Di Inggris, Cangkir Kopi Sekali Pakai Dikenakan Biaya

18 Januari 2018 20:24 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cangkir kopi  (Foto:  Instagram/@bonbondecadence)
zoom-in-whitePerbesar
Cangkir kopi (Foto: Instagram/@bonbondecadence)
ADVERTISEMENT
Para politisi di Inggris ingin pemerintah memperkenalkan retribusi “latte” 25p seharga 33 sen atau setara Rp 6.100 pada cangkir kopi sekali pakai yang banyak digunakan saat kamu memilih untuk membawanya ke rumah. Hal ini dilakukan untuk meghilangkan limbah cangkir kopi yang banyak bertebaran di Inggris.
ADVERTISEMENT
Anggota parlemen juga mengatakan bahwa jika penggunaan cangkir daur ulang enggak membaik secara drastis hingga tahun 2023, maka mereka akan melarang penggunaan cangkir ini sepenuhnya. Retribusi ini diusulkan dalam sebuah laporan baru yang ditulis oleh Komite Audit Lingkungan yang menyatakan bahwa banyak peminum kopi yang menganggap bahwa cangkir sekali pakai ini banyak didaur ulang.
Laporan tersebut juga mengatakan bahwa cangkir kopi sekali pakai tersebut dibuat dari kertas yang dilapisi dengan plastik. Plastik ini yang membuat kertas mampu menahan air kopi. Namun, masalahnya adalah plastik yang menempel pada kertas tersebut enggak bisa dilepas oleh para pendaur ulang.
Sekalipun para konsumen kopi ini menempatkan sampah cangkir kopi di tempat sampah daur ulang, saat ini enggak ada cara yang bisa dilakukan untuk mendadur ulang limbah cangkir tersebut.
ADVERTISEMENT
“Inggris membuang sebanyak 2,5 miliar cangkir kopi sekali pakai tiap tahun, cukup untuk mengelilingi planet bumi sebanyak lima setengah kali,” kata Mary Creagh MP, Ketua Komite Audit Lingkungan yang dikutip dari Mashable.
Ia juga menambahkan kalau hampir enggak ada produsen cangkir kopi dan distributor yang mengambil tindakan untuk memperbaiki kondisi ini. Menurut Creagh, retribusi latte pada cangkir kopi takeaway akan menghapus sebagian dari beban keuangan pemerintah daerah dan dewan pembayar pajak.
Banyak warga Inggris yang enggak setuju atas pajak 25p ini. Mereka lebih memilih untuk mengganti kemasan kopi takeaway dibanding memungut retribusi.
“Hampir setengah dari semua kopi dan minuman panas lainnya dijual dalam gelas sekali pakai dan jumlah kedai kopi meningkat empat kali lipat sejak tahun 2000,” tutur Mary Creagh.
ADVERTISEMENT