasok listrik ke smelter tersebut.
"Yang langsung jalan, di Halmahera Antam lagi bangun smelter nikel. Listriknya disuplai dari PTBA. Jadi kolaborasi, bukan sinergi tahap awal lagi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT