Adrian Woolfe, Sosok di Balik Acara TV Who Wants To Be A Millionaire

15 Desember 2020 13:00 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adrian Woolfe di Opportunity Behind A Valuable IP dok ICON 2020
zoom-in-whitePerbesar
Adrian Woolfe di Opportunity Behind A Valuable IP dok ICON 2020
ADVERTISEMENT
Acara tv Who Wants To Be A Millionaire sempat menjadi fenomena global di awal 2000-an. Bahkan nilai Intellectual Property (IP)-nya mencapai USD 1 miliar atau setara Rp 14 triliun.
ADVERTISEMENT
Adrian Woolfe adalah salah satu sosok di balik kesuksesan itu. Di 1996, ia bergabung dengan perusahaan produksi, Celador, sebagai kepala divisi pengembangan.
Dia juga menjadi bagian dari tim kreatif yang mengembangkan format acara tv tersebut.
Setelah sukses tayang di 1998, setahun kemudian dibentuklah Celador International untuk mengatur penggunaan dan menjaga IP Who Wants To Be A Millionaire di luar negeri.
Woolfe membangunnya dari awal sebagai Managing Director. Ia merintis acara itu sebagai brand global dan menciptakan strategi baru di dunia hiburan, yang hingga kini jadi standar untuk Big Brother, Idol, X-Factor, sampai Got Talent.
Di bawah kepemimpinannya, Celador mengatur lisensi dan hak IP Who Wants To Be A Millionaire secara langsung di 107 negara.
ADVERTISEMENT
Hasilnya tak main-main, pada dua tahun pertama acaranya menghasilkan USD 750 juta atau setara Rp 10 triliun. Di 2001, Who Wants To Be A Millionaire jadi game di handphone yang paling banyak dimainkan hingga mencapai 100 juta pengguna.
Kesuksesan ini diraih setelah Woolfe menegosiasikan format hingga perjanjian lisensi dengan perusahaan penyiaran besar di lebih dari 60 negara. Ia juga melakukannya untuk acara hits You Are What You Eat di 19 negara, dan Brainiest di 16 negara.
Who Wants To Be A Millionaire dok ICON 2020
Di 2018, Woolfe mendirikan Studio 1 bersama Claudia Rosencrantz yang dikenalnya sejak 20 tahun lalu lewat Who Wants To Be A Millionaire.
Studio 1 adalah perusahaan produksi dan distribusi terintegrasi yang mengembangkan format tanpa skrip, dan menyasar jaringan siaran Over the Top (OTT).
ADVERTISEMENT
Produk pertamanya adalah LIT, sebuah program berita hiburan yang diluncurkan pada Juli 2000. LIT disiarkan secara langsung selama sejam setiap Senin-Jumat. Tapi ambisinya pada tiga tahun ke depan, akan berubah menjadi acara 24 jam nonstop yang beroperasi di seluruh dunia.
LIT juga sedang didiskusikan dengan banyak platform besar lainnya, dan telah berkolaborasi sama Kaskus Indonesia.

Adrian Woolfe Jadi Pembicara di ICON 2020

Adrian Woolfe dan Mochtar Sarman di Opportunity Behind A Valuable IP dok ICON 2020
Adrian Woolfe mengisi sesi Opportunity Behind A Valuable IP di ICON 2020. Bersama CEO Machali Sports International, Mochtar Sarman, ia membicarakan kisah sukses di balik Who Wants To Be A Millionaire sampai kunci membangun IP yang sukses.
ICON 2020 digelar pada 14-18 Desember 2020 dan dapat disaksikan secara eksklusif di Kaskus TV mulai pukul 14.00 WIB. Tiap sesi dapat ditonton berulang kali dalam kurun waktu seminggu.
ADVERTISEMENT