Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Gadis Sampah di Inggris, Superhero yang Pungut Sampah Saat Sekolah
3 Januari 2019 13:24 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:19 WIB

ADVERTISEMENT
Terkadang kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar enggak selalu berbanding lurus dengan penerimaan yang ada di masyarakat. Hal positif yang dilakukan kadang justru mendapat cercaan, hinaan, dan perundungan.
ADVERTISEMENT
Dilansir BBC, setiap hari Nadia berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya agar bisa memunguti sampah yang diangkut menggunakan keranjang sepedanya. Ia mulai memunguti sampah di satu sisi jalan saat berangkat, dan membersihkan sisi jalan lainnya saat pulang.
Hingga umurnya yang kini menginjak 13, ia sudah mengumpulkan total 1.100 liter sampah dari gerakan pungut sampah ini. Kira-kira, banyaknya sampah itu setara dengan 40 tong sampah dapur yang terisi penuh.
Meski diejek 'gadis sampah', Nadia mengaku enggak mau berhenti melakukan gerakan peduli lingkungan itu. Ejekan 'gadis sampah' malah membuatnya merasa hidup bagai superhero. Gambar kartun tentang dirinya pun pernah digambar oleh Creative Nation untuk mengapresiasi Nadia.
ADVERTISEMENT
“(Aku) enggak akan berhenti melakukan hal yang benar hanya karena mereka (yang mengejek) dan jika mereka ingin memanggilku 'gadis sampah', mereka bisa panggil itu sebagai julukan kehormatan. Aku melakukan sesuatu untuk melindungi dunia yang mereka juga tinggali,” kata Nadia dilansir laman WWF.
Pada 2018 lalu, Nadia sempat didapuk menjadi duta gerakan Earth Hour WWF. Kontribusi nyatanya bagi lingkungan pun ingin ditularkan dengan membuat laman Team Trash Girl (Tim Gadis Sampah) di Facebook. Ia mengajak orang-orang untuk dapat memungut tiga buah sampah setiap hari.
Paula Sparkes, sang ibunda mengatakan bahwa putrinya ingin menyadarkan orang-orang mengenai sampah. Meski begitu, ia menyayangkan ejekan gadis sampah di sekolah Nadia terus menggema terhadap putrinya.
“Nadia selalu merasa sendirian saat memunguti sampah, dan membuat dia dulunya merasa berbeda. Namun ia menyadari bahwa semua pemungut sampah akan merasakan (ejekan) seperti itu,” ujar Paula dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat bangga kepadanya,” pungkas Paula.