Berawal dari Hobi, 3 Mahasiswa ITB Sukses Jadi Juara di Garena Game Jam

31 Januari 2025 13:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kompetisi Garena Game Jam 2025 diikuti 130 peserta dari berbagai daerah. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kompetisi Garena Game Jam 2025 diikuti 130 peserta dari berbagai daerah. Foto: Istimewa
Tiga mahasiswa ITB—Muhammad Jafar Fadli, Luzhanifa Savina Yasmine, dan Izzah Imani—sukses meraih juara pertama Garena Game Jam 2025 di Surabaya. Berawal dari hobi bermain game, mereka tak menyangka bisa mengalahkan ratusan peserta lainnya.
Meski tak berharap lebih, perjalanan tim yang dinamai Flying Dutchman ini justru membawa ketiganya menuju podium juara. Dalam sambutannya, Luzhanifa Savina, mengatakan, kemenangan yang mereka raih berkat kerja sama yang solid dan peran masing-masing dalam anggota tim.
"Aku nggak nyangka teamwork kita bisa se-smooth ini. Padahal kurang tidur dan harus menjaga ego masing-masing," kata Savina.
Jafar mengungkapkan bahwa mereka sempat memiliki perbedaan pandangan dalam merancang konsep game. Meski satu angkatan di ITB, ketiganya berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
Namun, Jafar justru melihat perbedaan itu sebagai kekuatan yang membuat kolaborasi mereka semakin menarik. Ia berasal dari Fakultas Teknik Telekomunikasi, Savina dari Fakultas Rekayasa Hayati (Bio-engineering), dan Izzah dari Desain Komunikasi Visual.
Menariknya, bukan Jafar yang berlatar belakang teknik yang menjadi pemimpin tim, melainkan Izzah. Sebagai "manajer dadakan," Izzah memastikan pemrograman, efek suara, dan visual tetap selaras dengan konsep awal yang mereka rancang.
"Fun sih kerjainnya. Walaupun beda fakultas, kami punya kesamaan: sama-sama suka game. Dan di Garena Game Jam ini, hubungan kita bukan sekadar pertemanan saja, tapi juga bisa jadi tim yang serius bikin game," tambah Savina.
Mereka mengembangkan game bernama Rottasella (kursi roda), bergenre puzzle platformer. Pemain akan mengendalikan karakter atau ikon dengan melewati berbagai rintangan dan keterbatasan, namun menggunakan dua tombol sesuai tantangan yang ditetapkan panitia.
"Kami ingin pemain bukan hanya sekadar melewati rintangan, tapi juga berpikir. Misalnya, ada balok dan duri, tapi kita bikin supaya tantangan ini nggak cuma soal melompat ke kanan atau kiri, tapi juga memecahkan puzzle. Dengan keterbatasan tombol, pemain dipaksa berpikir kreatif," ucap Izzah.
Izzah melanjutkan, game yang mereka rancang juga tidak hanya memberikan rintangan tapi juga mengajak pemain untuk berpikir.
“Contoh ada game lompat balok, ada duri-duri. Tapi kita ngegabungin melalui rintangan ini, bagaimana caranya melalui rintangan nggak cuma lompat kanan kiri. Dengan 2 buttons ini kan jadi ada limitasi, nah bagaimana keterbatasan itu, player mikir kan gimana solved problem-nya,” kata dia.
Muhammad Jafar Fadli, Luzhanifa Savina Yasmine, dan Izzah Imani saat mempresentasikan game buatan mereka ke para juri. Foto: Istimewa
Karena itu, bagi mereka, kemenangan ini bukan hanya soal hadiah semata. Izzah menyebut Garena Game Jam menjadi pengalaman dan pembelajaran mereka untuk membangun relasi dengan tim atau peserta yang lain.
Dengan waktu 48 jam yang diminta menciptakan sebuah game, mereka belajar tentang pentingnya disiplin dalam mengerjakan suatu proyek.
“Kebetulan juga dari kampus kita (ITB) support banget, orang tua juga tahu kita berangkat ke Surabaya. Waktu kemarin pas bikin game selama 48 jam paling ditanyain sudah makan apa belum (sama orang tua), sama jangan lupa salat,” tutur Izzah.

Garena Game Jam Ajang Kompetisi Dan Networking Developer Muda Di Tanah Air

Garena Game Jam: Back For Round 2 di Surabaya hadir atas kolaborasi dukungan dan kerja sama Garena Indonesia dengan Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, serta Asosiasi Game Indonesia (AGI). Perhelatan tahun ini bertema 2 Buttons dan diikuti 130 peserta dari berbagai daerah.
Country Head Garena Indonesia, Hans Saleh, menyampaikan, Garena Game Jam kini telah menjadi acara tahunan yang dinantikan para developer game muda Indonesia. Acara ini menjadi ajang berkompetisi, saling terhubung, dan membangun networking.
Kehadiran Garena Game Jam merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Garena untuk terus berkontribusi terhadap perkembangan ekosistem industri game lokal.
“Garena bangga menjadi perusahaan game global pertama yang menghadirkan Game Jam di Indonesia sebagai wadah kompetisi dan networking bagi developer muda. Kali ini, kami membawa Garena Game Jam ke Surabaya dengan semangat yang sama, sejalan dengan komitmen kami untuk mendukung perkembangan talenta muda di industri game. Saya berharap acara ini dapat menginspirasi kolaborasi lintas stakeholder untuk menciptakan lebih banyak peluang dan ruang kolaborasi bagi para developer game muda di Indonesia,” ucap Hans.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio