Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Drive In Cinema Lagi Tren, Ini 11 Fakta Menarik di Baliknya
31 Agustus 2020 21:01 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, sebenarnya ini bukan kali pertama Indonesia punya drive in cinema. Yap, sebelumnya pernah digelar di Pantai Binaria, Ancol, pada 1970.
Bahkan, lokasi ini pernah menjadi drive in terbesar di Asia! Cool abis!
Tapi, beberapa tahun kemudian usaha tersebut dinilai enggak terlalu menguntungkan, sehingga diganti menjadi pusat perbelanjaan.
Meski kini drive in cinema mulai kembali populer di seluruh dunia, ada beberapa hal yang sudah dilupakan atau bahkan enggak pernah diketahui banyak orang, lho.
Apa aja, ya? Simak, nih, fakta tentang drive in cinema seperti dikutip dari Woman's Day.
Lokasi Pertama Drive In Cinema
Drive in cinema pertama kali dibuka di Camden, New Jersey, Amerika Serikat pada 6 Juni 1933. Namun, karena enggak mendapat keuntungan, akhirnya dijual setelah tiga tahun beroperasi.
ADVERTISEMENT
Terinspirasi dari Seorang Ibu
Konsep teater terbuka yang memungkinkan orang-orang menonton film dari mobil ini merupakan ide dari Richard Hollingshead. Ternyata, ia mendapat ide dari ibunya yang merasa kalau kursi bioskop kala itu enggak nyaman. Jadi, melalui drive in cinema ini, ia berharap penonton bisa merasa nyaman di dalam mobil masing-masing.
Biaya untuk Menggelar Drive In Cinema Pertama
Saat pertama kali dibuka pada 1933, drive in cinema membutuhkan biaya awal sebesar USD 30 ribu atau sekitar Rp 400 juta.
Alternatif Kencan yang Murah
Dulu, tiket masuk drive in cinema termasuk murah. Di Amerika Serikat, harganya hanya 25 sen per mobil dan 25 sen per orang. Hal ini membuat banyak pasangan memilih drive in cinema menjadi salah satu alternatif kencan yang enggak menghabiskan uang.
ADVERTISEMENT
Punya Sebutan yang Berbeda
Ternyata penyebutan teater ini dulunya berbeda, lho. Sebelum istilah drive in cinema atau drive in theater digunakan, banyak yang menyebut sebagai park in theaters.
Populer Setelah Perang Dunia II
Puncak popularitas drive in cinema ini terjadi setelah berakhirnya Perang Dunia II. Pada 1950-1960 semakin menjamur, dengan jumlah sekitar empat ribu teater di seluruh Amerika Serikat. Banyak juga, ya, gaes!
Drive In Cinema Terbesar
Selama masa keemasannya, salah satu drive in cinema terbesar terletak di Copiague, New York, Amerika Serikat. Teater ini bernama All-Weather-Drive-In yang berdiri pada 20 April 1957. Di dalamnya tersedia tempat parkir yang bisa memuat 2.500 mobil dan memiliki taman bermain. Selain itu, ada pula restoran dengan pelayanan yang lengkap.
ADVERTISEMENT
Audio dari Speaker Portabel
Pada awal munculnya drive in cinema, penonton dapat mendengarkan audio film melalui speaker portabel. Mereka cukup memarkirkan mobil di samping penyangga speaker dan menjepitkan satu bagian ke jendela mobil.
Namun, karena kualitas suaranya kurang baik, pemutaran filmnya dibatasi. Film yang dinilai bagus oleh studio Hollywood hanya diperbolehkan tayang di bioskop.
Tren Drive In Cinema
ADVERTISEMENT
Saat drive in cinema mencapai masa keemasan di Amerika Serikat pada 1950, enggak butuh waktu lama untuk tren ini menyebar ke luar negeri. Negara-negara di Eropa seperti Prancis juga antusias dengan pengalaman drive in cinema sepanjang tahun '60-an.
Drive In Cinema Enggak Hanya untuk Mobil
Enggak hanya untuk pemilik mobil, ada juga teater yang dibuat untuk pilot pesawat, lho. Pada 1948, teater fly-in drive-in pertama dibuat di New Jersey, Amerika Serikat. Teater ini memiliki ruangan yang memuat hingga 25 pesawat dan 500 mobil.
ADVERTISEMENT
Drive In Cinema Terbesar di Dunia
Meskipun belum dibuka, Lighthouse 5 di Eustis, Florida, Amerika Serikat akan menjadi drive in cinema terbesar di dunia, lho. Teater ini bakal memiliki lima layar dan menawarkan tempat parkir RV. Selain itu, fasilitas lain yang disediakan adalah restoran, pusat perbelanjaan, hingga area camping. Wah, seru banget!
Laporan: Alexa Birgitta