Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Hasil Polling: 74,14% Pembaca kumparan Tidak Tertarik dengan Jasa Sewa Pacar
14 November 2022 12:20 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebanyak 74,14 persen pembaca kumparan tidak tertarik dengan jasa sewa pacar . Ini diketahui berdasarkan hasil polling yang dilakukan selama 29 Oktober 2022-14 November 2022.
ADVERTISEMENT
Terdapat 1.470 pembaca yang memberikan pendapatnya pada polling ini. Sebanyak 1.087 orang menyatakan tak tertarik dengan jasa sewa pacar yang sedang ramai baru-baru ini. Sementara, sebanyak 25,85 persen atau 382 orang tertarik dengan jasa ini.
Sebelumnya, tim kumparan sempat menjajal jasa sewa pria sebagai pacar di satu platform penyedia jasa yang ramai di Tiktok, yakni akun K (kanore_id). Akun tersebut memiliki lebih dari 118 ribu likes dari konten-konten review jasa rental kanojo dan kareshi–istilah Bahasa Jepang yang berarti pacar. Servis semacam akun K ini juga lumrah ditemukan di Facebook dan Twitter.
Harga yang dipatok untuk menikmati jasa sewa paca r online sebesar Rp 170 ribu untuk satu minggu. Klien akan dikenakan biaya tambahan untuk pap foto (Rp 40 ribu) dan video call (Rp 50 ribu). Lagi-lagi, akun K dalam situsnya mengingatkan larangan meminta foto atau video 18+.
ADVERTISEMENT
Sementara jasa kencan offline dipatok dengan harga Rp 250 ribu per 3 jam. Jika menginginkan sewa lebih lama, klien harus membayar Rp 320 ribu untuk 4 jam dan Rp 350 ribu untuk 5 jam. Jika klien butuh durasi lebih lama, maka harus siap dikenakan biaya double. Agar konsumen yakin ini jasa betulan bukan abal-abal, akun K menaruh sejumlah testimoni dari klien pada situsnya.
Sementara itu, menurut peneliti di Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada , Firya Abisono, menjelaskan ada batasan yang jelas antara pacar sewa dan prostitusi (seperti open BO) terutama dalam hal hubungan seksual antara penyewa dan pemberi jasa.
Menurutnya, dalam prostitusi tujuan yang ingin dicapai adalah pemenuhan hasrat seksual antara penyewa dan pemberi jasa. Bila memang ada afeksi yang diberikan di sela kegiatan utama, Firya menyebut itu hanyalah bonus.
ADVERTISEMENT
“Nah ini malah mungkin sebaliknya gitu ya kalau misalnya ada (hubungan seksual) consent-nya di antara keduanya. Pasar sewaan ini mungkin akan mengarah ke sana tapi sebenarnya intinya dari pacar sewaan ini adalah bukan hubungan seksual, selain kan prostitusi tujuannya itu,” ujarnya saat dihubungi kumparan, Kamis (27/10).