3 Langkah Bantu Teman yang Mengalami Kekerasan dalam Pacaran

19 Oktober 2018 14:53 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan. (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Kekerasan dalam pacaran bisa terjadi pada siapa saja. Kalau bukan terjadi padamu, mungkin teman dekatmu sedang mengalaminya. Baik itu berupa kekerasan fisik, kekerasan verbal, maupun kekerasan seksual.
ADVERTISEMENT
Walau bukan sepenuhnya urusanmu, tak ada salahnya membantu teman terdekat yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran. Menurut American Psychological Association kamu bisa melakukan tiga langkah ini untuk membantu temanmu.
1. Bicara padanya
Tataplah gebetan kamu saat sedang bicara (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tataplah gebetan kamu saat sedang bicara (Foto: thinkstock)
Seseorang yang mengalami kekerasan dalam pacaran sering merasa bahwa mereka tidak bisa bicara kepada orang lain. Termasuk kepadamu, teman dekatnya.
Jika kamu telah melihat gelagat bahwa temanmu mengalami kekerasan tersebut, ada baiknya kamu bicara lebih dulu. Katakan bahwa kamu peduli dengan keselamatannya sehingga ia tak lagi merasa sungkan untuk bercerita tentang masalahnya.
2. Dengarkan dia
Com-Dengarkan Keluhannya (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Com-Dengarkan Keluhannya (Foto: Thinkstocks)
Jika temanmu memutuskan untuk bercerita perihal masalah hubungannya kepadamu, maka kamu harus mendengarkannya dengan serius. Itu artinya dia sudah percaya kepadamu.
Berikan respons bahwa kamu mendukungnya dan mempercayainya. Jangan pernah menganggap cerita temanmu sepele dan kamu berakhir membeberkan informasi tak perlu mengenai cerita tersebut kepada teman-teman yang lain.
ADVERTISEMENT
3. Panggil bantuan
ilustrasi konsultasi dengan psikolog (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi konsultasi dengan psikolog (Foto: Thinkstock)
Kekerasan dalam pacaran tidak hanya bisa diselesaikan dengan hanya mencurahkan rasa sakit yang telah dialami. Hal itu bisa menenangkan tapi tak betul-betul menyelesaikan masalah.
Jika perlu, diskusikan pada temanmu tentang langkah selanjutnya untuk mengonsultasikan masalah kekerasan pacaran kepada orang dewasa yang kira-kira bisa menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya, ke Guru Bimbingan Konseling atau ke orang tua.