Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kenalan, yuk, dengan Perwakilan Indonesia untuk Google Science Fair!
29 Mei 2019 11:20 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:15 WIB

ADVERTISEMENT
Google menyelenggarakan Google Science Fair dan Google Code-In, kompetisi di bidang sains dan coding. Ternyata Indonesia mengirimkan perwakilan untuk Google Science Fair, lho!
ADVERTISEMENT
Kini para perwakilan dari Indonesia tersebut telah memasuki tahap penyisihan dari 100 finalis internasional. Untuk kompetisi Google Code-In, ada Reza Juliandri, siswa kelas 12 SMKN 5 Tangerang, yang menjadi salah satu dari 54 pemenang yang telah menyelesaikan 1.668 tugas coding sejak 2018.
Atas prestasinya ini, Reza bakal mengikuti acara penutupan kompetisi di California, Amerika Serikat, dan bertemu mentor serta ilmuwan dari kantor pusat Google.
Cowok yang udah mengenal dunia pemrograman sejak kelas 6 SD tersebut mengaku tertarik pada bidang programming berkat video game.
“Awalnya suka main game, terus aku iseng buka halaman inspect dari game. Kirain bisa buat game dari situ. Lama-lama keterusan dan jadi suka. Selanjutnya, aku pengin menguasai lebih dalam dunia pemrograman, dan mencoba artificial intellegence (AI),” ujar Reza, ditemui kumparan di Google Indonesia, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Selain Reza, ada Nicholas Patrick, siswa kelas 10 SMA Cita Hati Surabaya, dan Celestine Wenardy, siswi kelas 10 British School Jakarta. Nicholas dan Celestine berhasil masuk ke dalam 100 finalis internasional Google Science Fair, dan menjadi bagiain dari 34 finalis asal Asia Pasifik.
Celestine melakukan penelitian untuk menciptakan alat cek kadar gula darah bagi penderita diabetes di Indonesia. Kalau biasanya alat tersebut menggunakan darah untuk pengecekan, maka Celestine menciptakan alat cek kadar gula darah yang hanya membutuhkan suhu tubuh penggunanya.
“Harapan aku, proyek ini bisa direalisasikan dan dapat berguna bagi masyarakat Indonesia dan dunia untuk mengendalikan penyakit diabetes,” ucapnya.
Sementara, Nicholas Patrick ingin mengembangkan bakat dan minatnya dalam matematika lewat riset dengan program algoritma komputer, untuk mengukur volume dari sebuah bentuk yang enggak beraturan, seperti gunung.
ADVERTISEMENT
“Dengan metode ini, kita bisa cari volume potensial dari cadangan tambang suatu wilayah, atau setelah dilakukan scanning profil sebuah lembah, kita bisa tahu bendungan yang mau dibuat bisa memuat berapa kubik air, atau bahkan untuk mengetahui volume tumor dari MRI Scan,” terang Nicholas.
Wah, keren banget, ya, mereka? Sukses terus, ya, guys!
Reporter: Stefanny Tjayadi