Digitalisasi Keuangan Mikro, Fintech Asal Bali Dapat Dana Awal dari 500 Global

16 Agustus 2024 19:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dana investasi dari investor. Foto: vivianamana/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dana investasi dari investor. Foto: vivianamana/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perusahaan platform pinjaman untuk lembaga keuangan mikro (LKM), Djoin, berhasil mengumpulkan pendanaan awal dari perusahaan modal ventura multi-tahap, 500 Global.
ADVERTISEMENT
Investasi strategis ini akan memungkinkan Djoin untuk mempercepat strategi go-to-market, memperbesar tim untuk mendukung permintaan yang meningkat, memperluas kemampuan platform pinjaman, dan mencapai wilayah baru di seluruh Indonesia.
“Mayoritas orang mengenal Bali karena pariwisatanya runtuhnya industri ini selama pandemi COVID-19 mendorong generasi technopreneur lokal baru dan munculnya ekosistem inovasi yang dinamis,” ungkap CEO dan co-founder Djoin, Indra Adhi Suputra.
“Dengan memberdayakan lembaga keuangan mikro melalui teknologi yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional mereka, kami berharap untuk dapat membangun komunitas yang lebih kuat dan lebih tangguh di Indonesia," imbuhnya.
Lebih dari 50% masyarakat Indonesia tidak memiliki akses menyeluruh atau sama sekali ke layanan perbankan, dan mereka sangat bergantung pada lembaga keuangan mikro, terutama koperasi simpan pinjam.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti bank konvensional yang melayani pelanggan di kota-kota besar, koperasi simpan pinjam menjangkau daerah pedesaan dan terpencil yang melayani setengah dari populasi negara ini.
Djoin menyediakan platform teknologi perbankan menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan mereka. Layanan mereka mencakup sistem perbankan untuk membantu LKM dan anggota mereka dalam menyetor, menarik, menerima, mengirim, dan memantau transaksi.
Lalu, sistem keputusan kredit untuk meningkatkan proses penjaminan kredit LKM, dan produk penyaluran pinjaman untuk menjembatani pemberi pinjaman, LKM, dan anggota.
Antarmuka berbasis data dari Djoin secara signifikan meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan manajemen pinjaman, mengurangi kredit bermasalah, dan mendorong stabilitas keuangan untuk lembaga keuangan mikro.
Solusi inovatif ini memberdayakan lembaga keuangan mikro untuk beroperasi lebih efisien dan memungkinkan mereka untuk pada akhirnya menawarkan pembiayaan kepada komunitas yang kurang terjamah dengan suku bunga yang lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Pendekatan ini membantu menutup kesenjangan pembiayaan sebesar 140 miliar dolar AS, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif untuk negara ini.
“Untuk mengikutsertakan seluruh Indonesia dalam ekonomi yang terus berkembang, kita perlu menggunakan teknologi. Koperasi simpan pinjam telah melayani banyak komunitas yang tidak memiliki akses perbankan, penggunaan Djoin untuk membantu mereka berkembang dapat memungkinkan lebih banyak lagi untuk negara ini,” jelas Khailee Ng selaku Managing Partner di 500 Global
Djoin memfasilitasi penyaluran pinjaman lebih dari Rp 700 miliar (35 juta dolar AS) pada 2023. Tim ini berhasil mengakuisisi lebih dari 80 klien lembaga keuangan mikro di Bali, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur, serta berperan penting dalam mengurangi rata-rata kredit bermasalah mereka (NPL) sebesar 52% dari tahun 2022 hingga 2023.
ADVERTISEMENT
Djoin dipimpin oleh I Wayan Indra Adhi Suputra, Farzikha Soerono, dan I Putu Takumi Wijaya. Para co-founder ini memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman gabungan di industri koperasi, keuangan, dan teknologi.
Bersatu oleh visi inklusivitas keuangan, misi mereka sejalan dengan visi Mohammad Hatta tentang koperasi sebagai soko guru perekonomian berbasis Pancasila di Indonesia.
Merangkul gotong royong dan Pancasila, komitmen Djoin tercermin dalam misi mereka: "Pinjaman Berkualitas, Koperasi Naik Kelas".